tag:blogger.com,1999:blog-6546507446217203612024-03-14T16:33:32.309+07:00Hanna RidhaHanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.comBlogger112125tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-35123663762162910512021-11-14T10:10:00.045+07:002022-09-11T11:58:08.571+07:00Menulis di Karyakarsa<div>Beberapa waktu lalu, saya sudah membuat dua tulisan di <i>platform</i> lain, yaitu Karyakarsa. Niat awalnya karena iseng, tapi mungkin jauh di dalam hati sepertinya saya mulai bosan dengan blog. Terlebih banyak kreatornya yang sudah pindah berkarya di tempat lain. Entah tetap menulis, atau memulai hal baru.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://karyakarsa.com/hannardh" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="535" data-original-width="798" height="430" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs7EhE21LRgKi3E9outmJ4IsRy5KelxUHGX8TTosW9wREGR0hMXRLKyvHU9BGOc-Enme5cidri7kJ75ROx_du4NsWJiq0lFCi6oOspMARk2OOJnGK5t8t8MAZfxv1ntyVgnbUdJ4XPbt0/w640-h430/Menulis+di+Karyakarsa+hannardh+-+Hanna+Ridha+%2528ridhanna.blogspot.com%2529.png" width="640" /></a></div><br /><div>Media online di Indonesia sendiri dimulai oleh Majalah Tempo sekitar tahun 1996. Namun, pengguna blog di Indonesia mulai ramai rasanya diawali oleh Raditya Dika, yang berhasil membawa blognya menjadi sebuah buku dan film <i>(correct me if i’m wrong)</i>. Sejak saat itu, banyak anak muda yang ingin mengikuti jejaknya. Namun, tentu banyak yang belum berhasil, karena perjuangannya tidak mudah. Begitupun dengan saya.</div><br />Mulai <i>ngeblog</i> karena melihat yang lain terlihat asik saat berhasil membuat tulisan di blog, dan bisa berinteraksi langsung dengan para pembaca. Namun, sekarang saya memutuskan ingin mencoba menulis di media lain. Meskipun masih perlu banyak belajar, tapi menulis adalah salah satu cara saya bisa mengeluarkan apa yang dirasakan, dipikirkan, atau berpendapat tentang suatu hal dengan cukup tenang. Selain itu, memutuskan untuk menulis di Karyakarsa adalah tindakan untuk bisa <u><a href="https://karyakarsa.com/hannardh/memahami-makna-apresiasi-dan-menghargai">mengapresiasi</a></u> diri sendiri lebih baik.<br /><br /><i><b>Mengapa harus Karyakarsa?</b><br />Karya (n) - hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan).<br />Karsa (n) - kehendak; niat.<br /></i><br />Jujur, saya pun tidak bisa menjawabnya. Sebelumnya saya sangat yakin ingin menulis di <i>Medium</i>, tapi niat itu saya urungkan terlebih dahulu. <i>Mungkin lain kali?</i><div><i><br /></i><div>Namun, saya sudah lama mulai mencoba menulis di <i><u><b><a href="https://www.idntimes.com/hanna-ridha">Community IDN Times</a></b></u></i>, meskipun baru berhasil menerbitksan satu artikel, dan <i>Wikipedia</i> yang baru hanya menambahkan di tulisan orang lain sebelumnya.<br /><br />Sebenarnya saya tidak begitu pandai menulis, bahkan mengarang. Tetapi, rasa penasaran mengalahkan saya. Sehingga, saat saya mencari tau segala pertanyaan yang ada, saya mencoba mengungkapkannya kembali dalam sebuah tulisan. Sekaligus sebagai cara bisa memahami pikiran sendiri. Mungkin hal itu pula yang akan sering saya berikan di Karyakarsa.<br /><br />Namun, untuk ke depannya akan ada jenis konten seperti apa lagi saya belum bisa menjawabnya.</div><div><i>Bisa saja konten bernyanyi? Tentu tidak.</i><br /><br />Selain itu, saya lihat di media ini lebih banyak yang menghasilkan karya tulis fiksi ber-<i>genre</i> romansa, dan itu bukan salah satu keahlian saya. Sempat ingin saya bahas juga masalah ini. Pengaruh membawa pendukung di luar Karyakarsa juga cukup mengganggu pikiran saya yang masih berkembang secara organik. Tetapi saya akan coba menjaring tulisan-tulisan terbaik yang layak untuk dipublikasikan.<br /><br />Memang terlihat sulit, karena harus memulainya kembali dari awal dengan tantangan yang masih sama, yaitu <b>konsistensi</b>. Satu tantangan besar yang <i>mainstream</i> bagi para kreator. Namun, semoga saya bisa menghasilkan banyak tulisan, terutama yang bisa bermanfaat untuk orang lain.<br /><br /><i><b>Apa saja suka ga sukanya dari Karyakarsa?</b></i><br /><div>Saya suka dengan konsepnya, yang membantu memfasilitasi para kreator Indonesia mendapatkan apresiasi yang lebih layak. Jenis konten pun tidak dibatasi, bisa dengan menulis, menggambar, membuat animasi atau desain grafis, membuat lagu, <i>editing recipes</i>, dan konten eksklusif lainnya, dengan beragam bentuk juga (jpeg, doc, pdf, dll). Penikmat juga bisa sangat mudah mendukung teman-teman kreator dengan beragam bonusnya.<br /><br />Hal yang belum saya suka adalah dengan beberapa tampilannya. Meskipun terlihat sangat minimalis, tapi mungkin saya masih harus bisa menyesuaikan diri. Tetapi memang segala sesuatu itu tidak ada yang sempurna, selalu ada sisi pro dan kontra. Jadi, ini adalah sesuatu yang wajar.<br /><br />Untuk waktu yang akan datang mungkin saya akan lebih sering menulis di Karyakarsa terlebih dahulu, juga IDN Times untuk beberapa tulisan <i>feature</i>. <i>Bagaimana dengan blog ini? Mungkin akan ada waktu khususnya untuk diisi tulisan kembali.</i></div><div><br /></div><div>Jika teman-teman memiliki kritik dan saran yang bisa membuat tulisan saya lebih baik, saya akan sangat senang menerimanya. <br /><br />Dukung Hanna Ridha (@hannardh) di Karyakarsa yuk!</div><div><u><b><span style="color: #2b00fe;"><a href="http://karyakarsa.com/hannardh">http://karyakarsa.com/hannardh</a></span></b></u><br /><br />Terima kasih :)</div></div></div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-25347287082581128792021-05-30T20:00:00.144+07:002021-06-05T15:44:33.459+07:00Cerita Pengalaman Menerima Vaksin COVID-19<i><span style="font-family: times;"><u>Disclaimer/Peringatan:</u><br>Tulisan ini sepenuhnya berdasarkan opini pribadi sebagai orang awam, serta tidak bermaksud menyinggung siapapun. Mohon maaf jika ada hal-hal yang membuat teman-teman pembaca tidak nyaman. Saya harapkan teman-teman dapat bijak setelah membacanya, terima kasih. </span></i><br><br><span face="DDG_ProximaNova, DDG_ProximaNova_UI_0, DDG_ProximaNova_UI_1, DDG_ProximaNova_UI_2, DDG_ProximaNova_UI_3, DDG_ProximaNova_UI_4, DDG_ProximaNova_UI_5, DDG_ProximaNova_UI_6, "Proxima Nova", "Helvetica Neue", Helvetica, "Segoe UI", "Nimbus Sans L", "Liberation Sans", "Open Sans", FreeSans, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #494949; font-size: 14.4px;">—</span><br>Virus akan terus berkembang layaknya makhluk hidup, tapi sifatnya lebih banyak merugikan makhluk lain. Tidak seperti bakteri, ada jenis yang baik dan buruk. Sudah satu tahun lebih dunia diterpa oleh virus yang sampai saat ini masih belum ditemukan penangkalnya, Covid-19. Manusia paling banyak terkena pengaruhnya, dan lambat laun mereka terlihat lelah menghadapinya, tapi tidak pernah berhenti untuk mengatasinya. Sayangnya, masih saja ada yang mementingkan egonya sendiri tanpa mengikuti Protokol Kesehatan dengan berbagai alasan dan idealismenya masing-masing. <br><br>Saat ini, beberapa tenaga kesehatan di seluruh dunia sudah berhasil membuat vaksin untuk mencegah atau meminimalisir pengaruh infeksi virusnya. Vaksin sendiri berisi virus yang sudah dilemahkan dan berfungsi untuk membentuk antibodi atau kekebalan dalam tubuh manusia. Beragam vaksin sudah disebarkan, dari Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Johnson & Johnson, Sputnik, Moderna, dan masih ada beberapa vaksin yang masih dikembangkan dan diuji coba untuk kemudian diberikan kepada manusia agar aman.<div><br></div><div>Normalnya vaksin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa digunakan manusia. Dilansir dari <i><b><u><span style="color: #0b5394;"><a href="https://www.historyofvaccines.org/" target="_blank">The History of Vaccines</a>,</span></u></b> </i>butuh waktu sekitar 10-15 tahun lamanya. Namun, berbeda dengan vaksin Covid-19, karena kondisinya sangat darurat. Sehingga untuk penggunaannya, khususnya di Indonesia harus sudah memiliki izin Penggunaan Darurat atau <i>Emergency Use of Authorization</i> (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), serta sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).</div><div><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjthzywENh3atTXsSs99MKuN3bM9tm_uaqVoY_mY9VUHQIamfooRFNDG0EJQnHNv00RXyNmqSF_HgpZRO7Ur-QuQpMaawvaUMqOLWKZJ6NDGhIpFKkOxZBU63adqqUKFbYWyB9VaO41K8c/s1280/Cerita+Pengalaman+Menerima+Vaksin+COVID+19+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Vaksinasi COVID-19" border="0" data-original-height="854" data-original-width="1280" height="429" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjthzywENh3atTXsSs99MKuN3bM9tm_uaqVoY_mY9VUHQIamfooRFNDG0EJQnHNv00RXyNmqSF_HgpZRO7Ur-QuQpMaawvaUMqOLWKZJ6NDGhIpFKkOxZBU63adqqUKFbYWyB9VaO41K8c/w640-h429/Cerita+Pengalaman+Menerima+Vaksin+COVID+19+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" title="Vaksinasi COVID-19" width="640"></a></div><br><div>Saya sendiri sudah mendapatkan vaksin <i>CoronaVac</i> atau disebut juga Sinovac. Vaksin dari Negara China yang sudah disesuaikan dengan kondisi Indonesia oleh PT. Bio Farma. Jenis vaksin ini untuk setiap orang akan mendapatkan dua kali suntikan dengan jarak waktu minimal 30 hari. Kebetulan saya bekerja di bagian pelayanan publik, sehingga saya berkesempatan mendapatkan vaksin demi keamanan dan kenyamanan masyarakat serta membangun kepercayaannya. </div><div><br>Masih banyak pro kontra dengan adanya vaksin Covid-19 ini, begitupun dengan beragam opini dan teorinya. Jujur saya sendiri awalnya sangat takut divaksin, tapi menurut saya rasa takut itu hal yang wajar. Lambat laun semakin mencari info dan berpikir kritis, saya ubah niatnya menjadi ibadah. Membantu melindungi orang yang benar-benar tidak bisa divaksin, dan tentunya bisa meminimalisir tingkat penularan. <br><br>Saya mendapatkan dosis pertama dan dosis kedua kebetulan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dekat tempat kerja. Cukup membawa KTP dan Surat Tugas bersama rekan yang lain.</div><div><br></div><div>Awalnya kami dicek suhu, kemudian mengisi form identitas dan semacam kuesioner tentang kondisi badan masing-masing, kalau tidak salah dan tidak lupa untuk kondisi jangka waktu sekitar satu bulan terakhir. Namun, berdasarkan pengalaman pribadi, menurut saya proses <i>screening</i> yang berkaitan dengan form seakan hanya sebagai formalitas, karena tidak benar-benar dicek, hanya dialihkan satu sama lain dan melihat data identitas saja.<br><br>Setelah itu, diberikan nomor registrasi dan menunggu antrian. Pertama, sebelum divaksin dicek terlebih dahulu tekanan darah, kemudian ditanya mengenai riwayat penyakit, juga kondisi sedang hamil atau tidak. Apabila tekanan darah sedang tinggi, dipersilahkan untuk menunggu dan istirahat sejenak, jika masih tinggi vaksinasi ditunda terlebih dahulu dan datang lagi dilain hari. Bagi ibu hamil, untuk saat ini belum ada rekomendasi melakukan vaksin.<div><br></div><div>Lanjut ke tempat registrasi, kami membawa KTP untuk keperluan input data digital dan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk pengiriman sertifikat. Setelah selesai, kami lanjut untuk berhadapan dengan dokter, untuk diverifikasi boleh divaksin apa tidak. </div><div><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3vIaUHBGLCiuikPpxrIGA9KiREuO3SO9c2DMFxKiw5xHrdkB1X1aBrS71L2paKhIfErjEEm-PkSk4SjcjBxlIt_jWHd9o4D3UtLFCa4MCTeF4dNfpaLvzfrNeRPW6SF0InfS7gPSkNWw/s1280/Proses+screening+Vaksinasi+COVID+19+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Proses screening saat Vaksinasi" border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3vIaUHBGLCiuikPpxrIGA9KiREuO3SO9c2DMFxKiw5xHrdkB1X1aBrS71L2paKhIfErjEEm-PkSk4SjcjBxlIt_jWHd9o4D3UtLFCa4MCTeF4dNfpaLvzfrNeRPW6SF0InfS7gPSkNWw/w400-h266/Proses+screening+Vaksinasi+COVID+19+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" title="Proses screening saat Vaksinasi" width="400"></a></div><div><br></div><div><div>Saat itu, di posisi ini saya mengalami hal yang kurang nyaman. Kebetulan saat itu saya merasa badan kurang fit ditambah kondisinya agak pilek dan berdahak, tapi memang tidak begitu parah. Saya bertanya, untuk keamanan dan kenyamanan apakah saya boleh menerima vaksin saat itu juga. Namun, menurutnya saya berkata demikian karena takut dan mengamati mata seperti bukan orang yang sedang flu, maka saya kemudian diizinkan menerima vaksin. Kemudian disarankan minum vitamin C.</div><div><br></div><div>Saat itu <i>mood</i> saya sudah berkurang karena merasa kurang dipercaya. Memang saya takut, tapi bukan untuk menghindari vaksinasi, tapi hanya ingin memastikan apakah kondisi badan saya ini cukup sehat untuk membentuk antibodi pada saat itu. Namun, bersyukur saat itu saya baik-baik saja. <br><br>Setelah dari dokter, kami langsung mengantri untuk mendapatkan suntikan. Saya kembali bertanya apa tidak apa-apa kondisi badan seperti itu menerima vaksin. Petugas melihat form dari dokter, saya dinyatakan boleh divaksin, akhirnya suntikan pertama masuk badan saya. Tenangnya, petugas yang melakukan suntikan itu sangat ramah. <i>Ngomong-ngomong</i> saat itu saya mengeluarkan darah sedikit, karena memang kesalahan saya pundaknya tertekan pakaian sendiri 😅. Jadi, saran gunakan pakaian yang benar-benar longgar terutama di lengan ya, untuk menghindari hal yang saya alami.<br><br>Tahap terakhir kami diobservasi untuk melihat efek samping atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) selama 30 menit, sekaligus mengisi dua form data digital tentang riwayat penyakit dalam. Setelah selesai, diberikan kartu vaksin dan diberitahu jadwal vaksin dosis dua, tertera juga nomor telepon yang bisa dihubungi jika mengalami efek samping berat. Selesai.</div><div><br>Lanjut cerita dosis kedua tidak begitu berbeda. Saat registrasi kami mengisi form kembali, dengan pertanyaan kondisi badan setelah menerima vaksin pertama. Setelah itu dicek suhu dan tekanan darah, konfirmasi data, berhadapan dengan dokter tentang kondisi badan setelah vaksin pertama, lanjut proses penyuntikan, observasi dan mendapatkan kartu vaksin kedua. <br><br>Bersyukur saya telah selesai divaksin, dan untuk saat ini kondisi badan saya baik-baik saja. Efek samping yang saya terima sendiri untuk dosis pertama merasa <i>ngantuk</i> saat sore hari (divaksin pagi). Besok harinya mengalami batuk, dan beberapa hari kemudian suara berubah menjadi serak.</div><div><br></div><div>Pada dosis kedua tidak begitu terlihat, tapi sempat batuk kembali. Keduanya juga tentu merasakan rasa pegal dan sakit di lengan kiri untuk beberapa hari. Untuk masalah batuk saya tidak begitu tau juga itu termasuk KIPI atau bukan. Namun, selain itu beberapa hari kemudian badan saya terlihat baik-baik saja.</div><div><br></div><div>Catatan penting, bagi teman-teman, Bapak/Ibu yang telah divaksin diharapkan terus lakukan Protokol Kesehatannya seperti biasa ya. Penerima vaksin di sini bukan benar-benar bisa terhindar dari virus Corona, dan peluang seseorang terinfeksi masih besar. Apalagi virus ini belum ada obatnya dan terus berkembang, jenisnya juga beragam.</div><div><br></div><div>Jadi, dimohon dengan sangat tetap lakukan 5M ya. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindadi kerumunan, dan mengurangi mobilitas atau interaksi.</div><div><br>Kembali saya ingatkan, cerita pengalaman ini murni dari diri sendiri ya, dan sifatnya subjektif karena pendapat personal. Saya sendiri tidak begitu paham sistemnya, bukan juga dari bidang medis, serta tidak begitu tau bagaimana pelayanan vaksin di tempat lain.</div><div><br></div><div>Hanya saja, saya hanya ingin memberi saran untuk lebih ditingkatkan lagi pelayanannya, bangun kepercayaan dengan masyarakat dan mencoba menjelaskan informasi dengan sabar, baik, juga ramah. Masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai kondisi pandemi ini. Saat pelaksanaannya juga, di mana pun tempatnya harap terus mengingatkan masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan, seperti menjaga jarak.</div><div><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUHBoqY28hXD1xYsUBn1PtECgUiwOO6Xoa6sXinHkhG70VtAS6_g-OEh_P9Ofl4O081eLgr8sJRz0W1DVVOXrYb2Rw56-Tcl0lMx5AB0If-ZWSWfZyqoVhcrr6jHeQ_Cgx8eYRt_YLw7c/s957/Memberikan+Sosialisasi+dan+Informasi+kepada+Pasien+Penerima+Vaksin+dengan+Ramah+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Tenaga Kesehatan perlu memberikan Sosialisasi yang Baik kepada Masyarakat" border="0" data-original-height="638" data-original-width="957" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUHBoqY28hXD1xYsUBn1PtECgUiwOO6Xoa6sXinHkhG70VtAS6_g-OEh_P9Ofl4O081eLgr8sJRz0W1DVVOXrYb2Rw56-Tcl0lMx5AB0If-ZWSWfZyqoVhcrr6jHeQ_Cgx8eYRt_YLw7c/w400-h266/Memberikan+Sosialisasi+dan+Informasi+kepada+Pasien+Penerima+Vaksin+dengan+Ramah+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" title="Tenaga Kesehatan perlu memberikan Sosialisasi yang Baik kepada Masyarakat" width="400"></a></div><br><div>Beberapa waktu lalu, saya membaca ada berita kurang menyenangkan di situasi seperti ini. Tentang beberapa pihak atau tenaga kesehatan yang memanfaatkan kondisi pandemi, dari penggunaan alat tes habis pakai, penggelapan, dan sebagainya. Sedih mendengarnya, karena saya tau pandemi ini membuat hampir semua orang kesusahan. Nyatanya, orang baik bisa saja melakukan kejahatan jika ada kesempatan.</div><div><br></div><div>Di samping itu semua, saya juga ingin berterima kasih kepada Garda Terdepan yang telah berjuang satu tahun lebih ini untuk menghadapi pandemi dan membantu masyarakat sedemikian rupa. Semoga Tuhan membalas Bapak/Ibu dan teman-teman semua. Aamiin. <br><br>Sekali lagi, semua tulisan yang saya sampaikan sebelumnya murni opini dan pengalaman pribadi. Bukan juga bermaksud untuk menakuti atau mengajak yang tidak-tidak, tapi mungkin semoga bisa membantu teman-teman lebih tenang untuk melakukan vaksinasi. Terima kasih juga sudah menyempatkan waktunya untuk membaca tulisan ini. Semoga teman-teman dan keluarga sehat selalu 😊.</div></div></div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-13475534237675744692021-05-09T13:13:00.003+07:002021-05-09T14:21:08.035+07:00How Are You?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj4WuYIOmvi2bI7empv1rl_1B6DzuKAJdIMbGqpiYbz4TDzrTpBfAjCZYxE9dQwaT37xC_meLme1t3tygV4-kQa51oKe2alXRPZ3WqrjJJqHSrcmQ1tNloGGDt62kv-CxM68YxBQulY2o/s922/Hello%2521+How+Are+You+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="692" data-original-width="922" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj4WuYIOmvi2bI7empv1rl_1B6DzuKAJdIMbGqpiYbz4TDzrTpBfAjCZYxE9dQwaT37xC_meLme1t3tygV4-kQa51oKe2alXRPZ3WqrjJJqHSrcmQ1tNloGGDt62kv-CxM68YxBQulY2o/w400-h300/Hello%2521+How+Are+You+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" width="400"></a></div><br><div>Halo! Apa kabar teman-teman pembaca?</div>Sudah sangat lama sekali saya tidak menyempatkan diri menulis di sini. Terkadang saya bingung, sekalinya dapat ide, seringkali kemudian tidak berkembang sesuai yang diharapkan. Meskipun banyak yang bilang, "jalani aja dulu".<div><br></div><div>Saya sering melakukan kesalahan jika tiba-tiba dapat ide atau ada hasrat ingin bahas apa. Bukan karena tidak dicatat, tapi lebih cuma disimpan saja dalam catatan tanpa dikembangkan lebih lanjut. Ya, akhirnya terkubur tanpa pernah disebut. Hal lainnya, beberapa kali diri terlalu memikirkan pandangan orang lain dan itu salah. Satu lagi, mungkin saya terlalu menyibukan diri, sampai-sampai cukup kelelahan dan waktu luang hanya dipakai buat <i>rebahan.</i><br><br>Oke cukup ceritanya. Bukan <i>deng</i>. Tadi bukan sebuah cerita, tapi lebih menjurus ke pembelaan dan alasan mengapa saya tidak berusaha menyempatkan menulis di sini 😶.<br><br>Sebenarnya, mencoba kembalinya saya menulis di sini lagi sementara ingin menyapa teman-teman terlebih dahulu yang mungkin sempat membaca tulisan saya beberapa kali. Saya sangat berterima kasih. Selain itu, ingin sekadar berbagi bagaimana keadaan pribadi dan tentunya menanyakan hal sama kepada teman-teman, terutama bagi yang hidup merantau.</div><div><br></div><div>Bagaimana kabarnya? Semoga baik. Jikalau teman-teman sedang mengalami masalah, semoga dimudahkan segala urusannya dan dibuat lebih kuat untuk menghadapinya. Aamiin.<br><br>Kita tau jika dunia masih bertarung dengan pandemi. Masyarakat Indonesia pun seringkali masih lalai dalam menjalankan Protokol Kesehatan. Data kasus pun sudah tidak dipedulikan, semakin hari angkanya kian melonjak. Ramadhan tahun ini pun masih terasa asing. Larangan berkumpul, bahkan pulang kampung pun seakan menjadi ajang latihan kecerdasan. Masing-masing saling mencari jalan. Bukan karena mereka tidak peduli dengan kesehatan orang tersayang, tapi karena waktu yang mungkin tidak bisa kembali mereka dapatkan. <br><br>Saya sendiri masih mencoba memahami keadaan ini. Mungkin akan menjadi sebuah cerita untuk anak cucu nanti, tentang bagaimana sebuah virus bisa mengacaukan dunia. Tentunya dengan memuji, bersyukur, dan memperkuat kepercayaan jika manusia itu tidak ada apa-apanya jika Sang Pencipta sudah berkehendak.<br><br>Lingkaran pertemanan pun terasa berbeda, apalagi jika kita sudah tidak sepaham dan tidak sabaran. Namun, kita juga harus paham jika mereka sudah punya kesibukan dan prioritasnya masing-masing. Asalkan tetap bisa menjaga tali silaturahmi.</div><div><br></div><div>Meskipun dunia sudah dimudahkan dengan digital, tapi terkadang keadaan seperti ini membuat jarak kami semakin merenggang. Jujur, bagi saya menerima sebuah notifikasi dari teman rasanya cukup melegakan, apapun bentuknya, entah mereka sengaja melakukannya atau tidak. Bahkan jika mereka menambahkan kita dalam daftar lingkaran teman dekatnya. Namun, alat digital seperti ini selain mendekatkan yang jauh, bisa juga menjauhkan yang dekat dan itu sangat tidak nyaman.<br><br>Beragam aplikasi bersosial pun semakin banyak dikembangkan. Saya sendiri memakai beberapa diantaranya, entah hanya sebagai media hiburan, media berkarya, atau hanya untuk mencari relasi satu frekuensi. Akhir-akhir ini saya lebih sering mencari dan takjub dengan mereka yang berkarya membuat sepenggal lirik irama dengan kalimat yang sederhana dan terasa sangat <i>"relate"</i> dengan semua orang, ditambah jika enak didengar bahkan mudah dihapal. Mencari teori untuk melatih berpikir kritis pun masih saya senangi layaknya bermain detektif.</div><div><br></div><div>Ada satu hal lagi yang benar-benar membuat saya terlihat kacau. Saya baru menyadari sesuatu, saat melihat seseorang yang merayakan hari kelahirannya. Saya sempat kebingungan, kok tahun ini umur kami sama, padahal tahun lahirnya jelas berbeda. Setelah saya berpikir kembali, merenung dan berhitung saya merasa hilang kesadaran hampir satu tahun. Kesadaran dalam hal angka tentunya. Kacau, antara lupa dan tidak mau beranjak tua rupanya beda tipis. Tapi, namanya manusia ada aja rasa <i>insecure</i>-nya<i>, </i>"itu kan cuma sekadar angka, tidak betul-betul mencerminkan siapa dan apa kita". Motivasi diri kian diutarakan.<br><br>Di sisi lain, Ramadhan tahun ini saya lebih merasa produktif dan ada beberapa hal terjadi yang tidak diduga sebelumnya. Namun, bebannya pun seakan terasa lebih berat. Jika membahas mengenai kondisi badan, keadaannya tidak begitu baik karena bersamaan dengan waktu perubahan cuaca. Tapi, semoga ini bukan menjadi suatu masalah berat dan menghambat produktivitas. Semoga keadaan teman-teman juga baik-baik saja bahkan lebih baik dan kuat dari sebelumnya. </div><div><br></div><div>Mungkin tulisan ini saya akhiri dulu, terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca sampai selesai. Semoga tidak membuat kecewa hehe, karena sementara ingin berbagi keadaan. Jika teman-teman pembaca ingin berbagi juga boleh lho.</div><div><br>Ohiya sebentar lagi Lebaran nih. Saya ingin memohon maaf lahir dan batin ya. Kenal atau tidak, tau atau tidak, kita ini masih saudara jauh sesama manusia. Semoga harimu menyenangkan ya :).</div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-28638889382691367582021-02-14T20:21:00.013+07:002021-05-09T13:09:35.001+07:00bare one’s heart.<div><i>I never told this to anyone.</i></div><div><i><br />Or maybe if I did, they would have no one to believe. <br /><br />Often I get judged. Even though I don't demand anything other than to be heard, that alone is more than enough. <br /><br />Actually, this is not a very useful post as usual. It's just a heart scream that I can't tell anyone, including through casual conversation. It's awkward to do that. <br /><br />Humans live in social and coexistence, also have feelings of respect, love, or want to belong, and so do I. <br /><br />Several times I fell in love with someone. But that much too, I just remained silent without being able to act. Even if they could just notice my presence, I had my doubts. <br /><br />In the real world, I am a stiff person, looks serious, quiet and doesn't talk much. I'm also not good at building relationships or communicating. Often I would withdraw from the outside world and sit alone in a cave, doing whatever I like. Eventually, I could die without anyone knowing my presence. <br /><br />A quarter of a century I have lived on earth, many events have happened. <br /><br />A quarter of a century, I feel like my time is running out. <br /><br />For a quarter of a century, I have had a lot of demands, especially from family. <br /><br />For a quarter of a century, I have kept my story to myself. <br /><br />A quarter of a century, I feel very alone. <br /><br />I want to love someone, but many say it is better to be loved than to love. However, how can I feel loved if I have never felt love? If I could be greedy, of course, I want both. <br /><br />I am like a coward and sometimes selfish. But really, I'm trying not to act like that. <br /><br />Honestly, I like you. We've known each other for a long time. I know we weren't that close, only seeing each other a few times. I only know how you from the internet. However, cyberspace is often not like the real world. <br /><br />I often think, do I have to be alone? But no, I believe God created His servants in pairs. Maybe God is giving me more time to meet my partner. I was patient, but not with the people around me, and it made me impatient and disgusted to hear it for a long time. Not infrequently, excessive anxiety comes to me. <br /><br />Right now, I can only pray to God to meet a partner who can make me happier living life and make me a better person than before. <br /><br />Sometimes, I feel related song about loneliness from any singer. It was as if I could feel an emotion or something that many people are not aware of. <br /><br />Talking about playlists, I don't think I'm the type of girl who likes girly songs. Many of them are slow or upbeat, depending on the mood. There are also many old songs that I like even though the release year is long before I was born, or often the songs I like are preferred by men. <br /><br />By the way, I told my coworkers spontaneously that I could just kill myself if I didn't have faith, and I said it with a smile. It's crazy. I hope that never happens to anyone. <br /><br />Right now, what can make me happy is seeing the warmth of a family or the closeness of someone who looks so grateful for having each other. <br /><br />Besides, for now, I love spending time with my adorable little cousin. It feels fun. At his age, he is very calm in living his life. He just gets annoyed with his brother and sister or just wants milk. It's not the overthinking that I'm experiencing at this age. Some call this the phenomenon of being forced to mature? Maybe. <br /><br />I felt like crying all the time and got used to holding it in. It hurts. <br /><br />I know my stories are often as worthless as how I say. But, I also realized that they often need me more than the other way around. Inside, I realized I also needed someone who could help solve problems, even if they were trivial.</i></div><div><br /></div><div><i>God, help me through this life. Thank you.</i></div><div><i><br /></i></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7KIejncPLJPoU-pInD-Pmb1X10nleD_XCr3_nAxeDQuZeeniylBpnQ5TE7H7MEf-OIzGl-eFNhi4nwckvajsFMi8L2Ket62Mgq1oMim2J6aLdffDb3aIR7b14BAlWYMJgQ4ADVleHA7M/s1280/Bare+One%2527s+Heart+-+Surat+dari+Hanna+untuk+Seseorang+dan+Tuhan%2528ridhannaa.blogspot.com%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="792" data-original-width="1280" height="397" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7KIejncPLJPoU-pInD-Pmb1X10nleD_XCr3_nAxeDQuZeeniylBpnQ5TE7H7MEf-OIzGl-eFNhi4nwckvajsFMi8L2Ket62Mgq1oMim2J6aLdffDb3aIR7b14BAlWYMJgQ4ADVleHA7M/w640-h397/Bare+One%2527s+Heart+-+Surat+dari+Hanna+untuk+Seseorang+dan+Tuhan%2528ridhannaa.blogspot.com%2529.jpg" width="640" /></a></div></div><div><br /></div><div>__<br />Halo, terima kasih sudah menyempatkan waktunya untuk membaca tulisan ini. Saya ingin mencoba membuat tulisan dalam bahasa inggris. Saya tau ini tidak begitu bagus bahkan tidak jelas arahnya, tapi saya mencoba menggunakan media ini sebagai media belajar juga. Jadi, maaf jika kali ini membuat para pembaca kurang paham dan kurang nyaman. <i>I will not give another explanation.</i></div><div><br /></div><div>Sekali lagi terima kasih, dan semoga harimu menyenangkan. <i>Hit me up if you see me anywhere</i> yap?</div><div id="gtx-trans" style="left: 251px; position: absolute; top: 1745px;"><div class="gtx-trans-icon"></div></div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-23235821618867083742021-01-05T17:00:00.002+07:002021-05-09T13:16:23.359+07:00Tantangan 2020, Harapan 2021<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5kXCNkL4UhqJJWLlqbw0jXF9QvCZ-CrHHzuCF11yK7GQObDyxmMa3loYFrRJ5qE8fVeJYFzASI6UIKI5AxSnU1h4zabUESk009OBBFKE63Yy160e1_4VYhfbB-yOeccl1Gwg-RK_nBoM/s1280/Tantangan+di+Tahun+2020+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5kXCNkL4UhqJJWLlqbw0jXF9QvCZ-CrHHzuCF11yK7GQObDyxmMa3loYFrRJ5qE8fVeJYFzASI6UIKI5AxSnU1h4zabUESk009OBBFKE63Yy160e1_4VYhfbB-yOeccl1Gwg-RK_nBoM/w386-h257/Tantangan+di+Tahun+2020+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" width="386" /></a></div><br /><div>Dua puluh dua puluh. Cantik. Namun, nyatanya berat bagi semua orang. Saya jadi ingat bukunya Eka Kurniawan, Cantik itu Luka. <i>“Jika saya dapat berbagi pendapat saya, dunia ini adalah neraka, dan tugas kita adalah menciptakan surga kita sendiri.”</i></div><div><br /></div><div>Memang, judulnya saja yang saya kaitkan. <div><div><br />Tahun 2020 adalah tahun yang penuh dengan kejutan. Baik buruk beragam. Diawali dari kabar bencana kebakaran hutan di Australia, isu Perang Dunia 3, banjir di Indonesia, ledakan di Libanon, lanjut dengan kabar lainnya, termasuk virus corona yang masuk Indonesia.</div><div><br /></div><div>Tak hanya itu, banyak diantara kita yang mengalami rasa kehilangan, termasuk kehilangan pada tokoh terkenal, seperti <i>Kobe Bryant, Chadwick Boseman, Dylan Sada, Omaswati, Ashraf Sinclair, Didi Kempot </i>dan <i>Glenn Fredly</i>🙏🏻<br /><br />Benar kata <i>Nadin Amizah, "hidup berjalan seperti bajingan!"</i>. Namun, tentunya hidup harus terus berjalan. Bagaimanapun, waktu akan terus bergerak. Tahun akan selalu berubah.</div><div><br /></div><div><div><i style="background-color: #9fc5e8;">"Semua cobaan pasti ada hikmahnya."</i></div><div><br /></div><div>Kalimat itu benar. Pandemi membuat banyak orang diterpa berbagai masalah, kesedihan, kekecewaan, kemarahan, juga kehilangan, tapi masih ada nilai yang bisa diambil. Banyak para pedagang yang mulai belajar digital marketing, banyak sekolah yang mencoba cara baru untuk proses pembelajaran kreatif, banyak juga usaha baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, dan hal baik lainnya. Selain itu, ternyata masih banyak orang baik lho yang mau menolong sesamanya.</div></div><div><br /></div><div><span face=""Google Sans", arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-size: 16px;">ー</span></div><div><br /></div><div>Bagi saya pribadi, tahun 2020 adalah tahun pembelajaran, terutama dalam hal kesabaran juga keikhlasan. Sejak diumumkannya kasus COVID-19 pertama di Indonesia, saya sudah kecewa. Bukan hanya karena kurangnya persiapan pemerintah. Namun, sebenarnya beberapa hari sebelumnya saya sudah membuat janji dengan teman yang bekerja di luar kota untuk bertemu kedepannya. Hmm, rencana Tuhan memang tidak ada yang tau.</div><div><br />Tak hanya sabar, saya pun harus bisa lebih bersyukur kepada Tuhan. Masih diberi kesempatan bertemu keluarga, bekerja, ataupun diberi kesehatan, juga makanan enak pun sepatutnya harus bersyukur. Rezeki bukan hanya soal materi. Selain itu, saya berhasil meningkatkan rasa mencintai kepada diri sendiri tanpa sadar. Beberapa kali, saya pun diberikan kesempatan untuk belajar hal-hal baru. Meskipun pada awalnya cukup kesulitan, tapi jika dijalani dengan serius dan niat yang baik, hasilnya pun akan baik.</div><div><br /></div><div><i>Pengaruh pandemi?</i> Saya selalu berusaha melakukan protokol kesehatan dimanapun saya berada, karena saya ingin melindungi keluarga, teman dan orang-orang terkasih di sekitar saya. Saya lebih takut menjadi pembawa virus tanpa gejala. Namun, orang-orang yang saya usahakan lindungi, seringkali luput untuk menjaga diri.</div><div><br /></div><div>Di akhir tahun 2020 pun, masyarakat yang menggunakan masker sudah bisa dihitung dengan jari. Saya alami sendiri. Di lingkungan sekitar sudah banyak yang terlihat biasa saja, melepas maskernya dengan sukarela. Jumlah kasus pun sudah tidak begitu dipedulikan. Meskipun vaksin kabarnya sudah ada, tapi kan masih butuh proses.</div><div><br /></div><div><span face=""Google Sans", arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-size: 16px;">ー</span></div><div><br /></div><div> <div><i>Setelah tahun baru, terus apa? </i></div><div><br /></div><div>Sebenarnya euforia pergantian tahun selalu terasa, padahal keadaan tidak terlalu banyak berubah. Apalagi, jika kita masih menjalani hari seperti sebelumnya, seperti membuat resolusi tanpa aksi <i>mungkin?</i></div><div><br /></div><div>Maka dari itu, harus ada perubahan dalam diri, meskipun kecil. Jangan jadi stagnan, apalagi menyesal di hari tua. Nasihat ini memang sudah tidak asing didengar, barangkali sudah di luar kepala, tapi hanya beberapa orang yang melakukannya atau mungkin semangat di awal saja. Jujur, saya pun begitu. Menasihati nyatanya lebih mudah dibanding melakukannya untuk diri sendiri.</div><div><br /></div><div>Banyak dari mereka yang sudah tidak ada mungkin ingin kembali ke masa lalu, ingin hidup kembali. Begitupun yang masih ada. Jikalau pun ada mesin waktu, bermain dengan waktu bukan suatu pilihan yang bijak menurut saya. Banyak terjadi, bukan sukses memperbaiki, tapi jadi lebih kacau.</div><div><br /></div><div>Masa depan memang selalu jadi misteri. Kalaupun disuruh memilih, saya akan tetap pilih untuk tidak tau bagaimana masa depan sebelum waktunya. Takutnya bukan menjadi suatu harapan, tapi <i>terlena</i> karena tau apa yang akan terjadi. Begitupun dengan tahun 2021, tentu akan ada banyak kejutan yang akan terjadi.</div><div><br /></div><div>Beberapa orang kerap kali menyambut tahun baru dengan membuat tantangan dan harapannya masing-masing. Ingat saja, bahwa sesulit apapun hari yang akan datang, kita pernah dengan sangat tiba-tiba diterpa keadaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.</div></div><div><div><br /></div><div>Satu lagi, apresiasi diri kamu sendiri yang sudah berhasil menjalani tahun 2020 dan masih bisa berdiri hingga saat ini. Kamu hebat. Kita semua hebat. Berat ya? Ngga apa-apa, namanya juga kehidupan. Ada naik ada turun. Kamu masih mau berjuang kan? Ya, harus. Ingat, masih banyak mimpi yang belum tercapai lho! Barangkali langkahnya sedikit lagi, jadi jangan menyerah ya!</div></div><div><br /></div><div>Selamat menjalani tahun 2021! Semoga bahagia dan sehat selalu ya teman-teman! :)</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMEGLWfkm0Y0GedfGNNmkcdPbRwO3DIAdquOONu038qN2PO9KNFWVhibB5PiBHI7RGmtq-6cGMkmjcNXn1whivIlEskPPunFYeZSkAilD8oYWhSUhe4VpHfmjmbjKVCHQg9yl63B9TJGQ/s1280/Harapan+di+Tahun+2021+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="854" data-original-width="1280" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMEGLWfkm0Y0GedfGNNmkcdPbRwO3DIAdquOONu038qN2PO9KNFWVhibB5PiBHI7RGmtq-6cGMkmjcNXn1whivIlEskPPunFYeZSkAilD8oYWhSUhe4VpHfmjmbjKVCHQg9yl63B9TJGQ/w377-h252/Harapan+di+Tahun+2021+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" width="377" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">***</div></div></div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-79284378328070603472020-12-24T21:00:00.004+07:002021-05-09T13:17:40.446+07:00Tinnitus.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDjuHHiy9xYSBihHiGZ807ZRhyr9AsPRgeaJNoNszxEiT3c61E4AS_3Qcu5I0q660mwqLtOK_hPTrgwezY8MZY4zK7kT13JatHZ2LnedgbgbPnCIQWN0Jh3TXPqnvGJJoOroZDkyM5hng/s1920/Akuarium+Televisi+Sinyal+-+Tinnitus%252C+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Televisi Akuarium" border="0" data-original-height="1308" data-original-width="1920" height="271" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDjuHHiy9xYSBihHiGZ807ZRhyr9AsPRgeaJNoNszxEiT3c61E4AS_3Qcu5I0q660mwqLtOK_hPTrgwezY8MZY4zK7kT13JatHZ2LnedgbgbPnCIQWN0Jh3TXPqnvGJJoOroZDkyM5hng/w400-h271/Akuarium+Televisi+Sinyal+-+Tinnitus%252C+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" width="400"></a></div><div style="text-align: center;"><br></div><div>Musik seringkali menjadi bagian hidup yang tak bisa dilepaskan. Meskipun beberapa kali banyak hal yang membuat berpikir dua kali untuk menyukainya. Entah dari orang tua atau teori tak jelas di luar sana. Namun, karena dirinya sudah sangat senang dengan seni, jenis seni apapun akan kembali disukainya. </div><br>Setelah ia beranjak dewasa, tak mengira sesuatu akan terjadi kepadanya. Telinganya mulai berdengung beberapa kali. Ia mengira hanya kebisingan sementara dari luar, tapi nyatanya bukan. <br><br>Suatu waktu saat ia bersantai di ruang keluarga, suara denging kencang yang lenting mengganggu waktu santainya saat asik membaca buku. Ia mencoba menutup telinganya bersamaan, membuka bagian kanan, tutup lagi, membuka bagian kiri, tutup lagi, kemudian dibukanya bersamaan. Namun, nyatanya usaha itu sia-sia. Suara denging masih ada, bahkan makin kencang. Ia pun beranjak mencari sumber suara.<br><br>Akhirnya, setelah cukup lama menahan rasa tak nyaman, ia menemukan sumbernya, televisi di kamar adiknya. <br><br><i>“Tolong matiin dulu TV-nya De…”</i> nadanya sudah tak sabar. <br><br>Si adik asik menonton tanpa menghiraukan kakaknya. <br><br><i>“De, tolong matiin dulu TV-nya, please!”</i> pinta kakaknya. <br><br><i>“Iya.. iya… kenapa sih Kak?”</i> tanya adiknya. <br><br><i>“Suaranya kenceng banget, ga enak didengernya.”</i> <br><br><i>“Yaelah, cuma acara musik doang kok.”</i> <br><br>Si Kakak pergi ke tempat bersantainya semula, dan si adik mulai menyalakan televisinya kembali. <br><br>Ajaibnya, telinganya sudah tak mendengar suara denging yang sangat tak nyaman itu lagi. <br>___ <br><br><div>Setelah selesai menonton film, biasanya Kaka langsung mengulasnya di salah satu aplikasi yang biasa digunakan para <i>movie freak</i>. Ia memberikan rating sesuai penilaiannya sendiri, dari mulai isi cerita, akting para tokoh, juga tak jarang mengenai pengambilan gambar. Berhubung akhir tahun, ia mulai melihat kembali sudah berapa banyak film yang ditontonnya, dan mengingat film mana yang sangat ia sukai. Belum sempat memilih, ia melihat salah satu judul film yang membuat mengingatnya akan sesuatu, “<i>Baby Driver</i>”. <br><br><i>“Wah film ini unik dan menarik banget, perampokan yang dikemas secara musikal. Backstory para tokoh pun dibuat misterius, terutama tokoh utamanya Baby”</i>, ucapnya dalam hati, kemudian berhenti sejenak. <br><br>Ia ingat akan sesuatu. Ternyata Baby memiliki hal yang sama dengannya. Suara denging yang sering mengganggunya bukan cuma hal asing yang lewat untuk sementara. Ia pun memutuskan menontonnya kembali, berharap bisa mendapatkan jawaban. <br><br><b>Menit 21:39. </b><br><br><i>“Why’s he listening music overtime, Doc? He’s got mental problems?”</i> tanya Eddie pada Doc. <br><br><i>“No, no, no, no. I’m the one who got mental problems in crew. Position taken,”</i> ujar Bats. <br><br><i>“He’s got tinnitus,”</i> jawab Doc. <br><br><i>“Tinna-what?”</i> tanya JD. <br><br><i>“He had an accident, when he was a kid. He’s still got a hum in the drum. Plays music to drown it out,” </i>jawab Doc lagi. <br><br>Bats yang daritadi penasaran sekaligus kesal pada Baby yang sangat dipercaya Doc menyentuh telinga Baby beberapa kali. <br><br><i>Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit....</i><br><br>Hal itu membuat Baby mendengar dengan jelas suara denginganya lenting sekali. <br><br><i>“Suaranya persis banget kaya gini,” </i>Kaka pun mulai menyadarinya.<i> “Oh namanya tinnitus.” </i><br><br>Ia pun mulai <i>browsing</i> dan mempelajari mengenai tinnitus, juga hal-hal terkait lainnya. <br>___ <br><br>Sejak peristiwa suara TV itu, Kaka terbiasa mengabaikan suara yang seringkali mengganggunya. Namun, saat ia diam, seringkali tinnitus mengalahkannya dan membuat kepalanya pusing tak terkendali. Ia juga menyadari, suara denging, deburan ombak atau layaknya suara sinyal dari barang elektronik bukan pertama kali ia terima. Semua ini ternyata berhubungan dengan fokusnya. Semakin ia fokus akan sesuatu, semakin baik, dan tinnitus bukan bagian darinya, untuk sesaat. <br><br>Jangan heran apabila seringkali Kaka terlihat selalu memakai <i>earphones</i> kemanapun ia pergi. Teman-temannya pun sudah terbiasa dan tak pernah merasa ada hal aneh dengannya. Yang paling jelas terlihat adalah ia selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya, disamping teman sebelahnya yang selalu mengajaknya berdiskusi akan segala hal. Tak jarang jika Kaka selalu mencoba mengabaikannya dengan memasang kedua <i>earphones</i>-nya dan bergumam mengikuti lirik lagu yang didengarnya. <br><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk6Lr54S8UgroRoEwm6FojYk0zDyz6Xc70-Guo6KpSy_tSozKtn3N-Mz6qEWqe9RfBXJMU39RyDhDZlUWppIPZak3hoZ-44dvmkfYkn4Cf4sMpLpyvTJLJoVgIW_f_kuzOarFbJulNOoU/s1920/Bekerja+dengan+Mendengarkan+Musik+-+Tinnitus%252C+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Bekerja dengan Mendengarkan Musik" border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1920" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk6Lr54S8UgroRoEwm6FojYk0zDyz6Xc70-Guo6KpSy_tSozKtn3N-Mz6qEWqe9RfBXJMU39RyDhDZlUWppIPZak3hoZ-44dvmkfYkn4Cf4sMpLpyvTJLJoVgIW_f_kuzOarFbJulNOoU/w320-h213/Bekerja+dengan+Mendengarkan+Musik+-+Tinnitus%252C+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" width="320"></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br></div><div>‘Cukup terpecah karena tinnitus, jangan ditambah lagi.’ Prinsipnya. <br><br>Pada akhirnya, musik akan selalu menjadi teman sejatinya. Bahkan mungkin penyelamat kewarasannya.</div><div>***</div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-54642696191400283732020-11-22T17:00:00.038+07:002023-01-05T10:58:35.962+07:00Media Sosial Mengancam Spesies Manusia - The Social Dilemma ReviewSetelah lama hiatus kemudian mulai nulis lagi di sini itu sering terkesan bingung. Antara harus meminta maaf, menyapa, atau langsung ke topik bahasan. Tapi, karena saya sudah sering seperti ini dan belum terlalu konsisten, saya ingin langsung ke topik pembahasan aja. Kali ini saya ingin <i>review</i> film dokumenter lagi, kasusnya mirip bahkan bisa berkaitan dengan film yang pernah saya bahas sebelumnya <i><u><b><span style="color: #2b00fe;"><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2019/08/the-great-hack-dokumenter-kasus-cambridge-analytica.html" target="_blank">The Great Hack</a></span></b></u>.</i> Bedanya film ini lebih membahas dampak negatif dari teknologi secara keseluruhan, yaitu film <i>The Social Dilemma.</i><br /><br />Sekitar awal bulan Oktober saya menontonnya, tapi baru sempat saya review<i> </i>sekarang dengan meminta pendapat teman-teman di Instagram. Sekali-kali saya manfaatkan fitur <i>question</i> di <i>Insta Stories.</i> Serasa <i>selebgram, </i>tapi bukan. <i>By the way,</i> terima kasih juga buat temen-temen yang sudah ikut memberi saran di Instagram,<i> it means a lot.</i> Saya coba buat sebaik mungkin ya.<div><br /></div><div>Beberapa hari lalu, film ini diingatkan karena ada kasus yang berkaitan. Saya membaca berita mengenai pencurian data dari aplikasi Muslim Pro. Sejujurnya saya ga begitu kaget, karena di era digital seperti ini data privasi pengguna terkesan sudah hilang. Berita ini muncul pertama kali di Majalah <i><b><u><span style="color: #073763;"><a href="https://www.vice.com/en/article/jgqm5x/us-military-location-data-xmode-locate-x" target="_blank">Motherboard Vice</a></span></u></b></i> (16/11) yang spesifik membahas ilmu pengetahuan teknologi. Motherboard menyatakan Militer AS membeli data di seluruh dunia melalui aplikasi yang tidak berbahaya, seperti Muslim Pro, Al-Qur’an App, Aplikasi Kencan Muslim Mingle.<br /><br />Tak berapa lama <i><b><u><span style="color: #073763;"><a href="https://www.aljazeera.com/news/2020/11/18/muslim-pro-app-denies-selling-user-data-to-us-military" target="_blank">Muslim Pro</a></span></u></b></i> (18/11) memberikan pernyataan jika kabar tersebut salah, mereka berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi para penggunanya. Dalam Motherboard penjualan data melibatkan pihak ketiga, X-Mode salah satunya. Muslim Pro kemudian meminta maaf dan akan melakukan penyelidikan juga memutuskan kerja sama dengan semua mitra data termasuk X-Mode. Sampai saat ini mungkin masih dalam proses penyelidikan, saya berharap yang terbaik atas penyelesaian kasus ini.</div><div><br /></div><div>Oke, balik ke pembahasan film <u><i><b><span style="color: #2b00fe;"><a href="https://www.imdb.com/title/tt11464826/?ref_=ttawd_awd_tt" target="_blank">The Social Dilemma</a></span></b></i></u> dari Netflix yang sudah bisa ditonton sejak 9 September 2020, karya dari sutradara Jeff Orlowski. Film ini sudah mendapatkan penghargaan sebagai film paling berpengaruh dan masuk sebagai film dokumenter paling penting di masa kini. Sutradaranya sendiri dianugerahi penghargaan <i>Sundance Institute Discovery Impact Fellowship</i> yang pertama, dan dinobatkan sebagai Juara Program Lingkungan PBB untuk Bumi sejak dua film sebelumnya mendapatkan penghargaan (<i>Chasing Ice</i> dan <i>Chasing Coral</i>).</div><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7gZOuhQ4GsUstrYB3JBWkOOerblgwxaf1yJMDLrzwaGqFfrsp2oFgQHUUvoFTBAmz-fuSGLcXxPnymX9EHPAI-Vsack4kJIcY_dqkBx8NRM8rx-VQVC0ORh6JTNShz3fPuVvkcLzJmiQ/s1600/1606059795502347-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="Poster The Social Dilemma on Netflix" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7gZOuhQ4GsUstrYB3JBWkOOerblgwxaf1yJMDLrzwaGqFfrsp2oFgQHUUvoFTBAmz-fuSGLcXxPnymX9EHPAI-Vsack4kJIcY_dqkBx8NRM8rx-VQVC0ORh6JTNShz3fPuVvkcLzJmiQ/w373-h400/1606059795502347-0.png" title="The Social Dilemma - Netflix" width="373" />
</a>
</div><br /></div><div><div>Secara keseluruhan film ini menjabarkan sistem media sosial dan mesin pencari, terutama dibalik industri teknologi itu. Informasi langsung dari Narasumber ahli, terutama mereka yang pernah bekerja di perusahaan teknologi terbesar di dunia seperti Google, Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, Pinterest, dsb. Ada juga dari penulis dan akademisi yang ahli di bidangnya masing-masing.<br /><br /><b><span style="background-color: white; color: #073763; font-size: medium;">Dampak Negatif Media Sosial dan Mesin Pencari</span></b><br /></div><div>Bagi orang awam, kita tau jika media sosial nyatanya memudahkan kita berhubungan dengan teman, keluarga, kerabat bahkan menambah teman atau membangun komunitas meskipun terpisah karena jarak. Sebagian besar beranggapan jika Google hanya sebuah mesin pencari, dan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dll., hanya tempat untuk melihat kabar terbaru dari teman kita.</div><div><br /></div><div>Pernahkah teman-teman bertanya mengapa industri teknologi tersebut memberikan akses sebegitu luasnya secara cuma-cuma kepada kita? Dan mereka tetap bisa menjadi perusahaan terkaya di dunia?</div><div><i><br /></i></div><div>Ada satu kutipan yang bisa mewakili jawaban dari pertanyaan tersebut.</div><div style="text-align: center;"><i>"If you're not paying for the product, then <b>you are the product.</b>"</i></div><div style="text-align: center;">-Tristan Harris-</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: left;">Jika kamu tidak membayar produk tersebut, maka kamulah produknya. Begitulah ungkapan Tristan, mantan Ahli Etika Desain Google yang mengembangkan kerangka kerja bagaimana seharusnya teknologi secara etis mengarahkan tindakan dan pikiran pengguna. Kini ia menjadi pendiri <i>Center of Humane Technology </i>dengan misi mengembalikan penurunan kualitas manusia dan menyelaraskan teknologi kepada kemanusiaan.</div><div style="text-align: left;"><i><br /></i></div><div style="text-align: left;">Kejadian yang jarang disadari adalah berbagai industri teknologi bersaing mendapat perhatian kita. <i>Bukan cuma pacar aja yang butuh perhatian ternyata. Canda.</i> Industri teknologi terus bereksperimen untuk membuat pengguna lebih banyak menghabiskan waktunya di layanan mereka, yang kemudian dibayar pengiklan ataupun investor untuk bisa menampilkan iklannya kepada para pengguna.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX5kZCPEpucwMQxMuFilf2N7R64FJdfezFjmtwIQlQCEfgzPrl9ayTHQxRf8jukn3KFyUf6JfyenbtpH1E2wNyEC7Q5uTsvOkGlN_cIdqnLkBPi5WSZoEyQEyZFc1xqMx2LEn6RjEmuW8PfFNuAMeVie6xS6k92dtYsbrtJK-Kg3wKA7hAqVBMZiaq/s1280/Media%20Sosial%20dan%20Internet%20menjerat%20Manusia%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="manusia terjebak dalam jaringan notifikasi" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX5kZCPEpucwMQxMuFilf2N7R64FJdfezFjmtwIQlQCEfgzPrl9ayTHQxRf8jukn3KFyUf6JfyenbtpH1E2wNyEC7Q5uTsvOkGlN_cIdqnLkBPi5WSZoEyQEyZFc1xqMx2LEn6RjEmuW8PfFNuAMeVie6xS6k92dtYsbrtJK-Kg3wKA7hAqVBMZiaq/w400-h225/Media%20Sosial%20dan%20Internet%20menjerat%20Manusia%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" title="spider's web notifications" width="400" /></a></div><div style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><div style="text-align: left;">Semua ini terjadi karena adanya campur tangan <i>algoritma</i>, suatu perencanaan intruksi untuk memecahkan suatu masalah (secara definisi). Algoritma ini dipengaruhi dari perekaman dan pengawasan data jejak digital kita, dari mulai apa yang kita cari, baca, dengarkan, nonton, sukai, bagikan, serta berapa lama kita melihatnya. Buruknya, algoritma seringkali memperkuat disinformasi (hoax), konten pemecah belah, memicu rasisme, serta memengaruhi keyakinan opini.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div>Secara garis besar, <i>The Social Dilemma</i> mengungkap penggunaan media sosial bisa mengancam spesies manusia (eksistensinya). Ada tiga tujuan utama di banyak perusahaan teknologi, yaitu <i><b>Engagement</b></i> untuk terus meningkatkan penggunaan layanan (terus <i>scrolling</i>), <i><b>Growth</b></i> untuk membuat pengguna terus kembali dan mengundang lebih banyak teman, serta <i><b>Advertiser/Revenue</b></i> untuk memastikan saat semua itu terjadi perusahaan dapat menghasilkan sebanyak mungkin iklan/keuntungan. Hal ini sebenarnya memengaruhi perilaku dan emosi manusia di dunia nyata tanpa mereka sadari atau istilah lainnya memanipulasi.<br /></div><div><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiead5EaMRrSlXtGTywO3JZZhj94zXDf43m7xMhYjFcdUqK-b7eX3gvcD313euiVUh2twXY_i4a0rYXGu3dB0ZLGLz12xYKfZUxPMXgc_2t8U03pZPS3g6baaPV_FHxF_oqm4gcAZRObziUNlMRatasYQQNfxafwAh3BNbF8ETIH6VBgGTPpKtGdSFY/s1280/Tiga%20tujuan%20industri%20teknologi,%20engagement,%20growth,%20advertiser%20revenue%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiead5EaMRrSlXtGTywO3JZZhj94zXDf43m7xMhYjFcdUqK-b7eX3gvcD313euiVUh2twXY_i4a0rYXGu3dB0ZLGLz12xYKfZUxPMXgc_2t8U03pZPS3g6baaPV_FHxF_oqm4gcAZRObziUNlMRatasYQQNfxafwAh3BNbF8ETIH6VBgGTPpKtGdSFY/w400-h225/Tiga%20tujuan%20industri%20teknologi,%20engagement,%20growth,%20advertiser%20revenue%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;">analogi (penggambaran) bagaimana mesin media sosial bekerja di balik layar</td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr></tbody></table></td></tr></tbody></table><div style="text-align: left;">Untuk memenuhi tujuan itu, mereka menciptakan beberapa alat, diantaranya fitur notifikasi/pemberitahuan, umpan berita, fitur rekomendasi, dsb. Hal ini tak terlepas dari jejak digital masing-masing pengguna, dan dari sini pula mereka bisa memprediksi tindakan apa yang akan pengguna lakukan selanjutnya. Kita seakan membuat dunia kita sendiri sesuai dengan minat. Contoh sederhananya, mesin pencari dengan kata kunci yang sama saja akan memberikan rekomendasi berbeda di setiap pengguna. </div><div><br /></div><div>Peristiwa itu menciptakan dampak buruk, seperti banyaknya kasus demo di berbagai negara, mungkin juga memanipulasi data pemilu, penyalahgunaan internet dengan menyebar berita palsu seperti pada kasus Rohingya di Myanmar, mempercayai teori konspirasi, tidak mau mendengarkan pendapat yang lain dan emosional, juga yang paling memprihatinkan yaitu, kejadian bunuh diri terutama di kalangan muda akibat depresi selalu merasa kurang dengan yang lain, dan kini dunia online sudah menjadi dunia utama bagi mereka.</div><div><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1aQ39_n0vI6RRLOlj7wpDozhVJFyK1SV9bzKemzlcnfCjMBxq0poQYuOuGu3bNm8fpMzaG1bces1XGOrCBPT4paJ66zfNvyuv3LE5jcuWwcxoT4EH_1jGczeXvVUlVIpE2_k_1hCzUjtEtTnaIwSCrCewnZXPEuDvTTeZ46Xn_d2QES9IT1iZGCZo/s1280/Peningkatan%20data%20statistik%20remaja%20menyakiti%20diri%20sendiri%20(self%20harm)%20di%20Amerika%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="statistik remaja self-harm" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1aQ39_n0vI6RRLOlj7wpDozhVJFyK1SV9bzKemzlcnfCjMBxq0poQYuOuGu3bNm8fpMzaG1bces1XGOrCBPT4paJ66zfNvyuv3LE5jcuWwcxoT4EH_1jGczeXvVUlVIpE2_k_1hCzUjtEtTnaIwSCrCewnZXPEuDvTTeZ46Xn_d2QES9IT1iZGCZo/w484-h272/Peningkatan%20data%20statistik%20remaja%20menyakiti%20diri%20sendiri%20(self%20harm)%20di%20Amerika%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" title="statistik remaja self-harm" width="484" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">data statistik remaja yang menyakiti diri sendiri <i>(self harm) </i>di Amerika Serikat</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha__V-XhXLvDo3Sj-bQ-DphUgNc0HTeTJ0NSN6vb9q5a686aP6LMSwsi5t9AAIudTn90VfdFQJ7FRcUbzSO-kamH4uT4oM0B_siAr_Y1GgBYaP6qSIdh9C4hhjx1zHgxcWbZPkz_kvd5k1Qv1WoniqHZrg1YPdMlR5hP9a6SvSww0VeFU1wIT0mAYO/s1280/Peningkatan%20data%20statistik%20bunuh%20diri%20remaja%20di%20Amerika,%20sebagian%20besar%20karena%20pengaruh%20media%20sosial%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="statistik remaja bunuh diri" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="274" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha__V-XhXLvDo3Sj-bQ-DphUgNc0HTeTJ0NSN6vb9q5a686aP6LMSwsi5t9AAIudTn90VfdFQJ7FRcUbzSO-kamH4uT4oM0B_siAr_Y1GgBYaP6qSIdh9C4hhjx1zHgxcWbZPkz_kvd5k1Qv1WoniqHZrg1YPdMlR5hP9a6SvSww0VeFU1wIT0mAYO/w487-h274/Peningkatan%20data%20statistik%20bunuh%20diri%20remaja%20di%20Amerika,%20sebagian%20besar%20karena%20pengaruh%20media%20sosial%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" title="statistik remaja bunuh diri" width="487" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">data statistik remaja yang bunuh diri di Amerika Serikat sebagian besar karena media sosial</td></tr></tbody></table><div><br /></div><div>Jaron Lanier, penulis buku <i>Ten Argument for Deleting Your Social Media Accounts Right Now </i>menyatakan jika hal yang membuatnya demikian adalah <b>perubahan</b> secara perlahan dan kecil, serta tak terlihat dalam <b>perilaku dan presepsi kita</b>, yang merupakan suatu produk untuk dijadikan keuntungan industri teknologi. Media sosial menggunakan dirimu, melawan dirimu sendiri dengan psikologimu.</div><div><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0RIFowb2m1UkWzINjerdgLNRoubwKR-OYeoTSv0wg3l-PjN1OL_EJD2NtzCtQyaWaVed_qTvyq0pLlajOmqvHcWDNl6LJJ-_Zdc5CLbo27JVdzBcK4itiOwPqyjGrVL7Qw3nhmrXphCwmBU8W96B45FZeL8GXFJoHizL9ezQM5uAowPwkcvGIKkTP/s1280/Kita%20hanya%20Zombie%20dan%20mereka%20ingin%20kita%20melihat%20lebih%20banyak%20iklan,%20Sandy%20Parakilas%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Sandy Parakilas, The Social Dilemma" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0RIFowb2m1UkWzINjerdgLNRoubwKR-OYeoTSv0wg3l-PjN1OL_EJD2NtzCtQyaWaVed_qTvyq0pLlajOmqvHcWDNl6LJJ-_Zdc5CLbo27JVdzBcK4itiOwPqyjGrVL7Qw3nhmrXphCwmBU8W96B45FZeL8GXFJoHizL9ezQM5uAowPwkcvGIKkTP/w462-h260/Kita%20hanya%20Zombie%20dan%20mereka%20ingin%20kita%20melihat%20lebih%20banyak%20iklan,%20Sandy%20Parakilas%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" title="Sandy Parakilas, The Social Dilemma" width="462" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Sandy Parakilas, </i>mantan manajer operasi Facebook dan poduk Uber</td></tr></tbody></table><br /><div>Selain itu, perusahaan teknologi melatih dan mengondisikan satu generasi menjadi orang baru agar ketika tidak nyaman, kesepian, merasa tak pasti, atau takut, kita punya penenang digital sendiri <i>(gadget)</i> yang menghentikan kemampuan kita untuk menghadapinya. Masalah ini sebenarnya sudah sering sekali diutarakan oleh berbagai pihak, tapi hingga saat ini kita masih belum tau cara penyelesaiannya, dan seakan terjebak dalam lingkaran tak berujung.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div><b><span style="color: #073763; font-size: medium;">Dilemma </span></b></div><div><div>Alasan lain mengapa masalah itu sulit diselesaikan, karena adanya dilema dalam penggunaan media sosial atau internet. Saat ini hampir tidak mungkin partisipasi sosial seperti perawatan kesehatan, pendidikan, pekerjaan tanpa menggunakan internet. Di sisi lain, penggunaan internet membawa manfaat yang luar biasa, memudahkan dan mempercepat suatu pekerjaan, bahkan beberapa kali bisa membantu mereka bertemu dengan sanak keluarga dan sahabat yang sempat hilang.</div><div><br /></div><div>Setiap waktu, dunia selalu menemukan inovasi dan teknologi baru, dari mulai penemuan lampu, telepon, transportasi dsb., tapi kita selalu bisa beradaptasi dengan baik. Namun, proses adaptasi kita tidak bisa secepat perkembangan teknologi yang maju. Itulah kelemahannya, sehingga akan lebih banyak dampak buruk yang diterima oleh manusia akibat penggunaan internet, apalagi jika digunakan tanpa batasan.<br /><br /><b><span style="color: #073763; font-size: medium;">Solusi?</span></b><br />Sayangnya <i>The Social Dilemma </i>terkesan tidak bisa memberikan solusi secara <i>gamblang.</i> Para narasumber hanya menyarankan untuk beralih kepada alat alternatif lain seperti <i>Qwant</i> untuk mesin pencari tanpa merekam jejak, menambahkan <i>extensions tools</i> pada <i>browser</i>, menghapus aplikasi tidak berguna, bahkan mematikan fitur notifikasi atau menghapus akun sosial mediamu seperti yang disarankan Jaron Lanier, karena sebagian besar timbal balik film ini para penonton menghapus media sosialnya masing-masing. Saya tidak. Mungkin belum.</div><div><br /></div><div>Kemudian solusi lain yang mereka sarankan dan harapkan, yaitu adanya regulasi, hukum, atau peraturan pembatasan pengumpulan hak privasi pengguna. Solusi itu memang bisa diterima untuk sementara waktu, karena mereka yakin jika peristiwa ini bisa diselesaikan meskipun dalam waktu yang lama.</div></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div>Sebenarnya selain itu, ada beberapa cara yang mungkin bisa teman-teman lakukan agar terhindar dari dampak media sosial tersebut, diantaranya:</div><b>1. Membatasi penggunaan internet pada diri sendiri</b><div>Saya sering sekali saat hendak membuka media sosial karena mencari sesuatu teralihkan bahkan terlupakan dengan tujuan awalnya. Sehingga perilaku itu merugikan bahkan menghabiskan waktu, karena setelah ingat kemudian membuka aplikasinya kembali.<div><br /><b>2. Mematikan pengaturan notifikasi atau pemberitahuan</b> itu sangat berpengaruh, karena itu sangat mengecoh perhatian kita di dunia nyata. Memang sudah di desain seperti itu, bukan karena kebetulan. Membuat kita kecanduan dan melupakan apa yang seharusnya kita kerjakan. Hal ini bisa dianalogikan dengan <i>slot machine</i> membuat penasaran apa yang akan kita dapatkan. Namun, jika adanya tuntutan pekerjaan, kita bisa memilih prioritas notifikasi untuk aplikasi tertentu seperti email dan pesan. Ingat, hanya aplikasi yang dibutuhkan. Bukan untuk hiburan.</div><div><br /></div><div><b>3. Membuat alokasi waktu khusus</b></div><div>Jika tadi saran membatasi penggunaan, sekarang kita tentukan waktu untuk menggunakan media tersebut, seperti untuk menanggapi pemberitahuan pesan. Catatannya jangan menggunakan waktu saat di jam kerja ataupun 30 menit sebelum tidur, begitupun lama waktunya dibuat yang masuk akal.</div><div><br /></div><div><b>4. Menentukan jenis waktu yang beragam</b></div><div>Tentukan waktu khusus untuk bekerja, waktu untuk keluarga, dan waktu untuk tidur. Jangan menghabiskan waktumu di layar hitam ataupun mencampurnya.<br /><br /></div><div><b>5. Mencari kegiatan lain di luar</b></div><div><i>"Dunia ini begitu indah, lihatlah dan nikmatilah."</i> Ingat, hidup ini cuma sekali.</div><div><br /></div><div><b>6. Hilangkan perasaan takut kehilangan sesuatu (FoMo - <i>Fear of Missing Out</i>)</b></div><div>Ini adalah kasus paling sulit dihindarkan, karena seringkali kita ingin terus mengikuti perkembangan zaman dan berita, terutama hal <i>"viral"</i> yang terkesan dilakukan untuk bisa lebih diterima dan <i>klop</i> di lingkungan kita.</div><div><br /></div><div><b>7. Mengikuti/<i>follow</i> akun yang kita benci atau jangan pernah klik kolom rekomendasi</b></div><div>Cara ini dilakukan oleh Cathy O'Neil seorang <i>data scientist,</i> salah satu narasumber. Hal ini bisa membuat kita lebih mendapatkan informasi beragam, bukan hanya yang kita sukai saja. Karena sistem media sosial itu akan terus berkembang dan menjadi lebih baik untuk bisa mendekati prediksi apa yang akan kamu lakukan selanjutnya, yang pada akhirnya kamu hanya menikmati konten tertentu.</div><div><br /></div><div>8. Ikut bergabung dalam aksi atau <i>event</i> yang diadakan <i><b><u><span style="color: #2b00fe;"><a href="http://thesocialdilemma.com" target="_blank">thesocialdilemma.com</a></span></u></b></i>.<div><br /></div><div>Beberapa cara tersebut seringkali sulit juga dilakukan sama diri sendiri. Tapi mari kita berusaha bersama-sama untuk kebaikan kita sendiri juga. Menyebarkan info film ini saja sudah cukup membantu menyadarkan ssbagian masyarakat untuk tidak terlalu kecanduan teknologi, terutama internet.</div><div><br /></div><div>Sebenarnya masih banyak sekali hal menarik yang masih bisa dibahas dari film tersebut, tidak cukup dalam satu tulisan saja. Tapi, teman-teman bisa menontonnya sendiri secara detail di Netflix.</div><div><br /></div><div>Oh iya, ada satu hal yang saya sukai dari film ini, yaitu adanya penggambaran ilustrasi fiksi yang disajikan, dengan menampilkan keluarga dengan 3 orang anak yang menggunakan internet secara beragam, serta analogi personifikasi sistem media sosialnya. Selain itu, adanya sedikit <i>scene </i>dari <i>Terminator </i>maupun <i>Truman Show </i>untuk lebih bisa menghubungkan kasus ini dengan pemahaman orang awam.</div><div><br /></div><div>Sebagai penutup, bagaimanapun teknologi akan terus berkembang dan maju, suka ya digunakan, tidak ya akan tertinggal. Solusinya kembali lagi kepada kita sebagai pengguna untuk bisa memanfaatkannya dengan baik dan bijak.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ_AnO9QULmjE9UJAOT_cVMEBrAaSa6lTb4vJm1QJ5rxONuLKRhgxextUnx1DXmDqjLIpdtlbyzQfb-Kfn3o2ZSybjdkq7gBH4VgE5SwZqCqb32Pe_hwg0BdKAUV3ejAsx19Es94V2HeFb9yynF6gaqbNrcUf_ibMNaXaxa2_miMqI1nq8ie7OetGd/s1280/There%20are%20only%20two%20industries%20that%20call%20thei%20customers%20'users',%20illegal%20drugs%20and%20software,%20Edward%20Tufte%20%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ_AnO9QULmjE9UJAOT_cVMEBrAaSa6lTb4vJm1QJ5rxONuLKRhgxextUnx1DXmDqjLIpdtlbyzQfb-Kfn3o2ZSybjdkq7gBH4VgE5SwZqCqb32Pe_hwg0BdKAUV3ejAsx19Es94V2HeFb9yynF6gaqbNrcUf_ibMNaXaxa2_miMqI1nq8ie7OetGd/w464-h262/There%20are%20only%20two%20industries%20that%20call%20thei%20customers%20'users',%20illegal%20drugs%20and%20software,%20Edward%20Tufte%20%20-%20The%20Social%20Dilemma.png" width="464" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">* * * </div></div></div><div id="gtx-trans" style="left: 350px; position: absolute; top: 5285px;"><div class="gtx-trans-icon"></div></div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-61901414441008237542020-10-10T20:20:00.021+07:002021-05-09T13:20:55.016+07:00Izinkan Aku Beristirahat<p style="text-align: center;"><i><span style="font-family: times;">Aku ingin menulis apa adanya</span></i></p><p style="text-align: center;"><i style="font-family: times;">Mewakili yang tak bisa diutarakan dalam realitas</i></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Rasa sakit, cemas atau bahagia</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Campur aduk dalam tahanan</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i><br></i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Mereka kian membubungkan perasaan</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Membuat ambisi kian merebak</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Lalu jatuh satu jentikan</i></span></p><p style="text-align: center;"><br></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Tolong ini, tolong itu,</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Tapi sayang, tak bisa menolong diri sendiri</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Dengan wajah manis dan tumpuan</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Ia tersenyum menerima segalanya</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i><br></i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Merah jadi teman</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Hitam jadi rumah</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Tetaplah tersenyum sayang</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Aku harap kamu bahagia</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: times;"><i>Selamanya...</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><i><br></i></span></p>Itu adalah sebuah puisi yang ditulis saat diri dalam keadaan sedang tidak baik-baik saja, atau apapun itu namanya. Mungkin juga pengaruh <i><u><span style="color: #073763;"><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2020/04/diskusi-opini-reaksi-psikosomatrik.html" target="_blank">psikosomatis</a></span></u>.</i> Beberapa hari ini pun demikian, entah memang karena aku memandangnya terlalu berlebihan atau bagaimana. Aku juga tidak tau harus bahas darimana dan bagaimana, ditambah aku baru menulis kembali di sini, seakan ini adalah sebuah pelarian, tapi itu memang benar.<br><br>Keinginan bercerita dan menulis pun dipengaruhi dari mimpi semalam yang menyeramkan. Tak hanya itu, seringkali aku memimpikan orang-orang yang sering meminta kepadaku, juga tak jarang aku temui di kehidupan sehari-hari. Mungkin juga beberapa waktu terakhir aku terlalu banyak menonton video <i>horror.</i> Dengan demikian, aku memutuskan ini sudah tidak benar dan aku memang harus istirahat secara jasmani maupun rohani.<div><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitqenDE0NV3z22DnuHfreb3bPtpq-vDWJNXJ6dpXIIgNYwSZD60pwUzB34sT37mbWChhpet_dNC1A1H1xAWecbUZUvtO9-rlMhJzt0T-oDmTt_fktFy1wrK_ENrKWGOGtUA_e-HwecqkA/s1280/Izinkan+Aku+Beristirahat+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Perempuan Kelelahan Belajar - Izinkan Aku Beristirahat" border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitqenDE0NV3z22DnuHfreb3bPtpq-vDWJNXJ6dpXIIgNYwSZD60pwUzB34sT37mbWChhpet_dNC1A1H1xAWecbUZUvtO9-rlMhJzt0T-oDmTt_fktFy1wrK_ENrKWGOGtUA_e-HwecqkA/w400-h266/Izinkan+Aku+Beristirahat+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" title="Izinkan Aku Beristirahat" width="400"></a></div><div><br></div><div>Jika melihat ke belakang, memang aku banyak menerima tuntutan yang jarang sekali bisa dipenuhi secara sempurna, karena keadaannya sangat cepat dan tidak disadari sudah di penghujung minggu saja. Bahkan sejak pandemi, rasanya aku belum merasa benar-benar istirahat. Akan tetapi, <i>ya kan namanya juga hidup, banyak cobaan dan tekanannya.</i><br><br>Di sisi lain, mungkin juga karena pribadi dan mereka di lingkunganku lebih sering terpaku akan hasil akhir, dan terus meminta jika tidak sesuai ekspektasi. Tak jarang, aku sering sekali menanamkan pemikiran untuk tidak selalu berekspektasi lebih akan segala hal. Di samping banyak juga mereka yang mungkin secara tidak sadar memengaruhiku akan keluhannya masing-masing hingga membuat aku emosional dan memendamnya sendiri yang membuat diri ini tidak sehat sama sekali. <u><span style="color: #073763;"><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2018/02/sebuah-seni-untuk-bersikap-bodo-amat.html" target="_blank">Sikap bodo amat</a></span></u> yang sudah aku bangun dengan susah payah pun runtuh begitu saja.<br><br>Sebenarnya kunci dari penyelesaiannya adalah dengan cukup menikmati prosesnya. Cuma ya seringkali banyak orang yang sudah <i>diberi hati masih meminta jantung.</i> Yaah, mengeluh lagi. Maaf.</div><div><br></div><div>Buruknya aku, seringkali menginginkan sesuatu yang dapat terselesaikan dengan cepat. Jika melihat pekerjaan orang lain yang belum diselesaikan, tapi sudah sering diingatkan dan ia tidak berubah, rasanya jengkel juga ingin aku selesaikan saja. Itulah, bapak ibu pentingnya berada di lingkungan tepat itu seperti itu. Belum lagi diri ini orangnya pemikir sekali 😅<br><div><br></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb0_VdwkjEgBW33xPSgwdEM5qw0JCRzsg4jDkjBODvt3WQE7UZEbvTJUuNAHySFYxbGW7PZwxS6A8t2fl5s2D__LL_0vWiPiHGYD7n-YgiTUIMjqZynt-x-qmb5MW7fZn4FfDtMYLOzEE/s1280/Terlalu+Banyak+Berpikir+%2528Over+Thinking%2529+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Seorang Perempuan Merenung Over Thinking di Depan Jendela" border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb0_VdwkjEgBW33xPSgwdEM5qw0JCRzsg4jDkjBODvt3WQE7UZEbvTJUuNAHySFYxbGW7PZwxS6A8t2fl5s2D__LL_0vWiPiHGYD7n-YgiTUIMjqZynt-x-qmb5MW7fZn4FfDtMYLOzEE/w400-h266/Terlalu+Banyak+Berpikir+%2528Over+Thinking%2529+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" title="Over Thinking" width="400"></a></div><br>Beberapa waktu lalu aku tertarik menjadi seorang <i>essentialist,</i> setelah mendengar podcast dan membaca tulisan beberapa orang, melihat kondisiku akhir-akhir ini. Karena kenyataannya, aku sudah sejak lama menjadi seorang <i>non-essentialist </i>atau melakukan apa yang diinginkan semua orang, sedangkan menjadi seorang <i>essentialist </i>adalah fokus melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan mengurangi dan mengorbankan hal lain.</div><br><div>Namun, sejauh itu aku belum begitu paham, tapi tetap aku ingin sekali mencobanya. Hal ini bisa sangat membantuku menjadi lebih baik bahkan mungkin produktif, karena aku akui beberapa waktu ke belakang diri ini lebih terlihat sibuk di satu tempat. Melakukan hobi saja tidak pernah. Terbukti, sekarang aku baru menyempatkan menulis lagi di sini, karena alasan pelarian saja. Sedih.</div><div><br>Sejauh ini waktu istirahat hanya aku gunakan untuk <i>merebahkan</i> tubuh dan menyelam ke dunia maya atau sekadar membersihkan kamar. Mengingat sedang pandemi juga. Aku bahkan belum sama sekali pergi ke tempat jauh hanya untuk menyegarkan pikiran. Kebanyakan waktu istirahat dihabiskan di rumah saja.</div><div><br></div><div>Beberapa kali memang ada <i>ajakan,</i> cuma beberapa kali juga aku tolak. Entah karena waktunya mendadak, berpikir dua kali karena pandemi, diri yang merasa hanya butuh rehat, atau mungkin karena beda selera saja. Sayangnya aku tidak terlalu pintar menjaga hubungan sosial dan seringkali terkesan <i>cuek, </i>terkesan serba salah:(</div><div><br></div><div><i>Memang seperti ini ya proses menjadi dewasa?</i><br><br>Belum lagi tahun 2020 tidak terlalu baik bagi semua orang di dunia ini. Kebetulan hari ini, di tanggal cantik 10.10.2020 merupakan peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Health Day) dengan mengangkat tema <i>"<u><span style="color: #073763;"><a href="https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)32110-3/fulltext" target="_blank">Increased Investment in Mental Health</a></span></u>"</i> atau <i>"Peningkatan Investasi dalam Kesehatan Mental"</i>, mengingat dunia sedang dihadapkan dengan pandemi COVID-19 yang dapat sangat memengaruhi kesehatan mental semua orang.</div><div><br></div><div>Banyak pihak yang rentan terganggu kesehatan mentalnya, yaitu mereka yang terinfeksi, tenaga kesehatan, lansia, bahkan remaja dan anak-anak yang terdampak karena penutupan sekolah, juga para pekerja atau pengangguran yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan atau penghasilan. Belum lagi di Indonesia saat ini sedang ramai demo terkait pengesahan tiba-tiba RUU Cipta Kerja atau dikenal juga <i>Omnibus Law.</i> Aku tidak akan membahas ketertarikanku tentang itu di sini, karena bukan ranahku.</div><div><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho_tHG0IRVF5vxfqqu84ypr6mc9rdjgtpIEKDuBB542IVEBn9folAb-frl2-zSbvZEmEh6FYsa5LNj5NFtR-MdIqPf14KgHk60BqExvuknEptVbUjy3eHAJBrrthZsvJ5-1Al5e7QGqgc/s1280/Kondisi+Demonstrasi+di+Jakarta%252C+Indonesia+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kondisi Jalan saat Demonstrasi di Jakarta, Indonesia" border="0" data-original-height="854" data-original-width="1280" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho_tHG0IRVF5vxfqqu84ypr6mc9rdjgtpIEKDuBB542IVEBn9folAb-frl2-zSbvZEmEh6FYsa5LNj5NFtR-MdIqPf14KgHk60BqExvuknEptVbUjy3eHAJBrrthZsvJ5-1Al5e7QGqgc/w400-h268/Kondisi+Demonstrasi+di+Jakarta%252C+Indonesia+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" title="Demonstrasi di Jakarta, Indonesia" width="400"></a></div><br><div>Haduh, pembahasannya jadi <i>melenceng,</i> aku kembalikan dengan pembahasan topik istirahat tadi.</div><div><br></div><div>Layaknya perjalanan, dalam menjalani kehidupan juga butuh istirahat. Setiap dari kita memang ingin mencapai tujuan dengan cepat tanpa halangan. Namun, seringnya banyak di antara kita termasuk aku lupa untuk beristirahat sejenak, karena memandang itu adalah suatu hambatan yang bisa menganggu perjalanan kita sampai tujuan. Seringkali juga setiap kegiatan yang dilakukan secara tergesa-gesa jarang menghasilkan sesuatu yang maksimal dan dipasrahkan apa adanya.</div><div><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_A0GT4DZOEAhfmNCnlqsNt0UmrvWxr1WykV-6HLvdqi2EiqClDp3jHdybm0RtfGsEJSGr2vFWLFxeZWmVitqjiFw-vpeXv5HKBGyVWgd_MNUnLf3SQCK4Hlr14cjzB2i87jGRLXOQk5c/s1280/Perjalanan+juga+Butuh+Istirahat+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Jalan Raya (Perjalanan)" border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_A0GT4DZOEAhfmNCnlqsNt0UmrvWxr1WykV-6HLvdqi2EiqClDp3jHdybm0RtfGsEJSGr2vFWLFxeZWmVitqjiFw-vpeXv5HKBGyVWgd_MNUnLf3SQCK4Hlr14cjzB2i87jGRLXOQk5c/w400-h266/Perjalanan+juga+Butuh+Istirahat+-+ridhannaa.blogspot.com+%2528Hanna+Ridha%2529.jpg" title="Jalan Raya (Perjalanan)" width="400"></a></div><div><br></div><div>Jadi, sejatinya beristirahat itu tidak ada salahnya untuk membangun kembali semangat kita yang memudar, dan sempatkan apresiasi diri atas apa yang telah dilakukan untuk dirimu sejauh ini.</div><div><br></div><div>Biarkan teman-teman kita beristirahat, jangan paksakan keinginan kita kepadanya. Mereka juga pantas mendapatkannya. Kemudian, mari lanjutkan kembali langkah kita menuju tujuan akhir bersama.</div><div><br></div><div>Semoga teman-teman semua dalam keadaan baik-baik saja. Aku akan sangat berterima kasih jika teman-teman berbagi kisahnya, terutama hal apa yang sering dilakukan saat beristirahat. Mungkin saja dapat membantu mereka yang seringkali bingung untuk melakukan apa di waktu istirahatnya.</div><div><br></div><div>Terima kasih, tetap jaga kesehatan ya! :)</div><br></div><div id="gtx-trans" style="left: 457px; position: absolute; top: 26px;"><div class="gtx-trans-icon"></div></div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-63616445156752827532020-08-15T15:00:00.001+07:002021-05-09T13:22:02.672+07:00Membangun Kesadaran Lingkungan dengan Diam & DengarkanSemenjak pandemik muncul, kondisi di masyarakat sudah terasa berbeda. Seiring berjalannya waktu masyarakat mulai kembali menjalankan aktivitasnya meski keadaanya tetap berbeda. Namun, ada juga mereka yang sudah merasa <u><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2018/02/sebuah-seni-untuk-bersikap-bodo-amat.html" target="_blank"><span style="color: #0b5394;"><b>bodo amat</b></span></a></u> dengan melonggarkan protokol. Kenyataannya apabila melihat dari angka, jumlah kasus di Indonesia semakin meningkat setiap harinya, dengan tingkat kematian paling tinggi dari perbandingan negara secara global.<div><br /></div><div>Beberapa media sempat mengabarkan jika wabah ini ternyata secara tidak langsung dapat menyembuhkan bumi, terutama dari pengaruh yang dibuat oleh manusia seperti polusi udara dan jumlah sampah. Berdasarkan hal itu, sebagian besar orang melihat pengaruh yang sangat besar antara aktivitas manusia dengan keadaan bumi. <i>Lalu bagaimana keadaan bumi setelah virus ini bisa disembuhkan atau dimusnahkan? <br /><br />Kita tidak pernah tau.</i><br /><br />Namun, sebuah film dokumenter <i><b>“Diam & Dengarkan”</b></i> mencoba menyadarkan sekaligus mengingatkan seluruh umat manusia di dunia. Film ini bukan sepenuhnya dibuat oleh salah satu pihak saja, tetapi merupakan hasil kolaborasi dari berbagai visual yang tersebar bebas di internet yang dikumpulkan oleh rumah produksi <i>Anatman Pictures</i><i>.</i> Selain itu, penonton dibebaskan untuk mengunduh, memposting ulang, bahkan mengedit, karena mereka mengaku tidak akan mengambil keuntungan dari film tersebut dan menyebutnya sebagai <i>karya kolektif umat manusia</i>.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Vtj1Gm9uVX_hmj4_0pGT4G0lBZcKqilmtNdAP_tXZYVRyuZxY1dItZB_eLVhx8G2wdf-W9Xx1kuB1_C559lE2vPpsU5iac8MaXG9mlvyGxnQTmgnQC2UHei4Q-Y65p32-lBL_5xQqYM/s1280/Diam+%2526+Dengarkan+by+Anatman+Pictures+-+Dokumenter+di+Tengah+Pandemi+%2528Hanna+Ridha%2529.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Vtj1Gm9uVX_hmj4_0pGT4G0lBZcKqilmtNdAP_tXZYVRyuZxY1dItZB_eLVhx8G2wdf-W9Xx1kuB1_C559lE2vPpsU5iac8MaXG9mlvyGxnQTmgnQC2UHei4Q-Y65p32-lBL_5xQqYM/s640/Diam+%2526+Dengarkan+by+Anatman+Pictures+-+Dokumenter+di+Tengah+Pandemi+%2528Hanna+Ridha%2529.png" width="640" /></a></div><div><br /></div><div>Tema yang diangkat mengenai isu lingkungan dengan enam bagian subtema yang juga merupakan serial <i><b>Heal the World</b></i>. Masing-masing bagian dibawakan oleh narator berbeda, yang dilakukan di rumah masing-masing, diantaranya Kiamat yang Tak Terhindarkan oleh <i>Christine Hakim</i>, Mens Sana in Corpore Sano oleh <i>Dennis Adhiswara</i>, Kerajaan Plastik oleh <i>Arifin Putra</i>, Air Sumber (gaya) Hidup oleh <i>Eva Celia</i>, Kehutanan Yang Maha Esa oleh <i>Nadine Alexandra</i>, dan Samudra Cinta oleh <i>Andien Aisyah</i>. Selain itu, beragam narasumber pun ditampilkan untuk mendukung topik yang dibahas, baik dari ilmuwan, seniman, pengusaha, pendidik, bahkan aktivis.</div><div><br /></div><div>Film ini sudah bisa disaksikan secara bebas di kanal Youtube Anatman Pictures sejak dirilis pada 28 Juni 2020 lalu, bisa juga dengan menonton secara terpisah per bagiannya. <i>Full movie</i>-nya sendiri sudah disaksikan sekitar 1,5 juta kali per tanggal 15 Agustus 2020. Berkaitan dengan topik yang diangkat, sebenarnya tidak ada info/hal yang baru. Namun, sutradara <i>Mahatma Putra </i>menyampaikan film ini hanya berisi pengetahuan umum yang populer dan dikemas lebih sederhana agar mudah dipahami masyarakat, khususnya di Indonesia.</div><div><br /></div><div>Saya sendiri berniat menonton karena direkomendasikan oleh seorang teman, karena saat pertama kali muncul di media sosial saya belum sempat tertarik untuk memutarnya dan kemudian terlupakan. Tetapi, setelah saya selesai menonton, diri cukup tertegun, benar-benar bisa diam dan mendengarkan, serta seakan ada tamparan batin yang kemudian tergugah melakukan hal lebih baik untuk bumi. Berikut beberapa informasi atau pesan yang ada dalam film tersebut.<br /><br /><b>1. Manusia Unik, tapi Tidak Istimewa</b><br />Sejatinya, bumi tempat kita berpijak sudah sejak lama terbentuk sebelum adanya peradaban manusia. Namun, kenyataannya manusia seakan merupakan spesies paling unggul dan berkuasa di bumi. Keadaan ini membuat kepunahan spesies meningkat bahkan spesies yang telah ada sebelumnya, lahan hijau pun hampir habis. Seringkali manusia dipenuhi oleh ambisi yang tidak akan pernah merasa cukup dan hanya memikirkan cara bertahan hidup untuk dirinya sendiri. Manusia tidak menyadari jika dirinya dibentuk juga dari bagian bumi, sama seperti spesies lainnya.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbfPXt7pcYh2gcrMwA6XMx_Nlr6gha2Bv9semBOyA4v4_88yNwE7DiUrRT0Eia6Tmv7qJ35WoX6DSQ-UU22gNYcXjSuDyO_EAN-W9cXk2KRZShotm8alXqFZ8oZWyAqt2Qc0L38oQL6ZE/s957/Bumi+untuk+Manusia+dan+Semua+Makhluk+Hidup+-+Satria+Baja+Hitam%252C+Kamen+Rider+%2528Hanna+Ridha%2529.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="717" data-original-width="957" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbfPXt7pcYh2gcrMwA6XMx_Nlr6gha2Bv9semBOyA4v4_88yNwE7DiUrRT0Eia6Tmv7qJ35WoX6DSQ-UU22gNYcXjSuDyO_EAN-W9cXk2KRZShotm8alXqFZ8oZWyAqt2Qc0L38oQL6ZE/w410-h306/Bumi+untuk+Manusia+dan+Semua+Makhluk+Hidup+-+Satria+Baja+Hitam%252C+Kamen+Rider+%2528Hanna+Ridha%2529.png" width="410" /></a></div><div><br /></div><div><b>2. Kesehatan Mental dan Emosional adalah Pondasi Utama</b></div><div>Penyakit kronis dan <u style="background-color: white;"><span style="color: #0b5394;"><b>psikosomatis</b></span></u> sebenarnya banyak terkait dengan psikologis. Jika dikaitkan dengan keadaan pandemi seperti sekarang, masyarakat harus dapat menjaga dirinya sendiri dengan mengikuti protokol kesehatan, tetapi harus juga disertai dengan mental yang sehat, karena jika tidak, daya tahan tubuh tetap tidak terasa baik.</div><div><br /></div><div>Saya ingat saat mendengar cerita dari rekan yang sempat tau dengan seseorang yang menjadi korban Covid-19. Melihat dari raga dan fisiknya ia terlihat baik-baik saja dan dapat bertahan, tetapi karena secara psikologis ia sudah dari awal menolak dan seakan sangat takut, sayangnya ia tidak bisa bertahan. Hal ini membenarkan pernyataan dalam film tersebut bahwa manusia sulit untuk beradaptasi dengan perubahan, dan menyetujui pepatah Romawi kuno <i>"Mens Sana in Corpore Sano, Jiwa yang Sehat di dalam Tubuh yang Sehat."</i></div><div><br /></div><div><b>3. Plastik untuk Menyelamatkan Lingkungan menjadi Polutan</b></div><div>Jarang banyak orang yang tau, jika sebenarnya plastik diciptakan untuk menyelamatkan bumi dari merebaknya penebangan pohon pada tahun 1959 oleh <i>Sten Gustaf Thulin </i>di Swedia. Namun, seiring berjalannya waktu manusia jugalah yang membuat plastik menjadi polutan, karena di zaman sekarang segala sesuatu dibuat dari plastik yang sifatnya susah terurai, di mana hanya 2 dari 9 jenis plastik yang bisa terurai, dan limbah tersebut bisa saja kembali melalui makanan kita lalu masuk peredaran darah.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVRdY7QJg-SwcuZ1rVpeQtHUAmMjv_te93I9s0Ecp7oS-I25s_PonG8rs9o4duHG7i6TzCU4DCZ8mYonHzyCtZ2s0Ls0nhSk3W2b5FqFVkYakPm5qOik6ZTDYuaULZEj681tm-baXZVtc/s720/Mikroplastik+di+Perut+Ikan+Konsumsi+Manusia+-+Diam+%2526+Dengarkan+%2528Hanna+Ridha%2529.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="562" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVRdY7QJg-SwcuZ1rVpeQtHUAmMjv_te93I9s0Ecp7oS-I25s_PonG8rs9o4duHG7i6TzCU4DCZ8mYonHzyCtZ2s0Ls0nhSk3W2b5FqFVkYakPm5qOik6ZTDYuaULZEj681tm-baXZVtc/w410-h320/Mikroplastik+di+Perut+Ikan+Konsumsi+Manusia+-+Diam+%2526+Dengarkan+%2528Hanna+Ridha%2529.png" width="410" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div>Mungkin tidak ada manusia juga yang belum pernah pakai plastik. Hal ini tentu menjadi masalah utama di dunia, terutama Indonesia karena masyarakatnya lebih banyak menggunakan plastik sekali pakai <i>(single use plastics)</i>. Mereka seringkali terlalu nyaman dan malas untuk menggunakannya berkali-kali. Dari sisi industri pun pengemasan produk tak terlepas dari plastik, terutama produk dengan ukuran yang lebih kecil, dipengaruhi dari kemampuan daya beli masyarakat Indonesia.</div><div><br /></div><div>Permasalahan ini masih belum ada yang bisa menyelesaikannya secara tuntas. Meski sudah banyak kampanye larangan penggunaan kantong plastik, tapi penggunaan kantong kertas dan kain sebenarnya lebih buruk terhadap lingkungan karena membutuhkan lebih banyak energi dalam proses pembuatannya. Jika mau kita harus mencari pengganti plastik dengan sifat yang sama, kuat dan fleksibel tetapi lebih ramah lingkungan. Paling penting, kembali kepada perilaku manusianya masing-masing.</div><div><i><br /></i></div><div><i>"Lebih baik mendaur ulang (recycle) daripada buang sampah sembarangan, kemudian lebih baik pakai ulang (reuse) daripada daur ulang yang membutuhkan proses terlebih dahulu, terakhir lebih baik mengurangi (reduce) dibandingkan pakai ulang."</i></div><div><br /><b>4. Air di Bumi Jumlahnya Terbatas </b><br />Ini adalah bagian film yang paling informatif bagi saya, karena saya sendiri baru mengetahui beberapa hal. Air ternyata bukan berasal dari bumi, tapi berasal dari luar planet bumi, yaitu dari meteor/asteroid es bernama <i>Carbonaceous Chondrite</i> yang kaya akan H<span style="font-size: x-small;">2</span>O dan Karbon. Meteor ini terbentuk di luar batas leleh matahari, dan selama proses pembentukan bumi, meteor tersebut terus datang dan bertabrakan dengan bumi yang menciptakan keberadaan air di bumi. Namun, apabila dilihat dari lapisan bumi terluar, penampakan jumlah air memang lebih tipis dibandingkan dengan mantel dan inti bumi, sehingga jumlah air di bumi sangat terbatas terutama air tawar dan bersih. <br /><br />Di tangan eksploitasi manusia, air tidak hanya menjadi sumber hidup dan sumber peradaban, tetapi berevolusi menjadi sumber energi, industri, agrikultur, rekreasi, bahkan gaya hidup. Kenyataannya, gaya hidup paling banyak mengambil jumlah air, di mana untuk memproduksi satu celana jeans dibutuhkan sekitar 6500 liter air, kaos katun 2700 liter air, sedangkan tubuh manusia hanya butuh 600 liter air untuk diminum per tahun. Hal ini sebanding pengaruhnya dengan limbah deterjen yang dihasilkan manusia.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizazcTDJRDy7F-pv_kv3pCygCZCXgz3y93md4WzFGhP3SiLiAHYCFEfbr6NyUR6nEktwA-hE268iFq23bOHA62Gk9_11yW34nVVnrdrlNbNJHUETNnC09vNe4-NAyFm_IH7CzifEHTc34/s1280/Busa+Tutupi+Permukaan+Sungai%252C+CNN+-+Diam+%2526+Dengarkan+%2528Hanna+Ridha%2529.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizazcTDJRDy7F-pv_kv3pCygCZCXgz3y93md4WzFGhP3SiLiAHYCFEfbr6NyUR6nEktwA-hE268iFq23bOHA62Gk9_11yW34nVVnrdrlNbNJHUETNnC09vNe4-NAyFm_IH7CzifEHTc34/s640/Busa+Tutupi+Permukaan+Sungai%252C+CNN+-+Diam+%2526+Dengarkan+%2528Hanna+Ridha%2529.png" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div>Banyak yang tidak mengira, jika limbah sabun, deterjen atau <i>skincare</i> yang menghasilkan busa dapat mengganggu lingkungan. Bahkan, sebagian besar orang menilai semakin banyak busa semakin bagus dan bersih, tapi sebenarnya itu tidak sepenuhnya benar. Produk-produk tersebut mengandung <i>Sodium Lauryl Sulfate</i> (SLS) yang sifatnya sulit terurai, tetapi lebih dipilih karena harganya yang lebih murah dibandingkan bahan ramah lingkungan. Permasalahan ini ternyata sudah disinggung sejak 1984 tetapi sudah 36 tahun berlalu kita masih berada di titik yang sama bahkan lebih besar dampaknya.</div><div><br /></div><div><b>5. Hutan, Paru-paru Dunia</b></div><div>Hutan adalah rumah bagi keragaman hayati (biodiversitas) atau berbagai jenis kehidupan di bumi, seperti udara yang kita hirup, air yang kita minum, bahkan makanan yang dikonsumsi semua bergantung dari biodiversitas. Nyatanya, hutan juga memiliki koneksi erat dengan patogen. Seringkali penggundulan hutan dilakukan demi membuat lahan agrikultur, tapi tanpa sadar patogen yang ada di dalamnya pun ikut keluar dan berbahaya bagi bukan penghuni hutan. Beberapa diantaranya berasal dari daerah perbatasan hutan yang digunduli, seperti virus HIV, Zika, Malaria, Ebola, Nipah.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicvVNdGalf0sM0QK55-EQaL7UtNGEjPXXVBDQD2cA7xPy1HBGeuJrLmganXCYf7O2Y1R7E2m11jtsbUoSpejFlZmKgZu_Qs-i_DJ2yCBl-scrUoFTpAQUHSf5osIRwF3xR_moJbpc1A1s/s1280/Biodiversitas+Keragaman+Hayati+berpengaruh+langsung+kepada+Perubahan+Iklim+dan+Pemanasan+Global+-+Caters+News+%2528Hanna+Ridha%2529.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicvVNdGalf0sM0QK55-EQaL7UtNGEjPXXVBDQD2cA7xPy1HBGeuJrLmganXCYf7O2Y1R7E2m11jtsbUoSpejFlZmKgZu_Qs-i_DJ2yCBl-scrUoFTpAQUHSf5osIRwF3xR_moJbpc1A1s/s640/Biodiversitas+Keragaman+Hayati+berpengaruh+langsung+kepada+Perubahan+Iklim+dan+Pemanasan+Global+-+Caters+News+%2528Hanna+Ridha%2529.png" width="640" /></a></div><div><br /></div><div>Kita bisa ikut menjaga hutan, dengan mencoba dulu mengubah pola hidup, dengan memilih dan memilah produk makanan, sabun, sampo, hemat penggunaan kertas, mengurangi konsumsi daging, hemat listrik, bahkan bisa dengan cara sederhana mengurangi makan gorengan. Karena dari produk semua itu, terdapat jejak-jejak hasil penggundulan hutan untuk membangun lahan peternakan, minyak sawit, pertambangan batu bara, dan industri kayu.<br /><br /><b>6. Dengarkan Suara Hati</b><br />Mendengarkan suara hati memang terlihat mudah tetapi sulit untuk dilakukan, karena dipenuhi oleh berbagai pertimbangan terutama dari pihak luar. Filosofi diam dan dengarkan cocok dengan topik ini, dan kemudian bertindak apa yang seharusnya dilakukan.</div><div><br /></div><div>Contoh paling umum yang dijabarkan dalam film ini adalah kebanyakan manusia beranggapan jika uang dapat menyelesaikan hampir semua masalah. Namun, anggapan ini dipatahkan oleh seseorang yang sejak kecil tumbuh di keluarga yang memiliki semuanya, yaitu <i>Prajna Murdaya. </i>Ia mengaku tidak pernah bahagia dan sulit untuk mengungkapkan kesedihannya karena teman-temannya menyuruhnya untuk bisa bahagia dan bersyukur, bahkan ia seringkali sakit dan terancam terkena sirosis dan kanker. <i>"Uang hanya bisa membawa kebahagiaan pada level tertentu." </i>Ia pun mengajak untuk lebih bisa mendengarkan suara hati yang telah berhasil membuatnya bahagia dengan membangun studio musik.</div><div><br /></div><div>Selain permasalahan uang, dalam bagian ini dibahas bahwa sumber kebahagian manusia lebih banyak dihasilkan di sistem pencernaan yang berkaitan dengan konsumsi kita. Melihat dari data statistik yang dibuat oleh <i>Hans Rosling, </i>negara dibagi menjadi 4 level. Semakin banyak keragaman makanan, dan tingginya konsumsi energi dan protein, semakin tinggi level kesejahteraan manusianya, tetapi berbanding terbalik dengan kesejahteraan bumi. Melihat jejak karbon yang dihasilkan oleh proses konsumsi manusia, baik dari material ataupun makanan yang mana paling banyak dapat merusak lingkungan. Ya, kembali kepada usaha peternakan yang tidak hanya menghasilkan kerbon, tetapi juga gas metana yang dapat lebih banyak menahan panas dari bumi.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAjmcQmXeTkx8NcslUk0UD0G0Ox-N60FGYK0P0wstiWqyqI0X2bZmv7Aj91q-aHpHTzb_hrrDTHXyE86GDWZ4zsY2AhgkvKxcVBd8j_RGby1W9tix9j7t-Q7749HnJj9glYE3JiTSiDsU/s1280/Penghasil+Karbon+dan+Metana%252C+Gas+Efek+Rumah+Kaya%252C+terutama+Sektor+Peternakan+-+Hanna+Ridha.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAjmcQmXeTkx8NcslUk0UD0G0Ox-N60FGYK0P0wstiWqyqI0X2bZmv7Aj91q-aHpHTzb_hrrDTHXyE86GDWZ4zsY2AhgkvKxcVBd8j_RGby1W9tix9j7t-Q7749HnJj9glYE3JiTSiDsU/s640/Penghasil+Karbon+dan+Metana%252C+Gas+Efek+Rumah+Kaya%252C+terutama+Sektor+Peternakan+-+Hanna+Ridha.png" width="640" /></a></div><div><br /></div><div><i>Sejujurnya saya sedih mendengarnya, karena saat kuliah diajarkan mengenai zero waste dari usaha tersebut. Namun, balik lagi dalam proses dan tindakan manusianya. Saya juga pernah bahas salah satu film dokumenter mengenai hal ini, yaitu <u><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2016/11/cowspiracy-konspirasi-usaha-peternakan.html" target="_blank"><b><span style="color: #0b5394;">Cowspiracy</span></b></a></u> silahkan dibaca jika berkenan dengan klik <u><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2016/11/cowspiracy-konspirasi-usaha-peternakan.html" target="_blank"><b><span style="color: #0b5394;">di sini</span></b></a></u>.</i><br /><br />Yap itu dia beberapa topik yang sebagian besar dibahas di film dokumenter tersebut. Masih banyak hal-hal yang menarik lain sebenarnya. Tapi, teman-teman bisa menontonnya langsung secara lengkap ya, karena saya tau tulisan ini sudah kepanjangan :))</div><div><br /></div><div>Oh iya, dari sini kita bisa belajar bahwa keadaan pandemi virus Covid-19 bisa membawa hikmah terutama untuk bumi bisa bernafas lega. Tapi, hal ini juga jangan dijadikan sebagai alat untuk membenarkan semua tindakan manusia yang tanpa sadar merusak lingkungan, mengingat '<i>toh bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri.' </i>Big NO! Itu salah besar. Apalagi jika semua aktivitas sudah berjalan seperti semula, bisa saja bumi akan lebih terpuruk, mengingat manusia akan mencoba mengejar ketertinggalannya selama pandemi, karena dunia juga mengalami permasalahan ekonomi.</div><div><br /></div><div>Film dokumenter ini selain mengajak untuk membangun kesadaran manusia secara kolektif untuk menjaga lingkungan, mereka juga mengajak untuk berkontribusi nyata bagi lingkungan melalui <u><b><a href="http://diamdengarkan.com"><i><span style="color: #0b5394;">diamdengarkan.com</span></i></a></b></u>, bahkan mereka merekomendasikan film dokumenter lain yang mengangkat isu lingkungan.</div><div><br /></div><div>Akhir kata, setelah diam dan dengarkan, mari mengambil tindakan :)</div><div>Mari lebih peduli pada diri sendiri, peduli kepada sesama, dan peduli pada lingkungan. Kita sendirilah bumi itu.</div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-39671893529405468962020-07-27T19:07:00.001+07:002021-05-09T13:22:57.657+07:00Waktu Tepat Tidak Harus Cepat<div style="text-align: center;">
<span style="text-align: start;"><i>"Hiruk pikuk dunia memaksaku untuk menjadi seseorang yang tersegmentasi bekerja, mapan, menikah, punya anak, menikmati hari tua, dan meninggal.</i></span><br />
<span style="text-align: start;"><i>Tipikal? Memang. Pola manusia modern harus seperti itu, jika ingin disebut normal."</i></span><br />
<span style="text-align: start;">—Catatan Juang, <b>Fiersa Besari</b></span><br />
<span style="text-align: start;"><br /></span>
<b><iframe frameborder="0" height="102px" scrolling="no" src="https://anchor.fm/hanna-ridha/embed/episodes/Ingin-Disebut-Normal---Kutipan-Catatan-Juang--Fiersa-Besari-eh9lgk/a-a2q0p45" width="400px"></iframe></b><br />
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
Budaya menjalani kehidupan terasa lebih banyak tekanan, layaknya alur harus berjalan sesuai kondisi masyarakat pada umumnya. Lahir, mengalami bangku pendidikan, lulus, bekerja, menikah, punya anak, punya cucu dan menikmati hari tua, kemudian meninggal.</div>
</div>
<br />
Sejalan dengan masalah waktunya. Peristiwa tersebut seakan harus juga sama dengan yang lain. Teman lulus, ia harus segera lulus. Disaat mereka sudah punya pekerjaan, ia pun melakukannya dengan penuh usaha dan mencoba bertahan meskipun tidak terlalu suka. Kemudian menikah juga ikut arus, tanpa tau apakah ia sudah siap menjalani untuk ke depannya. Terus seperti itu hingga alur kehidupannya bisa dimasukkan ke dalam ketegori masyarakat normal.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU9IIKZClTNMkF7ZKA14W0S_bKaVy4nj9NL1u8SAGkYGju-kLX9pU3aLgUVjW5jml70vXeML5HU4zm9jaueiJcZjpvob-q5DM7XdBMgsR3hhPDXXCgein1dIbQ_bPxulMiDndDZg5F4p8/s1600/Waktu+Tepat+Tidak+Harus+Cepat+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Waktu Tepat Tidak Harus Cepat" border="0" data-original-height="1068" data-original-width="1600" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU9IIKZClTNMkF7ZKA14W0S_bKaVy4nj9NL1u8SAGkYGju-kLX9pU3aLgUVjW5jml70vXeML5HU4zm9jaueiJcZjpvob-q5DM7XdBMgsR3hhPDXXCgein1dIbQ_bPxulMiDndDZg5F4p8/s640/Waktu+Tepat+Tidak+Harus+Cepat+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" title="Waktu Tepat Tidak Harus Cepat" width="640" /></a></div>
<br />
Lalu, bagaimana apabila mereka berada di posisi yang belum sepenuhnya bisa mencapai tahap yang sama dengan teman-temannya atau masih berada di tengah jalan? Haruskah kita membuat kategori <i>new normal?</i><br />
<br />
Mereka akan banyak mendapat tekanan dari berbagai sudut di lingkungannya, baik dari keluarga, teman, bahkan rekan kerja atau orang asing yang tidak tau bagaimana cerita keseluruhan hidupnya karena baru mengenal dalam waktu yang tidak lama.</div>
<div>
<br />
Namun, tunggu, ada juga sebagian kecil orang yang tidak mau ikut dalam arus tersebut, dan mencoba tidak peduli dan memikirkan terlalu dalam tuntutan-tuntutan itu. Mereka yang mengerti tentang waktu tepat, dan mengetahui suatu peristiwa terjadi karena suatu alasan. Meskipun hal itu identik dengan seseorang yang idealis. Tapi mungkin saja, mereka yang terlihat idealis pun terkadang mendapatkan tekanan batin secara tiba-tiba.<br />
<span style="background-color: white;"><br />
</span> <span style="background-color: white;">Saya ingat, ada tulisan seorang teman yang bagus mengenai hal ini, dan ia mengijinkan saya untuk menyebarkannya. Berikut kutipannya:</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivFTzAXzu28CNKAJKmun5nHrZBKo0cBDcXDC9KdLxpfNllNb7yfO4f7HaIesbeRWGAuoO0nE5GarbVa9gKUu2bzDMor4jKpmHdECD9BSezO8bbgWDk4LMWr9mWpiZp0rnUTXY_Op-VKAg/s1600/Zona+Waktu+by+%2540mawaqitmakani+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Perbedaan Zona Waktu Manusia" border="0" data-original-height="724" data-original-width="1600" height="289" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivFTzAXzu28CNKAJKmun5nHrZBKo0cBDcXDC9KdLxpfNllNb7yfO4f7HaIesbeRWGAuoO0nE5GarbVa9gKUu2bzDMor4jKpmHdECD9BSezO8bbgWDk4LMWr9mWpiZp0rnUTXY_Op-VKAg/s640/Zona+Waktu+by+%2540mawaqitmakani+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" title="Perbedaan Zona Waktu Manusia" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white;">Menurutnya, setiap orang memiliki zona waktunya masing-masing layaknya suatu kota atau tempat. Kita tidak pernah tau bagaimana diri kita di masa depan, semua tergantung dari usaha kita di masa kini. Meskipun demikian, jangan pernah merasa iri atau mencoba membujuk yang lain untuk segera mempercepat waktunya, karena setiap orang memiliki waktunya masing-masing dalam semua hal. Jangan sampai pada akhirnya kita menyesal.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="background-color: white;">Nilai kesuksesan untuk setiap orang pun berbeda-beda. Ada yang menilainya dari materi ataupun sudah berada di tahapan yang ia inginkan, atau mungkin kesuksesan baginya cukup merasa hidup sederhana dan merasa bahagia, serta bersyukur di setiap harinya.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="background-color: white;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="background-color: white;">Sejatinya, sampai sekarang t</span>idak ada yang mengatakan secara tegas bahwa kesuksesan itu dengan lulus cepat, menikah muda, punya pekerjaan dengan gaji dua digit, punya kendaraan dan rumah, atau punya banyak gelar akademik. Tidak ada juga yang mengatakan apabila seseorang belum mencapai tahap tersebut diklasifikasikan sebagai yang tertinggal, karena tak jarang kita menemui beberapa orang yang mengalami nasib yang kurang baik di beberapa tahapan tersebut, seperti bercerai dalam waktu singkat, tidak merasa bahagia meskipun ia punya segalanya, dan sejenisnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white;"><br />
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white;">Kemudian, kebetulan saya menemukan suatu percakapan dari film </span><i>Intimate Strangers </i><span style="background-color: white;">yang baru saya tonton dan cukup bisa dikaitkan dengan pembahasan ini.</span></div>
</div>
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div class="MsoNormal">
A: <i>Kau harus punya anak.</i></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
B: <i>Kenapa?</i></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
A: <i>Manusia menikah dan punya anak.</i><br />
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
B: <i>Jadi, jika aku menikah lalu bercerai dan tak punya anak, aku bukan manusia?</i><br />
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
A: <i>Aku sedang membicarakan masyarakat secara umum.</i><br />
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
B: <i><b>Hanya karena kebanyakan orang melakukannya, tidak berarti aku juga harus.</b></i><br />
<span style="background-color: white;"><br />
</span> <span style="background-color: white;">Jika dipikir-pikir kembali manusia kan memang diciptakan dengan berbeda, sekalipun itu saudara kembar. Pemikiran saja sudah banyak digalakan untuk tidak dididik terkotak-kotak. Membayangkannya saja seram jika semua makhluk di dunia memiliki nasib atau bahkan wajah yang sama.</span><br />
<span style="background-color: white;"><br />
</span> <span style="background-color: white;">Meskipun saya berkata demikian, memang agak sulit jauh dari </span>hal atau pengaruh<i> </i><span style="background-color: white;">tersebut. Jujur, saya masih berusaha keras keluar dari pemikiran sendiri dengan penuh pembicaraan orang lain terhadap saya. Tapi, sudah cukuplah mengasihani diri sendiri dan membandingkannya dengan hidup orang lain, karena nantinya terkesan tidak bersyukur.</span><br />
<span style="background-color: white;"><br />
</span> <span style="background-color: white;">Mari menjadi diri yang lebih baik, bukan untuk lebih baik dari orang lain cukup untuk diri sendiri. Hal paling penting terus berusaha dan berdo'a dengan konsisten dan maksimal. Barangkali saja, kamu belum mencapai tahapan itu karena usaha dan do'anya masih kurang. Kita tidak pernah tau. </span><span style="background-color: white;">Jangan juga berhenti, dan tidak lupa untuk selalu beristirahat dikala sudah sangat lelah.</span><br />
<span style="background-color: white;"><br />
</span> <span style="background-color: white;">Seperti yang pernah saya singgung di tulisan sebelumnya, </span><b><u><span style="color: #0b5394;"><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2017/02/slow.but.sure.html" target="_blank">Slow but Sure</a></span></u></b>.</div>
<div style="font-style: italic; text-align: center;">
<i>"Sepanjang jalan yang ditempuh tentu tidak cepat, namun bisa saja sangat lama, perjalanan tersebut disebut proses. Proses merupakan hal terpenting dalam mencapai suatu tujuan. Hasil akhir akan ditentukan dari seberapa baik proses itu dilakukan. </i><i>Slow but Sure, pelan tapi pasti, mungkin salah satu pilihan yang tepat untuk menghadapinya. Bersikap pelan dan tenang namun yakin bisa menyelesaikannya dengan usaha yang keras."</i></div>
<div style="font-style: italic; text-align: left;">
<i><br />
</i></div>
<div style="text-align: left;">
Semoga kalian semua berada dalam keadaan baik-baik saja. Tetap jaga kesehatan.<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;">Salam hangat,</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><i><b><span style="color: #073763;">Hanna Ridha</span></b></i> 😊</span></div>
</div>
</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-29576977400671358722020-05-23T23:59:00.001+07:002021-05-09T13:23:24.536+07:00Work from Home, Awalnya Impian<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Sejujurnya dari dulu saya menginginkan bisa bekerja dari rumah. Membuat suasana sesuai keinginan sendiri. Berharap bisa menjadi lebih produktif dari sebelumnya. Tapi, setelah beberapa minggu ini mencoba langsung di tengah pandemik, rasanya ada yang kurang. </div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Namun, keinginan masih tetap ada, tapi kemudian berubah. Ada lagi, hilang lagi. Ada lagi, hilang lagi. Gitu aja terus. <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">Mampus, kena loop thinking. Sorry. </i></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Setiap hal pasti ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing sih. Tidak ada yang sempurna. Saya coba bahas beberapa dalam kasus kerja dari rumah ini. </div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Keuntungannya tadi sudah saya singgung di awal, bisa membuat suasana/situasi lingkungan kerja sesuai yang diinginkan sendiri, lebih fleksibel. Keuntungan lainnya mungkin bagi mereka yang tidak terlalu nyaman bertemu orang banyak, bisa mengurangi tekanan dari bos atau rekan kerja. </div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Kalau dari sisi lingkungannya, bekerja dari rumah sedikit bisa mengurangi polusi udara apabila awalnya terbiasa berkendara pribadi, dan tentu mengurangi kemacetan. Bahkan mungkin bisa meningkatkan indeks kebahagiaan karena stress akan macet. Begitupun dengan masalah perekonomian, bekerja dari rumah bisa mengurangi biaya pengeluaran, terutama untuk bahan bakar atau biaya transportasi, belum jika ada tambahan <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">nongkrong-nongkrong</i>. Selebihnya keuntungan bekerja dari rumah dapat menghemat waktu juga tenaga. </div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Lanjut dengan kelemahannya. Sering saya rasakan yaitu banyaknya gangguan/distraksi yang bisa diterima saat hanya berada di rumah, khususnya bagi mereka yang tinggal dengan keluarganya. Ya saya tau, lingkungan rumah memang tidak dibuat untuk bekerja, tapi diperuntukkan untuk beristirahat. Terlebih jika orang rumah lebih banyak menuntut harus melakukan apa, alhasil kita harus bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. </div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Kemudian, belum besarnya godaan untuk menunda pekerjaan di rumah. Entah godaan dari tempat tidur, hiburan, atau makanan. Niatnya menunda beberapa menit, tak sadar hingga jam, berlanjut terlupakan. Alhasil pekerjaan semakin menumpuk. Namun, ketika diri sudah siap bekerja, masalah lain kemudian timbul. Sarana prasarana yang kurang mendukung, terutama apabila pekerjaannya membutuhkan koneksi internet dan aliran listrik.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">Mood</i> pun sangat berpengaruh karena sebagian dari diri mungkin menganggap ini lingkungan rumah, bukan kantor, yang seringkali cenderung membawa ke arah malas karena besarnya fleksibilitas yang didapat. Kemudian, keresahan mungkin akan menimpa karena keadaan yang monoton, sehingga diperlukan untuk membuat suatu perubahan kecil di setiap waktunya, jika tidak ingin bosan yang bisa mengganggu pekerjaan. </div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Beberapa contoh kasus yang saya lihat di keadaan sekarang, terutama dalam dunia pendidikan, bekerja dari rumah masih cukup sulit untuk dilakukan. Sulit yang berarti bukan tidak bisa dilakukan, karena sudah banyak metode pembelajaran secara <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">online</i> sebelum wabah ada.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
</div>
<div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Salah satu contohnya dari kesiapan para tenaga pendidik yang belum matang. Mereka sudah terbiasa mengajar secara langsung. Akibatnya, seringkali saya mendengar keluhan para orangtua yang merasa terbebani dengan banyaknya tugas yang diberikan guru, begitupun dengan siswanya. Bukannya memberikan pembelajaran, tetapi kebanyakan hanya memberikan tugas yang belum tentu siswa tersebut mengerti untuk mengerjakannya. </div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Di zaman sekarang mungkin memang belum bisa berjalan dengan baik, apalagi di keadaan seperti sekarang yang memang dipaksakan. Mungkin beberapa tahun ke depan metode ini bisa berjalan lebih efektif, melihat beberapa pekerjaan saat ini sudah ada yang bisa dikerjakan secara <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">remote. </i><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">Contohnya </span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">para penulis, yang memiliki <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">online shop</i>, atau pekerjaan yang berhubungan dengan IT, tapi untuk pekerjaan di bidang pelayanan mungkin akan sulit untuk diterapkan.</span></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"><br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></span></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">Saya sempat membaca berita mengenai kebijakan bekerja dari rumah untuk PNS di akhir tahun lalu. Namun, kebijakan ini masih perlu dikaji ulang dan disiapkan dengan matang. Alih-alih disetujui, malah kenyataannya tidak berjalan sesuai ekspektasi. Seperti yang diketahui, seringkali menjadi PNS menimbulkan rasa pro dan kontra karena ada beberapa oknum yang tak bertanggungjawab menyalahgunakannya. Tapi banyak juga yang benar-benar bekerja demi negara. </span></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"><br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></span></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">Menurut saya, kebijakan ini perlu ditahan dulu karena sebagian besar bekerja di bidang layanan. Tak hanya itu, mungkin masih banyak ditemukan pegawai yang kurang disiplin, contoh kecil dengan durasi istirahat makan siang saja seringkali melebihi waktu yang ditentukan.</span></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"><br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;"></span></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">Kebijakan semacam ini sebenarnya sudah banyak diterapkan di beberapa negara maju. Namun, pelaksanaannya masih memiliki kendala tersendiri. Dengan menerapkan sistem bekerja selama 4 hari dan 1 hari kerja dari rumah ataupun hanya 4 hari kerja saja. Jumlah jam kerjanya pun beragam, ada yang malah ditambah karena pengurangan hari, ada pula yang dipangkas. Hal ini dilakukan demi meningkatkan produktivitas para pegawainya, yang ujungnya kembali untuk keuntungan perusahaan itu sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kebahagiaan pegawainya, sehingga mampu menyeimbangkan waktu diluar pekerjaannya.</span></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Namun, kembali lagi tergantung pada siapa diri kita. Ada yang senang bekerja bersama orang lain, ada juga yang tidak. Sehingga ukuran dan pengaruh tingkat produktivitas seseorang pun tidak bisa disama ratakan. Teman saya ada yang senang di rumah aja, tapi ada juga yang bahkan tidak betah di rumah. Semua tergantung pilihan masing-masing. Saya sendiri terkadang merasa lebih produktif di rumah, sebelum dipanggil sana sini karena urusan rumah juga 😂</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
Kenyataannya saya lebih sering menghabiskan waktu bekerja di rumah dibandingkan di tempat kerja. Terlebih saya belum bisa disiplin pada diri sendiri. Bahkan seringkali sebelum pandemi terjadi, tanpa sadar saya membawa pekerjaan ke rumah, karena merasa lebih konsentrasi apabila melakukannya di rumah. Berhubung ada beberapa jenis pekerjaan yang berdasarkan permintaan, tidak selalu rata jumlahnya.<br>
<br>
Namun, metode bekerja dari rumah hanya saya alami beberapa minggu saja. Berhubung tempat tinggal yang cukup dekat dengan tempat kerja, ditambah jenis pekerjaannya ada yang meliputi pelayanan sehingga pekerjaan ditimpakan kepada saya. Bahkan seringkali saya terlalu fokus bekerja, lupa waktu, dan siklus tidur menjadi sangat berubah alias kurang tidur. Meskipun hal ini masih harus disyukuri, karena banyak yang kehilangan pekerjaannya dan tidak bisa pulang ke kampung halaman.<br>
<br>
Tulisan ini saja sebenarnya sudah dibuat sejak awal Ramadhan, tapi baru bisa diselesaikan akhir Ramadhan pas malam takbiran, setelah sekitar sebulan di <i>draft</i>. Maafkan.<br>
<br>
Tak hanya itu, selain puasa menahan lapar dan haus, saya pun puasa bermain media sosial. Sehingga tahun ini saya tidak merasa seperti bulan Ramadhan sama sekali, ditambah adanya pandemi yang membuat tarawih di rumah masing-masing.<br>
<br>
<i>Terus kesimpulan dari tulisan ini mengenai work from home gimana Han?</i><br>
<i><br></i></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important; background-color: rgba(0, 0, 0, 0) !important;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXPJfZVh68jD4XmJ5E1sLcQcKg3OWNS9wPBAszIhqzSJKxoUau2oSx88HQrBl09u2vmft8CWYHTBPoije8PEv6cbpKDQTNTUIj2zF_Gp9nJRyK8VXcFyLfg_qHAHtBPYQjbKuLOL_Bbqk/s1600/Work+From+Home%252C+Awalnya+Impian+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXPJfZVh68jD4XmJ5E1sLcQcKg3OWNS9wPBAszIhqzSJKxoUau2oSx88HQrBl09u2vmft8CWYHTBPoije8PEv6cbpKDQTNTUIj2zF_Gp9nJRyK8VXcFyLfg_qHAHtBPYQjbKuLOL_Bbqk/s640/Work+From+Home%252C+Awalnya+Impian+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" width="640"></a><br>
<br>
Saya sendiri masih memiliki keinginan untuk bisa bekerja dari rumah, tapi keputusan seringkali terus berubah dan berpikir untuk jangka panjangnya. Selain itu, bukannya saya tidak terlalu <i>betah</i> diam di rumah, karena saya sendiri lebih memiliki sifat <i>introvert.</i> Namun, hal yang baru saya sadari adalah ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan.<br>
<br>
Saya pernah membaca tulisan seseorang, tapi saya lupa di mana, yang jelas ia menyampaikan, <i>bukan</i> <i>berarti kamu gagal dan tidak bisa melakukan suatu hal itu, tetapi mungkin kamu bukan berada di lingkungan yang tepat, lingkungan yang dapat mendukung mu melakukan hal yang kamu suka tersebut, sehingga kamu tidak merasa kamu berbakat atau baik di bidang tersebut.</i></div>
</div>
<div>
<div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
-</div>
Ada kemungkinan definisi <i>work from home</i> yang saya inginkan, yaitu bisa bekerja secara <i>remote</i> atau bisa juga memiliki usaha sendiri, seperti memiliki kendali. Jadi, <i>work from home</i> yang awalnya impian, masih menjadi impian*.<br><br>*syarat & ketentuan berlaku<br> harus bisa pintar-pintar <i>me-manage </i>juga<br><br>Haduh agak rancu sebenarnya ini tulisan. Kelamaan ditinggal kali ya. Pikirannya udah ke Lebaran juga, sama ingin piknik:( <i>Haha</i> <i>Sorry</i>.</div>
<div>
<br>Mohon maaf lahir dan batin! 🙏🏻</div>
</div>
</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-40667968303578891152020-04-17T17:00:00.001+07:002021-05-09T13:24:16.272+07:00Restored Time Capsule, lalu Bernostalgia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ6vfQDULmpve5Wz0xOCGuNIAPJxI1ECLVrNuQKHSR0CiBP4ONzpf21wgle3vJVW6ucmucYMWr6yr-hjguSdw6DvnJkQB8mIDqrVsPCHMbME3ByqpgP9iH6oqQb2sTwAQ8dEP0E11RTBI/s1600/1587200138212370-0.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ6vfQDULmpve5Wz0xOCGuNIAPJxI1ECLVrNuQKHSR0CiBP4ONzpf21wgle3vJVW6ucmucYMWr6yr-hjguSdw6DvnJkQB8mIDqrVsPCHMbME3ByqpgP9iH6oqQb2sTwAQ8dEP0E11RTBI/s1600/1587200138212370-0.png" width="400" />
</a>
</div>
<br /></div>
Disela-sela mencari hiburan dan info di sosial media, perasaan tiba-tiba menghangat. Sepertinya saya berhasil membuka <i>time capsule</i> pribadi. Dari iseng mencoba menginstal kembali aplikasi <i><u><a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=app.Xeasec.writer&hl=en_US" target="_blank">Writer</a></u></i> di <i>handphone</i>.<br />
<br />
Bagi yang belum tau, <i>Time Capsule </i>ini adalah semacam tempat untuk menyimpan berbagai barang maupun informasi dari masa lalu. Penggunaannya telah digunakan sebelum masyarakat mengenalnya. Semakin berkembang, banyak perdebatan mengenai maksud pembuatannya. Namun, kabarnya untuk menyelamatkan sebagian sejarah, atau sebagai pembanding kemajuan zaman dan bisa digunakan sebagai bahan ajar di masa yang akan datang.<br />
<br />
<u><a href="https://setkab.go.id/simpan-impian-indonesia-monumen-kapsul-waktu-di-merauke-siap-diresmikan-presiden/" target="_blank">Indonesia pun memilikinya</a></u>, tepatnya di Merauke, Papua. Berisi impian anak bangsa mengenai keinginannya 70 tahun mendatang yang dikumpulkan dari seluruh provinsi Indonesia melalui ekspedisi. Sehingga pembukaannya pun menunggu 70 tahun ke depan terhitung dari 2015-2085. <i>Itu lho, yang bangunannya mirip markas Avengers, katanya.</i><br />
<br />
Dalam kasus saya, bukan merupakan kapsul waktu dalam arti sebenarnya. Hanya semacam menemukan <i>time capsule </i>pribadi, setelah sebelumnya agak kecewa karena hasil <i>backup</i> di aplikasi tersebut tidak bisa dikembalikan saat mengganti <i>gadget</i>. Isinya pun hanya berupa tulisan <i>random</i> sendiri, tapi perasaan memang senang bisa membuka dan mengisinya kembali.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv-PavJHo4Aegcwoeo8_J005dH69KovWnZlPYHvUqwkRCx-zkGEKliFV7-eO_dAhgpbiXJ-JO2SJJ22-O7d-JU_c5YHScf-6cjcHoC7Gjn48xjrgDWhyKZBHB9KjObNeNLitmvcn3dzz0/s1600/Draft+Tulisan+di+Aplikasi+Writer+-+Hanna+Ridha+%2528ridhannaa.blogspot.com%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="650" data-original-width="1515" height="273" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv-PavJHo4Aegcwoeo8_J005dH69KovWnZlPYHvUqwkRCx-zkGEKliFV7-eO_dAhgpbiXJ-JO2SJJ22-O7d-JU_c5YHScf-6cjcHoC7Gjn48xjrgDWhyKZBHB9KjObNeNLitmvcn3dzz0/s640/Draft+Tulisan+di+Aplikasi+Writer+-+Hanna+Ridha+%2528ridhannaa.blogspot.com%2529.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">sebagian kecil <i>draft</i> tulisan <i>random </i>di aplikasi <i>Writer</i></span></td></tr>
</tbody></table>
Beragam judul <i>random</i> pun muncul, termasuk folder-folder berisi tulisan yang sengaja dikelompokkan. Satu-satu saya baca dengan seksama dengan perasaan campur aduk. Ternyata kebanyakan mengenai keresahan pribadi tentang banyak hal, dan seakan sekilas kembali ke momen itu. Berikut beberapa tulisan yang terakhir saya buat di aplikasi tersebut.<br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><br />
</span></i> <i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Katanya kau akan tau siapa teman sejati,</span></i><br />
<div>
<div style="text-align: left;">
<i><i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Bila hidup kian beranjak pergi;</span></i></i><br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Ia kan selalu menemani,</span></i></span></i><br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Meski dirimu sedang sakit tak terkendali;</span></i></span></i><br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Ia selalu siap di sisi,</span></i></span></i><br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Meski dirimu penuh masalah tuk dihadapi.</span></i></span></i><br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><br />
</span></i></span></i> <i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Bukan dia yang kian beranjak pergi,</span></i></span></i></div>
<div style="text-align: left;">
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Tapi datang saat dia perlu sendiri.</span></i></span></i></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="background-color: white; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: x-small;">(9 Januari 2019, 11:47 am.)</span></b><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; font-family: "verdana" , sans-serif;">---</span></span><br />
<i style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Seringkali lebih memilih kesibukan lain</i><br />
<i style="font-family: times, "times new roman", serif;">Dibanding hal yang lebih penting</i><br />
<i style="font-family: times, "times new roman", serif;"><i>Berkata sibuk pada yang lain</i></i><br />
<i style="font-family: times, "times new roman", serif;"><i>Nyatanya hanya berputar di dalam dinding</i></i><br />
<b><span style="background-color: white; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: x-small;">(12 Januari 2019, 9:56 am.)</span></b><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">---</span><br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Seringkali kita ingin yang sempurna</span></i><br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Nyatanya itu tak kan pernah ada</span></i><br />
<i><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">Dan hanya buang waktu saja</span></i><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: x-small;"><b style="background-color: white;">(6 Februari 2019, 17.38 pm.)</b></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b style="background-color: white;">---</b></span><br />
<br />
Beberapa ternyata sudah pernah saya publikasikan di sosial media, salah satunya ini.</div>
</div>
<center>
<blockquote class="twitter-tweet">
<div dir="ltr" lang="in">
Bolehkah kita mengulang kembali perkenalan?<br />
Agar kita bisa sama-sama berbagi cerita<br />
Meski sekadar hal bodoh semata?</div>
— Hanna Ridha (@hannardh) <a href="https://twitter.com/hannardh/status/1087517252704886784?ref_src=twsrc%5Etfw">January 22, 2019</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="https://platform.twitter.com/widgets.js"></script><br /><div style="text-align: left;">
Tak hanya berupa tulisan saja, perasaan kita bisa menjadi hangat ataupun sebaliknya sesaat melihat gambar/foto, mendengarkan musik, ataupun dari indra perasa.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Ingat film <i>Ratatouille?</i> Di mana seorang kritikus makanan tiba-tiba seperti kembali ke masa kecilnya saat mencoba makanan yang disajikan. <i>Scene</i> ini sendiri sebenarnya terinspirasi dari novel <i>Michael Proust, À la Recherche du Temps Perdu</i> (Mencari Waktu yang Hilang). Fenomena ini terkenal, pun disebut <i><u><a href="https://www.psychologytoday.com/us/blog/sensoria/201604/proustian-memory-was-it-really-madeleine-tea-cake" target="_blank">Proustian Memory</a></u></i>. Proust sendiri menyebutnya memori tak disengaja (<u><i><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Involuntary_memory#Marcel_Proust%E2%80%94Proustian_memory" target="_blank">involuntary memory</a></i></u>), suatu pengalaman sensorik yang tiba-tiba dapat mengembalikan ingatan tersembunyi terutama dari masa lalu.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Sering sekali kita merasakan peristiwa tersebut. Faktanya, manusia memang senang bernostalgia atau mengingat peristiwa yang pernah dialami pada masa lalu. Bisa juga disebut sebagai suatu kenangan, yang juga merupakan bagian dari momen spesial kehidupan.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Bernostalgia terkadang terkesan buruk, karena dapat menjadi penghalang untuk <i>move on. </i>Menurut saya sendiri, bernostalgia adalah suatu cara agar bisa menjadi sosok yang lebih baik untuk masa kini dan yang akan datang. Sehingga, masa lalu bisa dijadikan sebagai pembelajaran untuk melangkah ke depan atau semacam motivasi.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Ternyata, fenomena nostalgia ini awalnya dikategorikan sebagai penyakit psikologis sejak abad ke-17 di Eropa. Istilah nostalgia pun <u><a href="http://www.doctorsreview.com/history/dying-to-go-home/" target="_blank">berawal dari tesis <i>Johannes Hofer </i>(1688)</a></u>, mengacu pada dua kata bahasa Yunani, <i>nostos </i>(rumah) dan <i>algos </i>(sakit). Tesisnya berdasarkan pengalaman orang di sekitarnya yang terlihat depresi dan ingin pulang ke negara asalnya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Fenomena ini terus menyebar, terutama menyerang para tentara Eropa, yang saat itu masa Perang Dunia. Bahkan nostalgia ditetapkan sebagai <u><a href="http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.891.7060&rep=rep1&type=pdf" target="_blank">penyakit psikis endemik</a></u> dengan gejala demam, gangguan pencernaan, sakit perut, dan sebagainya, mengacu pada depresi ingin pulang ke rumah. Dilaporkan terdapat sekitar 2000an kasus, termasuk beberapa di antaranya adalah kasus kematian.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Seiringnya waktu, banyak psikolog mencoba mencari tau fenomena ini. Hingga pada akhirnya nostalgia ditetapkan bukan merupakan sebagai penyakit, karena faktanya hampir seluruh manusia mengalaminya, dan ini bukan merupakan sesuatu yang buruk. Begitupun menurut ahli psikologi <i>Clay Routledge</i>, yang berpendapat jika nostalgia ini memiliki manfaat yang luar biasa. Manusia tidak memiliki mesin waktu, tapi dengan nostalgia kita mempunyai <i>mental time traveller</i>, yang berguna untuk merencanakan masa depan dan menjadi spesies <i>goal-oriented </i>atau yang berorientasi pada tujuan.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/WiTgn5QH_HU/0.jpg" frameborder="0" height="380" src="https://www.youtube.com/embed/WiTgn5QH_HU?feature=player_embedded" width="620"></iframe></div>
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Mungkin tidak nyamannya bernostalgia, kita bisa merasakan perasaan senang sekaligus rasa penyesalan dan bersalah dalam waktu bersamaan. Namun, jangan jadikan hal itu sebagai penghalang untuk maju ke depan, bahkan terjebak berlama-lama di masa itu.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Tak jarang, kini fenomena nostalgia pun menjadi sebuah strategi marketing yang gencar dilakukan. Seperti yang ramai terjadi beberapa waktu lalu, <i>brand</i> <i>ice cream </i>di Indonesia kembali memproduksi produk lamanya atas permintaan masyarakat. Meskipun, hasilnya tidak akan sama persis dengan sebelumnya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Selain itu, di dunia hiburan banyak sekali suatu karya yang dibuat kembali <i>(recycle)</i> ataupun terinspirasi dari peristiwa masa lalu. Karena hal ini dapat membuat manusia lebih tertatik dan mendorong semangat untuk menjalani hidup tanpa melupakan masa lalu. <i>"Jangan pernah melupakan sejarah," </i>ucap Sang Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Jadi, tidak ada salahnya untuk bernostalgia, karena momen-momen di masa lalu adalah suatu masa yang membentuk kita hari ini. Setidaknya, itu membuat kehidupan kita lebih berwarna.<br />
<br />
Oh iya, saya menemukan satu lagi tulisan <i>random</i> yang ingin dibagikan. Agak<i> nyeleneh </i>sih, atau.. mungkin semuanya ya. Tak apalah, <i>toh</i> karya sendiri, dan kebanyakan juga belum dikasih judul, bingung sendiri soalnya.</div>
<div style="text-align: left;">
<i style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br />
</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Jika aku laki-laki,</i></div>
</center>
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Akan ku coba mendapatkan hatimu</i></span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Yang sudah sejak lama menghantui.</i></span><br />
<i style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br />
</i> <i style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Jika aku laki-laki,</i><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Pasti ku lebih banyak bermain logika</i></span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Dibandingkan perasaan.</i></span><br />
<i style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br />
</i> <i style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Jika aku laki-laki,</i><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Mungkin ku kan terlihat lebih kuat</i></span><br />
<i style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Dari biasanya.</i><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><br />
</i></span> <span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Tapi, jika aku laki-laki,</i></span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Aku takut masuk berita,</i></span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Bahkan ku yakin kamu kan berpaling,</i></span><br />
<span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i><br />
</i></span> <span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><i>Karena aku laki-laki, sama seperti dirimu.</i></span><br />
***<br />
<br />
Perasaan saya agak aneh setelah membaca lagi tulisan ini, ingin ketawa tapi ada perasaan lain juga. Hehe <i>sorry</i>, namanya juga tulisan <i>random. </i>Ngomong-ngomong terima kasih ya sudah mau bermain waktu di tulisan ini dan bernostalgia bersama.<br />
<br />
Tetap jaga kesehatan yap!Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-41040580441743805732020-04-01T19:00:00.002+07:002023-01-05T11:02:10.715+07:00Diskusi, Opini hingga Reaksi Psikosomatrik<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAz2tiLdleAVrVsPqUyhm-KA-r2F5DeEuXGsJdRb8OOGqEgkcgxPWU5xYU-Sc8Pnhtyhz1JVHPJfYjGLclH8NySKZHSTE3eEd4uYU7f0WpsZOV4x1YHfSQwiwd5H9up5049sygtMopLpI/s1600/Diskusi%252C+Opini+hingga+Psikosomatrik+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1512" height="285" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAz2tiLdleAVrVsPqUyhm-KA-r2F5DeEuXGsJdRb8OOGqEgkcgxPWU5xYU-Sc8Pnhtyhz1JVHPJfYjGLclH8NySKZHSTE3eEd4uYU7f0WpsZOV4x1YHfSQwiwd5H9up5049sygtMopLpI/s400/Diskusi%252C+Opini+hingga+Psikosomatrik+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" width="400" /></a></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<span id="goog_1697116017" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"></span>
Memasuki minggu ketiga masa isolasi diri. Bagaimana kabar teman-teman semua?</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Bosan? Stres? Atau senang karena <b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); color: #073763;">#dirumahaja</span></b>? </div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Saya yakin jawabannya beragam, meski kebanyakan memang merasa jika ia bosan. </div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Tetapi, kabarnya isolasi diri merupakan suatu cara untuk memutus rantai penyebaran virus yang sedang menimpa dunia, yaitu <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Corona Virus Disease 2019</i> (COVID-19). Indonesia pun sudah kena dampaknya. Mungkin sudah banyak yang tau jika masa darurat penanganan wabah ini pun diperpanjang hingga April, Mei, bahkan Juni 2020. Saya berharap, wabah ini bisa segera selesai, begitupun dengan seluruh masyarakat dunia.<br />
<br />
Sebelumnya, saya ingin <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">flashback</i> saat wabah ini pertama kali muncul di Wuhan, China. Sejak saat itu saya hampir setiap hari rajin mencari berita mengenai perkembangan virus ini. Syukur, ternyata masih ada teman yang mau diajak berdiskusi atau sekadar <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">sharing.</i></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Saat itu saya ingat, saya terlihat antusias sekaligus waspada. Apalagi sejak tiba-tiba beberapa pihak langsung memberikan label jika virus ini tidak akan masuk Indonesia, bahkan ada yang menyebut kami kebal. <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Super sekali</i>. Didukung dengan banyaknya postingan yang memberikan analisanya masing-masing, dari mulai analisa gaya hidup masyarakat Indonesia hingga kondisi iklimnya. Ditambah pemerintah terlihat memberikan promo besar-besaran untuk memajukan sektor wisata negara.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Setiap pagi, saya terus pantau berita. Jika ada kesempatan, saya berdiskusi kembali. Bahkan bisa berlanjut di aplikasi percakapan. Mulai dari pembahasan berita, isu, hingga konspirasi kita <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">jabanin.</i> Tapi, tentu tidak secara mentah-mentah kami telan begitu saja. Zaman sekarang agak susah membedakan mana yang benar dan yang salah.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Tibalah pada pengumuman kasus positif pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020 yang disampaikan oleh Presiden. Dua orang sekaligus. Kebocoran identitas pun terjadi. <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Mancing Mania?</i><br />
<br />
Dunia maya seketika ramai, dari yang panik, mengkritik, ada pula yang bantu mengedukasi. Opini di mana-mana, beragam cerita pengalaman dibagikan. Seiring berjalannya waktu pun dunia maya semakin memanas. Sempat ada isu anggaran negara akan diberikan untuk <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">influencer.</i> Tapi kenyataanya saat ini negara masih kekurangan dana, sehingga jalan berdonasi dibuka di mana-mana.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Sebenarnya, yang merasakan keadaan seperti ini tidak hanya Indonesia. Hampir seluruh dunia kewalahan. Pasalnya, mereka berhadapan dengan sesuatu yang tak terlihat tetapi mematikan sewaktu-waktu. Bahkan penularannya sangat cepat. Meski banyak info jika <u style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><a href="https://www.theguardian.com/world/2020/mar/24/what-is-coronavirus-mortality-rate-covid-19" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">persentase kematiannya lebih kecil</a></u> dibandingkan kasus serupa di waktu sebelumnya. Kita sebagai manusia harus tetap waspada. Sayangnya, manusia itu egonya besar. Hanya akan sadar apabila suatu bencana menghampiri dirinya atau orang terdekatnya.</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Akibatnya, banyak orang yang berbondong-bondong memberikan informasi untuk mengajak masyarakat mengikuti seluruh imbauan pemerintah, terutama untuk menjaga jarak sosial dan fisik, serta rajin mencuci tangan dengan sabun. <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Panic buying</i> pun terjadi, ataupun mereka yang ingin mengambil keuntungan sendiri. Tenaga medis juga keadaannya mengkhawatirkan, mempertaruhkan hidup dan mati.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Banyak yang menilai jika pemerintah bertindak cukup lambat dan tidak serius. Meski kita tau, Bapak Presiden mengalami musibah. Namun, beberapa hari setelah isolasi diri, masih saja ada yang tidak peduli.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Menjelang sore, pemerintah berusaha selalu memberikan informasi perkembangan COVID-19 di Indonesia. Terhitung hingga saat ini, <u style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><a href="https://www.kemkes.go.id/article/view/20040100003/update-1-677-pasien-positif-covid-19.html" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" target="_blank">1 April 2020</a></u> kasusnya sudah mencapai angka 1677 yang positif, 103 sembuh, dan 157 meninggal dunia.</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Sejujurnya saya beberapa kali agak kecewa dengan pernyataan juru bicara penanganan wabah ini, terutama mengenai kesenjangan status sosial yang sempat dikatakannya. Saya tidak tau betul, beliau sadar atau tidak, mungkin juga pengaruh terlalu banyak tekanan dan beban yang ditanggung. Tapi, jelas banyak sekali yang membahasnya.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Tingkat kematian di Indonesia sempat mencapai yang tertinggi dari negara lain. Namun, saya berharap seiring berjalannya waktu mereka bisa menanganinya dengan lebih baik. Pasalnya, tadi pagi saja saya membaca <u style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52060802" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">berita</a></u> mengenai seseorang yang meninggal diduga karena coronavirus. Sebelumnya ia tidak bisa dirawat/diterima di beberapa RS rujukan, padahal gejala umum sudah sangat terasa. Adapun jenazah yang ditolak beberapa masyarakat untuk dimakamkan di dekat daerahnya. Pemerintah terlihat belum siap sepenuhnya. Pihak keluarga, juga <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">netizen</i> pun menyayangkan kejadian ini.<br />
<br />
Peristiwa tersebut sebenarnya bisa membuat masyarakat lebih panik. Sejak kasus pertama diumumkan saja, hampir seluruh media menyajikan berita mengenai COVID-19. Tidak mengenal waktu. Belum lagi pemberitaan gugurnya beberapa tenaga medis Indonesia. Saya sendiri saja sempat jenuh dan pusing mendengarnya, padahal awalnya sangat rajin mengikuti perkembangannya. Hal ini menyebabkan reaksi <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><u style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><a href="https://www.alodokter.com/mengenali-gangguan-psikosomatik-dan-cara-mengobatinya" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" target="_blank">psikosomatrik</a></u></i>.</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Reaksi yang menimbulkan perasaan di mana seseorang akan merasa takut berlebih, stres atau depresi. Ditandai dangan tiba-tiba bergejala serupa yang ia takuti, seperti dalam kasus COVID-19 merasa demam, sesak napas, sakit tenggorokan, dan sebagainya. Membuat berpikir yang tidak seharusnya, bahkan mulai khawatir bertemu dengan orang lain. Padahal orang yang ditemuinya dalam keadaan sehat. Namun, cara membedakan gejala psikosomatrik dengan sungguhan adalah gejalanya yang berpindah-pindah dan hilang timbul. Hal ini diungkapkan dr. Andri, Sp.KJ, FACLP, melalui akun <u style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><a href="https://twitter.com/mbahndi/status/1241556884261224449" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">twitternya</a></u>.</div>
<div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Sempat saya berbincang dengan senior jika media Indonesia kebanyakan menyajikan berita yang kurang baik, seakan menakuti masyarakat. Belum lagi berita pasien yang melarikan diri. Tapi, memang <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">warga +62</i> agak susah untuk diberikan pemahaman. Hampir setiap hari pun saya mengingatkan keluarga sendiri.</div><div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><br /></div><div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Selain itu, masyarakat jadi terlihat kurang bersimpati dengan sesama. Contoh kasus, terlihat ada seseorang yang jatuh tiba-tiba ataupun sekadar batuk/bersin, orang lain secara refleks menjauhinya tanpa tau penyebabnya atau langsung dihubungkan dengan wabah.</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZuFjMbdXPjAklcNxMOM_-qqU5Ah_0Ghc_EkgOQmQNC79WjR2B-DU-GDe7odYEXfgq3Zd8bAoS7GRbMZXvhNUVib01EjM7evWmBvWUPnL_KV9Wz5YqZlxYVC6S6wzizjQKFKgcyeU-z3A/s1600/Not+Today+COVID19.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="731" data-original-width="1256" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZuFjMbdXPjAklcNxMOM_-qqU5Ah_0Ghc_EkgOQmQNC79WjR2B-DU-GDe7odYEXfgq3Zd8bAoS7GRbMZXvhNUVib01EjM7evWmBvWUPnL_KV9Wz5YqZlxYVC6S6wzizjQKFKgcyeU-z3A/s400/Not+Today+COVID19.jpeg" width="400" /></a></div>
<br />
Adapun beberapa informasi COVID-19 yang tersebar di Indonesia, tetapi sebenarnya hanya mitos. Beberapa hal ini dijelaskan oleh <u style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><a href="https://twitter.com/FaheemYounus/status/1239704749232005121" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Dr. Faheem Younus, MD</a></u>.</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-indent: -18pt;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">1.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Virus akan menyebar dari gigitan nyamuk. </b></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit; text-indent: 18pt;">Ini salah, karena Infeksi menyebar melalui <i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">droplets</i> (tetesan
pernapasan) </span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit; text-indent: 18pt;">bukan darah.</span></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-indent: -18pt;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">2.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Mampu menahan napas 10 detik dan
merasa baik-baik saja, tidak terinfeksi COVID-19. </b></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">Salah, sebagian besar pasien muda mampu melakukannya, sedangkan banyak orangtua tanpa virus tidak bisa melakukannya.</span></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-indent: -18pt;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">3.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Coronavirus bisa hidup di tenggorokan, dengan minum banyak air, virus masuk ke lambung dan asam membunuhnya. </b></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">Tidak sepenuhnya salah, karena virus dapat masuk ke tenggorokan, kemudian masuk ke sel inang. Namun, tidak bisa dibasuh oleh
air meski berlebih.</span></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-indent: -18pt;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">4.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Hand
sanitizer</i></b><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"> lebih baik dari sabun dan air. </b></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">Sebenarnya sabun dan airlah yang lebih efektif membunuh virus
dari kulit.</span></div>
</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-indent: -18pt;">
<div>
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">5.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Strategi terbaik mencegah
COVID-19 membersihkan setiap kenop pintu dengan desinfektan. </b></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">Pilihan terbaik adalah mencuci tangan dan menjaga jarak </span>± <span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit; text-indent: -18pt;">1,5 m dengan orang lain.</span></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-indent: -18pt;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">6.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Bisa menangkap COVID-19 dari kemasan
makanan atau makanan China. </b></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;"><i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Nope,</i> COVID-19 menginfeksi melalui </span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;"><i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">droplets,</i></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;"> bukan infeksi melalui
makanan (seperti </span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;"><i style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">salmonella,</i></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;"> dll.).</span></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-indent: -18pt;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">7.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Menggunakan bawang putih, lemon dan air
panas, atau menyimpan bawang di kamar akan mencegah/menyembuhkan COVID-19. </b></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">Itu hanya dibuat-buat, belum ada pengujian secara ilmiah
terhadap virus ini. Ditambah dipengaruhi oleh adat budaya Indonesia juga. Sedangkan
sejenis jahe dan kunyit hanya dapat meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas)
saja.</span></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-indent: -18pt;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">8.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><b style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">Selalu ganti pakaian dan mandi setelah dari
luar, karena membawa COVID-19. </b></span><span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;">Kebersihan adalah suatu kebajikan, jangan menakuti orang.</span></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); margin: 0cm 0cm 0cm 36pt;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<span style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); font-family: inherit;"><br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></span></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Semakin hari mungkin masih ada beberapa berita negatif, yang bisa saja memengaruhi kesehatan bahkan mental masyarakat. Namun, sebenarnya hal ini kembali ke diri kita masing-masing. Pintar-pintarlah mencari informasi yang benar dan jangan terlalu banyak menerimanya. Hal ini harus diselingi oleh beberapa aktivitas yang bisa meningkatkan rasa senang/bahagia. Selain itu, waspada boleh, tapi jangan terlalu panik dan takut.</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Semua orang berharap wabah ini cepat selesai, sehingga bisa melakukan aktivitasnya kembali. Apalagi bulan Ramadhan semakin dekat. Alangkah bahagia dan bersyukurnya jika bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan sesama bukan?</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
<br style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);" /></div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); text-align: center;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Tetap jaga kesehatan teman-teman!</div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); text-align: center;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);"><br /></div>
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0); text-align: center;">
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0);">
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan ini, semoga ada hal baik yang bisa diambil.</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<div>
Meskipun sepertinya kebanyakan opini ✌🏻</div>
</div>
</div>
</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-68958827988750724472019-08-07T19:00:00.000+07:002019-08-08T13:07:21.229+07:00The Great Hack, Dokumenter Kasus Cambridge AnalyticaKasus pencurian data di era digital saat ini mulai terlihat. Di Indonesia sendiri, baru-baru ini ramai akan kasus jual beli Nomor Induk Kependudukan (NIK) di media sosial, khususnya di Facebook melalui komunikasi antarpengguna.<br />
<br />
Berbeda dengan kasus yang melibatkan Facebook di tahun 2018 lalu, pencurian data oleh <i>Cambridge Analytica</i> (CA). Perusahaan konsultan analisis data asal Inggris yang terkemuka di dunia, anak usaha dari <i>Strategic Communication Laboratories</i> (SCL<i> Group</i>). SCL awalnya merupakan sebuah kontraktor militer dan kemudian menyediakan data, analisis dan strategi untuk pemerintah dan organisasi militer di seluruh dunia.<br />
<br />
Sejak ramainya kasus ini, saya sempat mengikuti sekilas dan mencoba cek data pribadi di Facebook. Bagi teman-teman yang juga mengikuti kasus ini dan masih belum paham, bisa coba menonton film dokumenter <i><b>The Great Hack</b></i> dari Netflix yang rilis tanggal 24 Juli 2019 lalu. Hasil karya dari <b>Karim Amer</b> dan <b>Jehane Noujaim</b>, sutradara dari film <i>The Square</i> yang berhasil masuk nominasi Oscar. Secara keseluruhan, jelas film ini membahas tentang kasus tersebut dan lebih menyoroti CA.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib-OySZNzGTKEPOofNMExE-aXvYFSuN-0OD4KFsn8j9zsk3dphlNv9wE_qBU8d9aXfsuB2gNHc0YBfD7bJRPExDJfY6-0P5WkofhgRbnQnhb4V5jzvFQb3MHNRJkZyPNS-lDWUU3axpck/s1600/The+Great+Hack+%25282019%2529+-+Netflix.jpg" imageanchor="1"><img border="0" data-original-height="425" data-original-width="674" height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib-OySZNzGTKEPOofNMExE-aXvYFSuN-0OD4KFsn8j9zsk3dphlNv9wE_qBU8d9aXfsuB2gNHc0YBfD7bJRPExDJfY6-0P5WkofhgRbnQnhb4V5jzvFQb3MHNRJkZyPNS-lDWUU3axpck/s400/The+Great+Hack+%25282019%2529+-+Netflix.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/iX8GxLP1FHo/0.jpg" frameborder="0" height="380" src="https://www.youtube.com/embed/iX8GxLP1FHo?feature=player_embedded" width="620"></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div>
Pemerintah Indonesia sendiri ikut ambil bagian menangani kasus ini, dengan mengadakan sidang kebocoran data yang ditujukan untuk Facebook Indonesia. Hal ini guna menyelidiki apakah data masyarakat Indonesia ikut bocor atau tidak. Tetapi, pihak Facebook menyatakan jika data di luar wilayah Amerika tidak ikut dipakai CA.</div>
<div>
<br />
Diawali dari adanya tuntutan <i>David Carrol</i>, Professor <i>Parsons School of Design</i> sekaligus mengajar media digital, yang menginginkan semua data miliknya kembali. Berhubungan dengan profesinya, ia tau jika datanya tidak begitu saja hilang, menduga jika jejak digital sedang dikumpulkan atau ditambang menjadi industri triliunan per tahun. Sejak saat itu ia bersikap sangat protektif terhadap kedua anaknya dalam menggunakan aplikasi. Terlebih kebanyakan orang malas membaca syarat dan ketentuannya secara lengkap. Ayo <i>ngaku</i>~<br />
<i><br /></i></div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKC2pSk2P2ad6CtfwIBgA1WENWLrMvnlWKQ_4QU81rp8Vo6Iaq9o6jFMirGQJpqQ_0zwrQ7lq0iSQVFs7d5Rjq4fZf584cyNTZy2puKDhnhysGgfX7F0AkOO1biZQfmdDThyphenhyphenAQYMhtZig/s1600/David+Carrol%252C+Professor+Parsons+School+of+Design+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="David Carrol, Professor Parsons School of Design - The Great Hack (2019) Netflix" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKC2pSk2P2ad6CtfwIBgA1WENWLrMvnlWKQ_4QU81rp8Vo6Iaq9o6jFMirGQJpqQ_0zwrQ7lq0iSQVFs7d5Rjq4fZf584cyNTZy2puKDhnhysGgfX7F0AkOO1biZQfmdDThyphenhyphenAQYMhtZig/s400/David+Carrol%252C+Professor+Parsons+School+of+Design+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.jpg" title="David Carrol" width="400" /></a></div>
<br />
Kemudian jurnalis <i><b><span style="color: #073763;"><u><a href="https://www.theguardian.com/" target="_blank">The Guardian</a></u></span></b></i>, <i>Carole Cadwalladr</i> ikut menyelidiki kasus ini bahkan sempat dipermalukan melalui video yang dibuat pihak terkait. Carole menyebut taktik CA sebagai alat pembajakan demokrasi. Persenjataan menggunakan data pribadi tanpa sepengetahuan pemilik, untuk memengaruhi pemilihan politik.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibMPAtgD1rL5xo2m6dXqhOjhuh4EhGg7qKoFNja84XDKLTU0KxE4ag0_t7X7Z-SqDBhW6v7lAwpUjun4kdA6uLQgEv_90v5p78HDC3hk3kPu0lDxlFi7ydOGuq5rm7KlgX1jQ6wP4UJPw/s1600/Carole+Cadwalladr%252C+Jurnalis+The+Guardian+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Carole Cadwalladr, Jurnalis The Guardian - The Great Hack (2019) Netflix" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibMPAtgD1rL5xo2m6dXqhOjhuh4EhGg7qKoFNja84XDKLTU0KxE4ag0_t7X7Z-SqDBhW6v7lAwpUjun4kdA6uLQgEv_90v5p78HDC3hk3kPu0lDxlFi7ydOGuq5rm7KlgX1jQ6wP4UJPw/s400/Carole+Cadwalladr%252C+Jurnalis+The+Guardian+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.jpg" title="Carole Cadwalladr" width="400" /></a></div>
<br />
Carole mulai dengan menghubungi orang-orang yang dulu bekerja di CA, seperti <i>Christopher Wylie</i> selaku mantan pendiri CA dan ilmuwan data, sekaligus pelapor <i>(whistleblower).</i> Wylie menyebutkan CA bukan hanya perusahaan murni ilmu data atau algoritma, namun merupakan mesin layanan propaganda (upaya memanipulasi/memengaruhi perilaku agar memberikan respon yang dikehendaki pelaku secara sengaja). Ide awalnya muncul dari <i>Breitbart</i> (situs web politik berhaluan pada kelompok penguasa) melalui <i>Steve Bannon</i>, mantan editor Breitbart.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLWdtwsZ6MXUloUxEv8HE5O1uExQJtkTFV7eAjoMqbBUemszuv3yOLZfK6xJpN3GRuDgRiUT47kizEiRZB3FMDtxMpIedGOiYjjbnPQ8JgclirppaTAKnhtEhIBsBRzdZAwT2XCkKJdPA/s1600/Christopher+Wylie%252C+pendiri+Cambridge+Analytica+dan+whistleblower+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" imageanchor="1"><img alt="Christopher Wylie, pendiri Cambridge Analytica dan whistleblower - The Great Hack (2019) Netflix" border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLWdtwsZ6MXUloUxEv8HE5O1uExQJtkTFV7eAjoMqbBUemszuv3yOLZfK6xJpN3GRuDgRiUT47kizEiRZB3FMDtxMpIedGOiYjjbnPQ8JgclirppaTAKnhtEhIBsBRzdZAwT2XCkKJdPA/s400/Christopher+Wylie%252C+pendiri+Cambridge+Analytica+dan+whistleblower+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" title="Christopher Wylie" width="400" /></a></div>
<i><br /></i>
<i>“Jika ingin mengubah masyarakat secara mendasar, kau harus menghancurkannya dulu. Hanya saat kau merusaknya, kau bisa menyusun kembali pecahannya ke dalam visi masyarakat barumu.”</i><br />
<br />
Tindakan untuk merealisasikannya dibutuhkan data, sehingga Wylie menghubungi Professor <i>Cambridge University, Alexandr Kogan</i>. Ia menawarkan aplikasi di Facebook berizin khusus untuk memanen data bukan hanya dari satu pengguna (akun) saja, tetapi bisa langsung terhubung dengan jaringan teman-temannya, tanpa mereka harus ikut menggunakan aplikasinya. Diketahui aplikasi ini bernama <i>“It’s Your Digital Life”</i> semacam kuis yang bisa diikuti siapa saja secara bebas.<br />
<br />
Tokoh lainnya adalah <i>Brittany Kaiser </i>selaku pelapor dan mantan tokoh penting di CA, yaitu sebagai direktur pengembangan bisnis. Sejak umur 14 tahun ia sudah terjun ke dunia politik dengan bekerja di pemilu. Dilanjutkan dengan ikut magang di kampanye <i>Obama</i> dalam tim pengelola Facebook, kemudian di HAM dan Hubungan Internasional. Namun, hasil kerja kerasnya tersebut dirasa tidak bisa dilihat secara nyata pengaruhnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPPa3ft6cQn6wzxmD3kSTZsLEO538YYZUyohkhc8Ut2M3xya05Id_5_ZKkD5MTZpRHPSPxAzs3nRKt4bCufc-P3LnAaqjYSMO4zxoXwcdnOHyeFvhOuqU7QDloW1HmcpjwehvjwQ6sWXM/s1600/Brittany+Kaiser%252C+whistleblower+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Brittany Kaiser, whistleblower - The Great Hack (2019) Netflix" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPPa3ft6cQn6wzxmD3kSTZsLEO538YYZUyohkhc8Ut2M3xya05Id_5_ZKkD5MTZpRHPSPxAzs3nRKt4bCufc-P3LnAaqjYSMO4zxoXwcdnOHyeFvhOuqU7QDloW1HmcpjwehvjwQ6sWXM/s400/Brittany+Kaiser%252C+whistleblower+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.jpg" title="Brittany Kaiser" width="400" /></a></div>
<br />
Kemudian ia bertemu <i>Alexander Nix,</i> yang tak berapa lama menawari Kaiser pekerjaan. Nix sendiri adalah pendiri dan CEO Cambridge Analytica (CA) yang sebelumnya bergabung ke SCL <i>Group</i> setelah menyelesaikan studinya di <i>Manchester University.</i><br />
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihobtyu7FVVhRiPsYJ_DdVXOqBfP5EI_ozyl7bIIRc7D1FUHv0O0bmA-3X-gVRi2GXVI9uEVbK7uKwIc1i2o57gHhX9OAIh_PyYdak6jWWpKkImYO9OAWwwjeEqIM_kmCw7ZnPud9faQM/s1600/Alexander+Nix%252C+CEO+Cambridge+Analityca+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Alexander Nix, CEO Cambridge Analityca - The Great Hack (2019) Netflix" border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihobtyu7FVVhRiPsYJ_DdVXOqBfP5EI_ozyl7bIIRc7D1FUHv0O0bmA-3X-gVRi2GXVI9uEVbK7uKwIc1i2o57gHhX9OAIh_PyYdak6jWWpKkImYO9OAWwwjeEqIM_kmCw7ZnPud9faQM/s400/Alexander+Nix%252C+CEO+Cambridge+Analityca+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" title="Alexander Nix" width="400" /></a></div>
<br />
CA terungkap bergabung membantu kegiatan kampanye <i>Trump</i>, dan kemudian semakin terungkap pula bagaimana prosesnya bekerja. Termasuk penggunaan aplikasi Facebook untuk membentuk model kepribadian bagi semua pemilih Amerika Serikat. Kaiser menjelaskan jika aplikasi tersebut sebenarnya tidak menargetkan keseluruhan pemilih secara rata, dan hanya digunakan untuk mengincar para pemilih pemula atau yang masih bisa berubah pikiran (bisa dibujuk). Namun, akhirnya mereka terungkap menggunakan cara kotor, dengan membuat semacam berita palsu.<br />
<br />
Mungkin hal ini pula yang menginspirasi dan ditiru Indonesia saat pemilu kemarin. Melalui tersebarnya berita palsu (hoax) atau hal-hal yang membuat geram di media sosial. Kita tidak tau pasti.<br />
<br />
Nix secara tidak langsung menjelaskannya di <i>Corcodia Summit </i>mengenai keahliannya dalam memenangkan Trump tentang kekuatan besar dari data dan psikografis (identifikasi karakteristik kepribadian dan sikap yang memengaruhi gaya hidup seseorang dan perilaku). CA mengaku memiliki 5000 titik data yang bisa digunakan memprediksi kepribadian tiap orang, karena kepribadian dapat mendorong perilaku dan perilaku akan memengaruhi cara memilih.<br />
<br />
Setelah mendapatkan model kepribadian, ia bisa mulai menargetkan orang dengan menciptakan konten berupa video sangat tertarget (dipersonalisasi) yang bersifat persuasif. Konten disebar secara <i>online</i>, hingga pengguna melihat dunia yang ingin pembuat konten lihat, dan akhirnya dapat memicu untuk memilih kandidat yang ditargetkan sebelumnya.<br />
<br />
Cara kerjanya seperti bumerang, pengguna mengirim data, kemudian dianalisis dan kembali sebagai pesan yang ditargetkan untuk mengubah perilaku. Sederhananya, semacam ketika kita mendapatkan suatu konten dengan nada "mungkin kamu suka ini <i>(you might like this)"</i>, dan kenyataannya kita memang suka bahkan sangat akurat. Itulah tanda di mana suatu platform berhasil melakukan penargetan.<br />
<br />
Namun, cara CA terbilang kotor, terbukti dari video rekaman rahasia dari <i><b><span style="color: #073763;"><u><a href="https://www.channel4.com/news/exposed-undercover-secrets-of-donald-trump-data-firm-cambridge-analytica" target="_blank">Channel 4 News</a></u></span></b></i> yang menampilkan Nix bertemu klien dan memaparkan cara kerjanya. Ia mengungkapkan bagaimana mereka menciptakan konten yang dirancang tanpa bisa dilacak dan kemungkinan adanya suap dan jebakan. Diduga, dari kemenangan Trump ini hanya 1 dari 157 orang yang memilih berdasarkan pendapat pribadinya.<br />
<br />
Atas kejadian ini, Nix dipecat dan CA secara mendadak ditutup. Kritikus percaya, jika tutupnya perusahaan diduga karena mereka berusaha membatasi investigasi pihak berwenang dan menyingkirkan bukti. Semua tokoh penting yang terkait dalam kasus ini pun dipanggil untuk melakukan persidangan, termasuk <i>Mark Zuckeberg</i> CEO Facebook untuk mempertanyakan keterlibatannya, terutama mengenai perlindungan data penggunanya.<br />
<div>
<br />
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg34XVFjmAuWGCiecpPS1jtt4mrddxiAP73Z1ncqvIDu4GnYFxaa5QCVpgRZs_0uho_LeYEpWSEazl6zLPsOkj_FZPFl73h6YQr85W5dPSxRKYdtInWc634IxOP8WgwGQPbnsnDsR9HrRM/s1600/Mark+Zuckeberg%252C+CEO+Facebook+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Mark Zuckeberg, CEO Facebook - The Great Hack (2019) Netflix" border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg34XVFjmAuWGCiecpPS1jtt4mrddxiAP73Z1ncqvIDu4GnYFxaa5QCVpgRZs_0uho_LeYEpWSEazl6zLPsOkj_FZPFl73h6YQr85W5dPSxRKYdtInWc634IxOP8WgwGQPbnsnDsR9HrRM/s400/Mark+Zuckeberg%252C+CEO+Facebook+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" title="Mark Zuckeberg" width="400" /></a></div>
<br />
Sejauh itu masih banyak hal lain yang bisa dibahas dalam kasus ini, tapi akhirnya CA mengaku bersalah tanpa penjelasan lebih lengkap. Mungkin sebagian orang tidak akan terlalu paham, begitupun dengan saya pada beberapa bagian, menyinggung soal politik yang telah terjadi jauh sebelumnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pasalnya, CA ini terlibat telah melakukan rekayasa perilaku di 60 negara, terutama negara berkembang, seperti cara membujuk orang, serta menekan dan meningkatkan jumlah pemilih. Hal mengejutkan lainnya adalah Indonesia termasuk terlibat dengan CA di tahun 1998.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcTle-rbHumT-XpQEWh5pZjQXGc2cZifRrYJRSwHCb2L_Y3Y6utTOcCwCgWNANqNu3kK9EmEvBz23I85Zfg_6fzFtklTWlhXAvXHnpFaOBeXgGq0gZe9CqEWtek7Npc-f4_RyZvPzu58c/s1600/Pengalaman+Global+Cambridge+Analytica+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcTle-rbHumT-XpQEWh5pZjQXGc2cZifRrYJRSwHCb2L_Y3Y6utTOcCwCgWNANqNu3kK9EmEvBz23I85Zfg_6fzFtklTWlhXAvXHnpFaOBeXgGq0gZe9CqEWtek7Npc-f4_RyZvPzu58c/s400/Pengalaman+Global+Cambridge+Analytica+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">Pengalaman Global Cambridge Analytica (CA)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip_-E7gz242L1ZfSCjtPRBYVREWZHLbUafpdcAXsPFf839l5mxHel4GAFwWwQWE-0dXU3ZJpevoFrbS8Gohs8AVePTB_2CSjgRFRdBo3H1czb63JpvYJaSW-L-h5ILkYfeE0t7M3YyfZw/s1600/Indonesia+termasuk+dalam+pengalaman+rekayasa+kepribadian+Cambridge+Analytica+tahun+1998+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip_-E7gz242L1ZfSCjtPRBYVREWZHLbUafpdcAXsPFf839l5mxHel4GAFwWwQWE-0dXU3ZJpevoFrbS8Gohs8AVePTB_2CSjgRFRdBo3H1czb63JpvYJaSW-L-h5ILkYfeE0t7M3YyfZw/s640/Indonesia+termasuk+dalam+pengalaman+rekayasa+kepribadian+Cambridge+Analytica+tahun+1998+-+The+Great+Hack+%25282019%2529+Netflix.png" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">Indonesia termasuk dalam pengalaman rekayasa kepribadian Cambridge Analytica (CA) tahun 1998</span></td></tr>
</tbody></table>
Dilansir <i><b><span style="color: #073763;"><u><a href="https://www.independent.co.uk/news/world/asia/old-etonian-smoothie-fails-to-buff-indonesian-leaders-image-711373.html" target="_blank">The Independent</a></u></span></b></i>, Presiden Indonesia ke-4, <i>Abdurahman Wahid (Gusdur)</i> pernah menggunakan jasa CA melalui <i>Nigel Oakes</i> selaku pendiri SCL. Para pekerja Indonesia yang ikut membantu memanggilnya <i>Mr. Bond</i> karena dari Inggris dan misterius. Mereka mengaku jika hanya melakukan yang diminta tanpa mempertanyakan tujuannya. Namun, berdasarkan <i><b><span style="color: #073763;"><u><a href="https://kumparan.com/@kumparannews/saat-nama-gus-dur-disebut-dalam-skandal-cambridge-analytica" target="_blank">Kumparan</a></u></span></b></i>, pihak dari Gusdur sendiri membantah pernah berhubungan dengan Oakes, bahkan mengaku tidak mengenali namanya.<br />
<br />
Cuplikan akhir film ini menampilkan tulisan yang mengatakan kondisi beberapa tokoh terkait setelah peristiwa tersebut. David tidak berhasil mendapatkan datanya, namun dalam <b><span style="color: #073763;"><u><a href="https://www.imdb.com/title/tt9358204/trivia?ref_=tt_trv_trv" target="_blank">trivia film</a></u></span></b> mengatakan jika ia telah berhasil memenangkan kasusnya, dengan catatan masih menginginkan hasil yang lebih.<br />
<br />
Setelah menonton film tersebut banyak hal lain yang bisa didapatkan, karena dari satu topik bisa berhubungan dengan topik lain dan meluas. Oh iya, bagi teman-teman yang sangat mengikuti kasus ini mungkin tidak terlalu tertarik, pasalnya tidak disajikan hal baru di samping pemberitaan yang telah beredar sebelumnya. <br />
<br />
Pembelajaran yang bisa diambil, terutama di zaman era digital seperti ini, teknologi akan semakin berkembang bahkan mungkin bisa menjadi senjata bagi kita sendiri. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan mulai membatasi penggunaan data pribadi dan menyebarkannya ke media digital, meskipun kita tidak tau bagaimana bentuk pastinya apa yang bisa dilakukan dengan data pribadi kita. <br />
<br />
Namun, jika dilihat dari masyarakat Indonesia sendiri, mungkin belum banyak yang sadar akan bahayanya memberikan data pribadi cuma-cuma. Bagaimana tidak? Kemarin saja saat adanya pemadaman listrik tiba-tiba masih banyak yang mengeluh, dan merasa seperti di zaman prasejarah. Tapi tidak salah juga, karena banyak yang mengalami kerugian besar atas peristiwa itu. Intinya ya cukup batasi saja dan tau di mana harus menempatkan diri. <br />
<br />
Saat ini, data adalah aset paling berharga di bumi, bahkan bisa melampaui nilai minyak. Begitupun dengan perusahaan teknologi adalah perusahaan terkuat, bernilai karena bisa mengeksploitasi aset orang. Mengutip dari The Great Hack, <i>"hak data pribadi harus diakui sebagai hak asasi manusia (HAM) baruーdata rights are human rights</i>.<i>"</i></div>
</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-64516250421737062102019-07-21T12:00:00.000+07:002019-07-21T13:43:35.322+07:00Fell Down The Stairs<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRxuXKsK7I-kZ3zsGF_dalaMMjzCva0kf4CwX4zDHOXApfHG3hq3E0pyfh2XC_dS_c4HE2b98JalcElJ8aYpFXjZDy70-Dvdc7AixraALBmJHZFoB7pm1mNRtWl0yFUSRF2e5u756gw50/s1600/Fell+Down+The+Stairs+%2528Jatuh+dari+Tangga%2529+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" imageanchor="1"><img alt="" border="0" data-original-height="765" data-original-width="1211" height="403" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRxuXKsK7I-kZ3zsGF_dalaMMjzCva0kf4CwX4zDHOXApfHG3hq3E0pyfh2XC_dS_c4HE2b98JalcElJ8aYpFXjZDy70-Dvdc7AixraALBmJHZFoB7pm1mNRtWl0yFUSRF2e5u756gw50/s640/Fell+Down+The+Stairs+%2528Jatuh+dari+Tangga%2529+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<i>Fell Down The Stairs.</i><br />
Jatuh dari tangga, intinya. Biar lebih terkesan keren dan tidak biasa sih.<br />
<br />
Kecelakaan jatuh dari tangga merupakan salah satu peristiwa yang mungkin kebanyakan orang pernah mengalaminya. Entah saat kecil, remaja, atau dewasa. Kejadian ini juga bisa disebut sebagai kejadian yang memiliki momen ganda. Maksudnya bisa menjadi momen lucu atau mematikan.<br />
<br />
Barangkali peristiwa seperti ini tidak hanya dialami seseorang satu kali. Bahkan tidak memandang kalangan, entah ia seorang bangsawan, selebritis atau masyarakat biasa. Tak sedikit juga video kompilasi peristiwa ini yang bertebaran di internet, dan bisa-bisanya dijadikan sebagai bahan hiburan.<br />
<br />
Hmm. Beberapa waktu lalu sebenarnya saya mengalami hal ini. Saya pikir pengalaman ini memperlihatkan bahwa saat itu saya cukup beruntung, dan cukup ceroboh tentunya. <br />
<br />
Mungkin kebanyakan kecelakaan jatuh dari tangga terjadi saat ia hendak menuruni tangga. Tapi saya sebaliknya. Saat itu saya sudah berada di tangga paling atas. Kemudian saat ingin menyimpan benda dari genggaman tangan, refleks mundur dalam keadaan telapak kaki dengan beban lebih berat ke arah belakang. Otomatis tubuh cepat tiba di tangga bawah.<br />
<br />
Lucu karena bisa menertawakan sikap diri sendiri yang ceroboh. Sedih karena setelahnya beberapa bagian tubuh memar. Dan bersyukur tidak terjadi hal fatal, seperti bisa terkena bagian kepala yang tak terlindungi atau bagian tubuh yang terkilir pindah haluan.<br />
<br />
Resiko akhirnya saya harus rutin memberi obat luar sendiri di bagian memar, dan tahan untuk sementara waktu berjalan tidak seperti biasanya. Bagian terbaiknya, saya tidak harus mengunjungi rumah sakit dan mengkonsumsi obat berkepanjangan.<br />
<br />
Sebenarnya saat kecil, saya juga pernah jatuh dari tangga saat hendak turun. Tidak ingat lebih spesifik sih kejadiannya, hanya saja di kepala tumbuh cepat benjolan besar. Sepertinya kejadiannya lebih parah daripada yang terjadi beberapa waktu lalu.<br />
<br />
Saya yakin teman-teman pernah mengalami atau hampir jatuh dari tangga juga.<br />
Tidak?<br />
Selamat! Berarti kalian tipe orang yang sangat hati-hati sekali. <br />
<br />
Jika kejadian hampir jatuh seperti terpeleset dihitung, mungkin saya tidak ingat sudah berapa kali mengalaminya. Semoga hal ini tidak terjadi lagi kepada kita semua ya, entah jadi momen lucu atau sebaliknya. Kalau bisa jangan sampai mengalami kejadian <i>sudah jatuh, tertimpa tangga pula </i>deh. <br />
<br />
Cerita versi kalian sendiri bagaimana?<br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "lato"; font-size: 16px;">─</span><br />
Ngomong-ngomong, saya juga menemukan lagu yang cukup bagus dan enak untuk didengarkan. Lagu <i>Talking Like I'm Falling Downstairs</i> dari grup band Australia <i>Sparkadia</i>. Tidak terlalu berhubungan sih dengan topik yang saya bahas. Hanya kalimat yang sama dengan arti berbeda, karena lagu ini hanya menganalogikan atau sebuah perumpamaan jatuh dari tangga dengan kecemasan yang dialami.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/2sZibV9QNMM/0.jpg" frameborder="0" height="380" src="https://www.youtube.com/embed/2sZibV9QNMM?feature=player_embedded" width="620"></iframe></div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-53804770041871778962019-07-13T17:00:00.000+07:002019-07-13T18:21:12.472+07:00Menolak 'Tuk Menua<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ0aiJmIv55BsmfAJhFzkiXgXfnPX1JWJHtv0yxe1Az_8iwqRsgdEPst-KO0q6u_LoEgy1BBLXSRniArTn5kTfjFPKNjsgwqk3Xc18FjoNfa1NcubrUQ28I7z1vT-SS_jGyzt9XU5CFY4/s1600/Menolak+Tuk+Menua+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="776" data-original-width="1178" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ0aiJmIv55BsmfAJhFzkiXgXfnPX1JWJHtv0yxe1Az_8iwqRsgdEPst-KO0q6u_LoEgy1BBLXSRniArTn5kTfjFPKNjsgwqk3Xc18FjoNfa1NcubrUQ28I7z1vT-SS_jGyzt9XU5CFY4/s400/Menolak+Tuk+Menua+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Tumbuh besar selalu menjadi dilema bagi setiap manusia. Saat kecil, seseorang berharap ingin cepat dewasa untuk bisa melakukan apapun sebebas yang ia inginkan tanpa ada batasan, terutama dari orangtuanya. Namun, menjelang tumbuh dewasa, nyalinya menjadi ciut dan takut akan kehidupan masa depan yang akan ia jalani dan berharap menjadi anak kecil kembali.<br />
<br />
Benar benar ya, manusia tidak akan pernah puas. Dikasih keajaiban hidup, masih ingin cepat besar. Dikasih keajaiban tumbuh besar, ingin kembali lagi menjadi kecil. Dasar manusia. <br />
<br />
Hakikatnya, tumbuh besar adalah suatu keharusan dan kewajaran kita sebagai makhluk hidup. Kita tidak bisa selamanya menjadi kecil, begitupun sebaliknya, kita tidak bisa selamanya menjadi besar. Namanya juga makhluk hidup, takdirnya akan terus hidup berkembang, berharap menjadi lebih besar, baik, dan kuat. Hingga akhirnya semua itu akan ia tinggalkan dan menjadi makhluk yang sudah tidak hidup lagi. <br />
<br />
Kata orang bijak, diri yang menolak tua karena kebimbangan akan masa depan itu tidak masalah. Karena memang begitulah sewajarnya manusia sewaktu masih muda. <br />
<br />
Sedangkan menurut ahli kesehatan, mereka menilai dari psikologis seseorang yang menjadikannya sugesti dan kemudian alam semesta ikut mendukung ucapannya itu. Misalnya, seorang A secara tidak langsung menolak menjadi tua karena perubahan fisiknya. Sedangkan B ia secara tidak langsung beranggapan jika dirinya masih pantas terlihat muda meski di usianya sekarang. Pada akhirnya, ternyata B memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan A. <b><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2018/08/ucapan-doa-atau-petaka.html" target="_blank">Anggapan manusia kepada dirinya sendiri ternyata sangat besar pengaruhnya. </a></b><br />
<br />
Apa yang membuatnya berat dalam menghadapi usia tua adalah ketidakpastian, kebimbangan, ketidakjelasan akan apa jadinya kita nanti di masa depan. Ada baiknya kita memang memikirkan hal ini. Artinya kita masih peduli dengan kehidupan sendiri. Tidak hanya sekadar menjalani hidup yang mengalir dan menerima apa adanya. <br />
<br />
Hal lain yang berhubungan dengan itu, seringkali harapan dan kenyataan tidak berjalan sesuai rencana. Bahkan adanya perbedaan besar. Namun, ada baiknya kebimbangan itu tidak semuanya kita pedulikan. Ada kalanya sebagian rasa bimbang pantas diabaikan. Seperti halnya pandangan orang lain terhadap kita, bahkan mungkin pandangan dari keluarga kita sendiri. Jika itu buruk, lebih baik abaikan.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Kita yang lebih tau bagaimana keadaan sendiri bukan?<br />
Aku jadi ingat bukunya <b><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2018/02/sebuah-seni-untuk-bersikap-bodo-amat.html" target="_blank">Mark Manson</a></b> mengenai <b><a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2018/02/sebuah-seni-untuk-bersikap-bodo-amat.html" target="_blank">sikap bodo amat</a></b> itu. Ternyata sikap bodo amat memang diperlukan sih.<br />
<br />
Lagipula, sudah saatnya kita yang bergantian untuk bertanggung jawab akan kehidupan orangtua sendiri. Minta atau tidak, begitulah seharusnya.<br />
<br />
Selain itu, sepatutnya kita bersyukur karena beranjak dewasa. Tak usahlah bimbang dan menolak menjadi tua. Bersyukurlah karena dirimu masih diberi kesempatan Tuhan untuk hidup dan terus berusaha memperbaiki diri menjadi lebih baik. Tanpa disadari, banyak juga yang tidak memiliki kesempatan itu. Rasa syukur selalu menjadi hal kecil yang sangat sulit dilakukan.<br />
<br />
Tumbuh besar dan menjadi pribadi yang dewasa memang terlihat berat. Tapi jika dinikmati dan dijalankan dengan benar, mungkin hasilnya pun tidak akan mengecewakan. Hingga tanpa disadari, kita sedang duduk santai bersama kekasih, menyaksikan anak cucu yang asyik bermain dan tersenyum kepada kita. <br />
<br />
Hidup memang tidak mudah bagi siapapun dan harus terus diperjuangkan. Karena perjuangan itu juga yang mungkin akan membuat kita banyak belajar hingga menjadi manusia dewasa bukan?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "lato"; font-size: 16px;">─</span></div>
<div>
Sebuah tulisan yang bukan semata-mata ditujukan tuk menggurui. Namun, untuk pengingat diri sendiri juga teman-teman yang pernah memikirkan hal ini, karena cukup takut menghadapi masa depan seiring bertambahnya usia.</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-85148375538112742032019-07-09T09:07:00.001+07:002020-10-10T08:31:22.561+07:00Berburu Buku di Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6YfoYAEbOJlW06n4O0bnVdunrTly35waUjWCMPn0Wz_x0w4rSX1DhDKOHrVoekZl5XZ2hSuXnTuhpWbPCwnQxx7pZZXZp81op1txBuEui2q9zhOQu5DbumIavgIxWw8aYrLDv8oRxh2c/s1600/Pintu+masuk+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg"><img alt="" border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6YfoYAEbOJlW06n4O0bnVdunrTly35waUjWCMPn0Wz_x0w4rSX1DhDKOHrVoekZl5XZ2hSuXnTuhpWbPCwnQxx7pZZXZp81op1txBuEui2q9zhOQu5DbumIavgIxWw8aYrLDv8oRxh2c/s640/Pintu+masuk+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" title="Pintu masuk Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019" width="640" /></a></div>
<i><br /></i>
<i><b><a href="https://bigbadwolfbooks.com/" target="_blank">Big Bad Wolf (BBW) Book Sale</a></b></i> adalah acara pameran buku terbesar di dunia, yang awal mulanya diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2009 selama 5 hari, sebagai acara cuci gudang berbagai jenis buku. Penggagas acara ini adalah <i><b>Andrew Yap</b></i> dan istrinya <i><b>Jacqueline Ng.</b></i>, sekaligus sebagai pendiri <i>BookXcess</i> yang juga menjadi sumber produk buku BBW.<br />
<br />
<a href="https://www.bookxcess.com/" target="_blank"><b>BookXcess</b></a> ini sendiri adalah toko buku <i>online</i> Malaysia dengan produk buku berlebih atau sisa dari distributor internasional. Tujuan pendiriannya sama dengan pelaksanaan acara BBW, yaitu untuk meningkatkan minat baca dan memudahkan masyarakat mendapatkan (akses) buku dengan harga yang lebih murah dengan adanya potongan harga (diskon) hingga 80%. <br />
<br />
Kebanyakan orang tidak mengetahui pemilihan nama Big Bad Wolf dalam pameran buku ini, begitupun dengan saya. Namun, ternyata <b>Big Bad Wolf</b> ini dianalogikan sebagai teman baik para pembaca yang diambil dari cerita anak <i>Red Riding Hood. </i>Bedanya, ia memakan sebagian harga buku, sehingga memiliki misi untuk membawa buku terbaik dengan harga terendah, tetapi tetap dengan kualitas terbaik. Tempat acaranya seringkali disebut sebagai “sarang serigala” yang penuh dengan buku. Begitupun dengan para pengunjungnya disebut <i>"wolfies".</i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsxbooQqMRAkgpEbEwcuTF9o-3ufRJi3-95eO_UFPnAMatsUwfnig0jmEjzyQGvSPjaAdagmF_Ldha2scT681uYhaTEtuyz7ABLinfk88_MCCeZX_Ds8SFDGh8nMfQf82IPIsUSrUR4RA/s1600/Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsxbooQqMRAkgpEbEwcuTF9o-3ufRJi3-95eO_UFPnAMatsUwfnig0jmEjzyQGvSPjaAdagmF_Ldha2scT681uYhaTEtuyz7ABLinfk88_MCCeZX_Ds8SFDGh8nMfQf82IPIsUSrUR4RA/s640/Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" title="Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019" width="640" /></a></div>
<br />
Acara ini sudah beberapa kali diadakan di Indonesia, terutama di Jakarta dan Surabaya, kemudian Medan, dan kali ini giliran Bandung, yang selanjutnya berencana menuju Yogyakarta. Sedangkan negara yang sudah dikunjungi BBW selain Malaysia dan Indonesia, adalah Myanmar, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Arab Saudi, dan sedang diadakan di Korea Selatan untuk pertama kalinya juga.<br />
<br />
BBW Bandung, dilaksanakan di Mason Pine Hotel, Kota Baru Parahyangan dari tanggal 28 Juni – 08 Juli 2019 selama 24 jam penuh. Sehari sebelumnya diadakan juga <i>Preview Pass,</i> bagi mereka yang terpilih dan beruntung sebagai <i>member</i> BBW ataupun BCA. Keuntungannya bisa duluan dan lebih leluasa berburu buku yang masih tertata rapi.<br />
<br />
Sebenarnya lokasi tempatnya bukan benar-benar ada di kota Bandung, tapi di Padalarang, seperti halnya pelaksanaan di Jakarta yang sebenarnya di Tanggerang, mungkin agar terkesan lebih familiar. Tentunya dengan pemilihan lokasi yang tidak terlalu jauh seperti tempat sebelumnya, saya sangat antusias dan meluangkan waktu untuk datang ke BBW Bandung. Tepatnya hari Minggu 30/6 (hari ke-3 pelaksanaan) dan hari Jum’at 5/7 (hari ke-8 pelaksanaan).<br />
<br />
Saat pertama kali ke sana, saya sampai sekitar jam 9 pagi di lokasi. Tetapi antrian masuk sudah panjang dan dengan sabar harus menunggu hingga 30 menit untuk giliran masuk. Berbeda dengan saat berkunjung kedua kali, saya tidak harus antri terlebih dahulu karena suasananya yang lebih sepi dibandingkan <i>weekend</i>. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU9iT7AkRVXT02nJf6tNBNePt6LGZqtrCCskvly0BExVGI1ExfKc6MC2acguLoPnVrHnYjsyxNBWVtJmHXObmcVS5FIButEh53WvlNYyrxQLMpac4VN6OEnMziFFR2kYRnRmmnr4_j7GQ/s1600/Antrian+panjang+masuk+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU9iT7AkRVXT02nJf6tNBNePt6LGZqtrCCskvly0BExVGI1ExfKc6MC2acguLoPnVrHnYjsyxNBWVtJmHXObmcVS5FIButEh53WvlNYyrxQLMpac4VN6OEnMziFFR2kYRnRmmnr4_j7GQ/s640/Antrian+panjang+masuk+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">penampakan antrian panjang menuju pintu masuk BBW Bandung</span></td></tr>
</tbody></table>
Bagi pengunjung yang membawa anak balita, ibu hamil ataupun lansia diperbolehkan masuk terlebih dahulu. Keamanan di sana juga cukup ketat. Sebelum masuk, tas diperiksa terlebih dahulu, begitupun saat keluar diperiksa jumlah belanjaan dengan struknya.<br />
<br />
Saat di dalam pameran, sudah tersedia buku-buku yang ditata berdasarkan kategorinya masing-masing. Beberapa diantaranya, ada buku anak, fiksi, non-fiksi, referensi, jurnal, dll. Mengingat tujuan pelaksanaan ini meningkatkan minat baca dari usia dini, BBW lebih banyak menyediakan buku anak dibandingkan dengan yang lain, mungkin hampir sekitar 50%-nya. Terlebih buku anak adalah buku paling laris. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihqif-Hxpum5_i14ohRhC6U9tK9Z3Rz2ci9kcED4kpI9SwKjVDM5CW0j-HLSqT83EMgeG_94b0EwTl-7_VutT-knkiVBXgoZD33EXkckC5xIHa4yhTDkCvPth1stGehloyyLdnEXzwAL4/s1600/Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019+-+%25232.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019 - #2" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihqif-Hxpum5_i14ohRhC6U9tK9Z3Rz2ci9kcED4kpI9SwKjVDM5CW0j-HLSqT83EMgeG_94b0EwTl-7_VutT-knkiVBXgoZD33EXkckC5xIHa4yhTDkCvPth1stGehloyyLdnEXzwAL4/s640/Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019+-+%25232.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<br />
Saya sendiri hanya membeli 3 buku saja dari sana, bukan karena tidak tertarik, tapi kali ini lebih bisa mengontrol diri hehe, yaitu;<br />
<ol>
<li><i>“Why Headless Chicken Run” karya Michael Cox, terbitan Schoolastic </i>(kebetulan saat itu saya sedang membaca info mengenai ini, eh ada buku yang sedikit membahasnya).</li>
<li><i>“Crossroad” karya Rossa Indah, terbitan Qanita.</i></li>
<li><i>“3 Tahun (Three Years)” karya Anton Chekov yang sudah diterjemahkan Sapardi Djoko Damono, terbitan Bentang Pustaka </i>(didapatkan di tempat yang bukan kategorinya, mungkin ada yang tidak jadi membelinya, sekaligus ingin tau hasil terjemahan Bapak Sapardi).</li>
</ol>
<div>
Ketiga buku tersebut sejujurnya bukan <i>wishlist</i> saya, karena kebanyakan sudah habis termasuk <i>sound books,</i> padahal masih hari ke-3 pelaksanaan. Informasi mengenai ketersediaan dan tempat buku yang diinginkan bisa ditanyakan langsung ke <i>crew </i>BBW di sana, atau menuju <i>customer service </i>yang siap sedia melayani para pengunjung.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebenarnya banyak sekali buku bagus, dan saya memutuskan membeli satu saja yang berbahasa asing, meskipun 80% buku di sana adalah buku impor (internasional). Takut proses membacanya lama, terlebih jika terdapat banyak bahasa ilmiah yang sulit dipahami. Oh iya, dari tahun ke tahun, kebanyakan buku Bahasa Indonesia di BBW adalah terbitan dari <i>Mizan Group.</i></div>
<div>
<br />
Di samping itu, saya juga membuka jasa titip bagi kerabat sendiri. Kalau buka jastip bagi banyak orang kayanya belum sanggup deh. Saya juga berhasil mendapatkan hadiah <i>voucher</i> 150k dan <i>totebag</i> dari <i>Taylor Fine Goods (TFG),</i> karena ikut lomba foto <a href="https://www.instagram.com/explore/tags/barbukbbwbandung2019/" target="_blank"><b>#BarbukBBWBandung2019</b></a> di Instagram, padahal cuma iseng. Alhamdulillah bisa sedikit menghemat pengeluaran. Hadiah utamanya sendiri adalah lemari penuh dengan buku yang bisa dipilih sendiri! Mantap. Saya juga dapat <i>voucher</i> 50k dari lomba konten di Instagram <i>Story,</i> tapi saya relakan saja karena harus ke luar kota.<br /><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijETtGSjBFyS6SpoQ7jDfr-EP8xRN2XJpsxcX9E0oDelkk28bvwA8rRm6pTBy7OnpKpdXnQ80SWpMIHdE-Z6U43bsRHzhpYWhs_IKV6-Rz14B5a7YJycKljqmPt1MngEAhksI3WOzCCAc/s1600/Hadiah+lomba+foto+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019+-+Voucher+150k+%2526+Totebag+TFG.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Hadiah lomba foto BBW Bandung 2019 - Voucher 150k & Totebag TFG" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1120" height="292" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijETtGSjBFyS6SpoQ7jDfr-EP8xRN2XJpsxcX9E0oDelkk28bvwA8rRm6pTBy7OnpKpdXnQ80SWpMIHdE-Z6U43bsRHzhpYWhs_IKV6-Rz14B5a7YJycKljqmPt1MngEAhksI3WOzCCAc/s320/Hadiah+lomba+foto+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019+-+Voucher+150k+%2526+Totebag+TFG.jpg" title="Hadiah Voucher BBW & Totebag" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">rezeki bisa datang dari mana saja..</span></td></tr>
</tbody></table>
Ada pula potongan harga bagi <i>member </i>BBW untuk beberapa buku tertentu. Apabila melakukan pembayaran dengan menggunakan BCA pun mendapatkan potongan harga lagi, berhubung kali ini BBW bekerja sama dengan Bank BCA. Banyak banget ya diskonnya. Kemudian, jika jumlah belanjaannya lebih dari 500k, akan mendapatkan <i>voucher </i>BookXcess sebesar 30% yang berlaku hingga akhir tahun 2019.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlTI4Kq3zd61qoW2Se1jpGdsDbkWfZ3qzWfi7DbtvC8pKbmXyChV2ppf2LcldzDZiD9G0mcQm0-17p68XxEg3AawPDtMOpZoaeb0ib8tiZre8ieLNuf0Kq330S5lY6KntlAJCOpSmm8ww/s1600/Hasil+dari+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019+-+Totebag+TFG+%2526+Voucher+BookXcess.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" data-original-height="987" data-original-width="1600" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlTI4Kq3zd61qoW2Se1jpGdsDbkWfZ3qzWfi7DbtvC8pKbmXyChV2ppf2LcldzDZiD9G0mcQm0-17p68XxEg3AawPDtMOpZoaeb0ib8tiZre8ieLNuf0Kq330S5lY6KntlAJCOpSmm8ww/s400/Hasil+dari+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019+-+Totebag+TFG+%2526+Voucher+BookXcess.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;"><i>totebag</i> TFG & <i>voucher</i> BookXcess hadiah dari BBW Bandung</span></td></tr>
</tbody></table>
Mungkin bagi teman-teman yang sudah pernah berkunjung ke BBW sebelumnya, merasa jika BBW Bandung tempatnya lebih kecil. Namun, menurut saya ini juga besar, karena setelah di ruangan pertama selesai, saat hendak membayar ternyata masih disediakan lagi beberapa meja berisi buku lain di ruangan setelahnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd_57lioB-sgRzVF_tH_AzIsXRtrGbkLBSG1ePdCc3a_yvIaNACziAvy-EQIA36N-gHYwZMZEyORe7rRcCDEgtjeeA5pvmWcmprYq-hhGSy2xKj28aA6CFj69EDS2ek3gjUTjsGLsREDc/s1600/Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019+-+%25233.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019 - #3" border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="353" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd_57lioB-sgRzVF_tH_AzIsXRtrGbkLBSG1ePdCc3a_yvIaNACziAvy-EQIA36N-gHYwZMZEyORe7rRcCDEgtjeeA5pvmWcmprYq-hhGSy2xKj28aA6CFj69EDS2ek3gjUTjsGLsREDc/s640/Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019+-+%25233.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">masih ada area penyediaan buku lainnya</span></td></tr>
</tbody></table>
Selain itu, ada juga <i>stand</i> khusus untuk menyumbangkan buku dari <i>Red Readerhood.</i> Kemudian, disediakan beberapa produk untuk kenang-kenangan acara BBW, seperti pin, magnet lemari pendingin ataupun kaos dll. Ada juga kawasan <i>food court</i> di luar hotel yang bisa menghilangkan rasa lapar dan haus setelah seru-seruan berburu buku di BBW.<br />
<br /></div>
<div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIosBdcoOFKhna0zotdnOGJcXplFynNm0CDlQ9xkpM6Rih3HqoP71Se-QcPINX8ZYmyTTprY94cCbBVi5eo4k7urUkpQfuRAXwGZISDXg7Shveqp6pwCdIeql89lJ8f5I4IAqZmVi-gsA/s1600/Food+court+di+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="767" data-original-width="1364" height="354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIosBdcoOFKhna0zotdnOGJcXplFynNm0CDlQ9xkpM6Rih3HqoP71Se-QcPINX8ZYmyTTprY94cCbBVi5eo4k7urUkpQfuRAXwGZISDXg7Shveqp6pwCdIeql89lJ8f5I4IAqZmVi-gsA/s640/Food+court+di+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">area </span><i style="color: #999999;">food court </i><span style="color: #999999;">di BBW Bandung</span></td></tr>
</tbody></table>
Oh iya, ada juga yang menyediakan <i>photobooth</i> 180⁰ di BBW Bandung, dengan <i>background</i> gambar IPTEK di Kota Baru Parahyangan. Saya juga sempat berpartisipasi. Tidak dipungut biaya sama sekali, hanya tinggal mendaftar dengan mengisi data pribadi. Hasilnya dikirim ke <i>e-mail</i>, kemudian bisa diunggah ke media sosial dan berkesempatan mendapatkan kembali <i>voucher</i> salon, foto dll., sebesar 100k.</div>
<div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg699nDnUDJYZ_OSNQqL52AkbtMvQzPR5kcJO_uJ9pTmiikjkobS0JqTjgLg2OydCuYvo-ffaraqlq0ObpWlb4PSqSsOju2P4DApB9t0Lwz0zITQ4lwmBj-Q2I3FvnBB1SsoZzCTKslGNA/s1600/Photobooth+180+derajat+di+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Photobooth 180 derajat di BBW Bandung 2019" border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg699nDnUDJYZ_OSNQqL52AkbtMvQzPR5kcJO_uJ9pTmiikjkobS0JqTjgLg2OydCuYvo-ffaraqlq0ObpWlb4PSqSsOju2P4DApB9t0Lwz0zITQ4lwmBj-Q2I3FvnBB1SsoZzCTKslGNA/s400/Photobooth+180+derajat+di+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">alat tukar untuk foto 180⁰ di BBW Bandung</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKyHh2PjJlQc4C5D9N2dsF7APJ2qfEcWiBdi8rbismxahk9OxzpiV-VNHA1U6ZC1Zep8BgiVKRdG7p2bw1te8q7TOSiti5bk3iPEwM882VpgrBPtlTJD9DlVutGxatQpy5BEjaEsRzd3o/s1600/Tim+photobooth+180+derajat+di+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1539" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKyHh2PjJlQc4C5D9N2dsF7APJ2qfEcWiBdi8rbismxahk9OxzpiV-VNHA1U6ZC1Zep8BgiVKRdG7p2bw1te8q7TOSiti5bk3iPEwM882VpgrBPtlTJD9DlVutGxatQpy5BEjaEsRzd3o/s320/Tim+photobooth+180+derajat+di+Big+Bad+Wolf+%2528BBW%2529+Bandung+2019.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">tim fotografer <i>photobooth</i> 180⁰ di BBW Bandung</span></td></tr>
</tbody></table>
Melihat besarnya antusias dan banyaknya pengunjung ke BBW, saya sempat mempertanyakan <a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2018/11/minat-membaca-indonesia.html" target="_blank"><b>minat baca masyarakat Indonesia</b></a> itu sebenarnya bagaimana. Seperti yang pernah saya bahas <a href="https://ridhannaa.blogspot.com/2018/11/minat-membaca-indonesia.html" target="_blank"><b>sebelumnya</b></a>, survei Indonesia sendiri berada di tingkat yang memprihatinkan. Berbeda dengan kondisi yang memperlihatkan ramainya pengunjung ke BBW, pameran buku terbesar di dunia.<br />
<br />
Apakah mereka yang datang itu benar-benar suka membaca atau tidak. Saya tidak tau. Bisa saja mereka adalah kolektor buku, hobi menimbun buku, atau sekadar membeli untuk dijual kembali, atau bisa juga datang hanya ingin meramaikan dan ingin tau kondisi acaranya, dilanjut menginformasikan segalanya ke media sosial pribadi. Sekali lagi saya tidak tau, itu hanya dugaan saja.<br />
<br />
Tetapi saya sangat berharap sekali jika minat membaca masyarakat Indonesia benar-benar meningkat dari sebelumnya. Saya juga sangat senang dengan para orangtua yang membawa dan membelikan anak-anaknya buku, sebagai upaya memperkenalkannya menyukai membaca sejak dini. <br />
<br />
Harapannya semoga acara seperti BBW ini akan kembali dilaksanakan, terutama di Bandung, begitupun dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Tentunya dengan pelaksanaan, inovasi dan produk yang lebih menarik dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.<br />
<div>
<br /></div>
─</div>
<div>
NB:</div>
<div>
Tips bagi teman-teman yang akan ke acara BBW selanjutnya, alangkah lebih baik datang lebih pagi atau waktu yang kira-kira pengunjungnya cukup sepi, juga menggunakan pakaian senyaman mungkin. Selain itu, isi perutmu terlebih dahulu atau membawa bekal makanan & minuman, karena tak terasa akan menghabiskan waktu seharian agar bisa menjajaki seluruh area BBW. Satu lagi, siapkan daftar buku yang ingin dibeli, dan batasi <i>budget</i> agar tidak boros. Semoga membantu.</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-80878304987393686062019-06-29T09:00:00.001+07:002023-01-05T11:04:18.894+07:00Pembunuhan Zodiak di Tokyo<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfH7q3ZZyHMXvbGdOkutpi-DK_HiPPVhLAKLk1DDLVqPrzjoGcG2k7i_pD40XEqvcbX5YHIROL7t6yqSIyP5ge1myi0dBt-KNiPT4714v-O3RrmbXZCEstlhPSxMum0mPzflmb1H3rF5I/s1600/Pembunuhan+Zodiak+di+Tokyo+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg"><img alt="Pembunuhan Zodiak di Tokyo" border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfH7q3ZZyHMXvbGdOkutpi-DK_HiPPVhLAKLk1DDLVqPrzjoGcG2k7i_pD40XEqvcbX5YHIROL7t6yqSIyP5ge1myi0dBt-KNiPT4714v-O3RrmbXZCEstlhPSxMum0mPzflmb1H3rF5I/s400/Pembunuhan+Zodiak+di+Tokyo+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" title="Photo by Pedro Figueras / Pexels" width="400" /></a></div>
<br />
Kisah misteri atau pun yang berkaitan dengan tokoh-tokoh detektif selalu menarik bagi saya. Baik dari tokoh Holmes-Watson, Conan, Kindaichi, Miss Marple, Poirot, dsb. Bahkan sejujurnya, saya pernah diberi julukan <i>‘Mistis’</i> oleh beberapa teman dekat setelah berhasil menyelesaikan seminar proposal saat kuliah, yang saya sendiri tidak paham maksudnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw3rF1M3VT6gP4uYDiNWtmCXob-pjygmGPYBHm3swApBimInnFo4Pdxndw98GznuZfgihjgPOjALxH_U_O2m2YuezqS_b2zHAeMC1YlKTmJOVDM6arwQWXgjC7gvPZe1iq1q47r0QnnPQ/s1600/Julukan+Mistis%252C+S.+Up.+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Julukan Mistis, S. Up. - ridhannaa.blogspot.com" border="0" data-original-height="961" data-original-width="1600" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw3rF1M3VT6gP4uYDiNWtmCXob-pjygmGPYBHm3swApBimInnFo4Pdxndw98GznuZfgihjgPOjALxH_U_O2m2YuezqS_b2zHAeMC1YlKTmJOVDM6arwQWXgjC7gvPZe1iq1q47r0QnnPQ/s320/Julukan+Mistis%252C+S.+Up.+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" title="" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">Mistis? <i>Creepy..</i></span></td></tr>
</tbody></table><br /><div>
Masing-masing dari mereka memang memiliki julukan, sekadar untuk lucu-lucuan. Hmm anak muda. Oleh karena itu, mereka memutuskan memberi julukan tersebut. Katanya, karena saya mengetahui beberapa kisah mistis atau semacam <i>riddle.</i> Bahkan pernah mengalami hal mistis juga. Padahal sejujurnya saya juga takut sama yang begituan. Masuk rumah hantu aja balik lagi keluar~<br />
<br />
Hmm. Beralih dari fakta itu, saya akan mencoba mengulas kembali buku. Berisi kisah misteri pembunuhan yang terjadi di Tokyo, Jepang 56 tahun silam jika dihitung dari 2019, yaitu buku <i><b>The Tokyo Zodiac Murders</b> (Senseijutsu Satsujin Jiken).</i><br />
<i><br /></i>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq-vU5i0dMef1QCpAzX6LikHTuId0nsggdZ_oXX6M7Oh-IJR7rfsVYGc7GSuC0MlTCtyFRyRqlkMwDolWIOuCL335kMQFPqt9pzkHFiTZ3lQ_8Af9Nr6Sve2jd4pvVwiUX4ne-ymG-o80/s1600/Buku+The+Tokyo+Zodiac+Murders+%2528Pembunuhan+Zodiak+Tokyo+-+Indonesian+Edition%2529+by+Soji+Shimada.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Buku The Tokyo Zodiac Murders (Pembunuhan Zodiak Tokyo - Indonesian Edition) by Soji Shimada" border="0" data-original-height="961" data-original-width="1600" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq-vU5i0dMef1QCpAzX6LikHTuId0nsggdZ_oXX6M7Oh-IJR7rfsVYGc7GSuC0MlTCtyFRyRqlkMwDolWIOuCL335kMQFPqt9pzkHFiTZ3lQ_8Af9Nr6Sve2jd4pvVwiUX4ne-ymG-o80/s640/Buku+The+Tokyo+Zodiac+Murders+%2528Pembunuhan+Zodiak+Tokyo+-+Indonesian+Edition%2529+by+Soji+Shimada.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<br />
Kisah ini ditulis oleh <i><b>Soji Shimada</b></i> yang menetapkan dirinya sebagai penulis misteri setelah mengalami beberapa profesi. Ia dikenal sebagai penulis lebih dari 100 novel misteri. Selain itu, ia telah mendapatkan penghargaan <i>Japan Mystery Literature Prize</i> tahun 2009, dan aktif mencari penulis baru.<br />
<br />
Buku <i>The Tokyo Zodiac Murders</i> ini adalah karya pertamanya dan telah mendapatkan penghargaan untuk <i>Edogawa Ranpo Prize</i> di tahun 1981 dengan tahun rilis yang sama. Setelah itu dilanjutkan dengan karyanya yang lain, serial Detektif Kiyoshi Mitarai dan Detektif Yoshiki.<br />
<br />
<div>
Saya sudah lama menginginkan buku ini. Beruntungnya sekarang sudah ada di tangan, edisi Indonesia cetakan ketiga rilis Agustus 2012. Meskipun kondisinya tidak terlihat seperti benar-benar baru (diperoleh dari bazar). Namun, yang saya butuhkan tentu isi ceritanya. <i>Don’t judge the book by it's cover, dude.</i><br />
<br />
Kisah ini sepenuhnya hanya fiksi, namun sebagaian kecil mungkin terinspirasi dari berbagai kisah misteri di dunia nyata dan kisah detektif lain yang tokoh-tokohnya sudah banyak dikenal. Apalagi Jepang merupakan salah satu negara dengan tingkat kriminalitasnya rendah, namun memiliki beberapa kisah pembunuhan di masa silam.<br />
<br />
Kisah Pembunuh Zodiak Tokyo ini bermula dengan prolog berisi surat wasiat Heikichi Umezawa. Seorang seniman yang menyampaikan ide gilanya menciptakan sosok wanita sempurna, Azoth. Ia sebut sebagai karya terbesarnya, yang dirancang dengan menyatukan beberapa bagian tubuh para wanita muda kerabatnya, berdasarkan ilmu astrologis dan alkimia.<br />
<br />
Namun, dirinya ditemukan tewas bersama catatannya di studio belakang rumahnya yang terkunci. Kepala bagian belakangnya terlihat dihantam benda tumpul dan terdapat jejak sepatu wanita juga laki-laki di luar. Peristiwa ini terjadi tahun 1936 (sebelum Perang Dunia II) dan sangat mengejutkan Jepang, terutama kejadian setelahnya.<br />
<br />
Pembunuhan Kazue kemudian terjadi, anak tiri tertua Heikichi dari istri keduanya Masako. Dilanjutkan dengan pembunuhan berantai anak-anak dan keponakannya, persis seperti yang disebutkan dalam catatannya dengan kondisi tubuh terpotong juga hilang dan terkubur di tempat berbeda.<br />
<br />
Kasus ini sulit dipecahkan, terutama untuk menemukan pembunuhnya. Terlebih ide penciptaan Azoth ini berasal dari Heikichi yang telah terbunuh sebelumnya, dan bertanya-tanya keberadaan Azoth sebenarnya. Banyak dari kalangan masyarakat yang mencoba memecahkannya, termasuk polisi, cendekiawan ataupun para detektif amatir. Hingga kasus ini diakhiri dengan tuduhan bahwa Masako yang harus bertanggung jawab. <br />
<br />
Peristiwa itu tetap membuat kasus ini belum bisa dikatakan selesai, karena masyarakat masih ragu dengan keputusan polisi. Buku-buku mengenai kasus ini ramai diperjual-belikan, berharap ada yang bisa memecahkannya.<br />
<br />
Setelah 43 tahun, 1979, detektif sekaligus peramal nasib, Kiyoshi Mitarai diminta memecahkannya oleh Mrs. Iida bersama Kazumi Ishioka sahabatnya, seorang ilustrator lepas. Ia menyerahkan sebuah petunjuk dan berharap dapat mengetahui keterlibatan ayahnya sendiri, Mr. Takegoshi seorang polisi yang sempat menangani kasus tersebut.<br />
<br />
Kazumi sangat gemar dan mengikuti kisah-kisah detektif, termasuk Pembunuhan Zodiak Tokyo. Tapi tidak dengan Kiyoshi, sehingga ia membutuhkan Kazumi menjelaskan dan menyampaikan info-info terkait untuk membantu memecahkannya selama seminggu. Rentang waktu tersebut atas perintah kakak Mrs. Iida yang juga seorang polisi, Mr. Takegoshi Jr.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtiaYi9F0puzl_lx5LhRsVhGF7duJuIJu3FrmHUmYgtEj_BIUsQs3tpxPbsvG99UdkI2fUdub0XdN_dmEDC-2nfPrTpRsuvmh-w4QZ5vPSa_b2P85z7lpk_T6JkNhgFs6xqPkRMNNKlfI/s1600/Gambar+Garis+Lintang+dan+Garis+Bujur+Jepang+-+The+Tokyo+Zodiac+Murders.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Gambar Garis Lintang dan Garis Bujur Jepang - The Tokyo Zodiac Murders" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1365" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtiaYi9F0puzl_lx5LhRsVhGF7duJuIJu3FrmHUmYgtEj_BIUsQs3tpxPbsvG99UdkI2fUdub0XdN_dmEDC-2nfPrTpRsuvmh-w4QZ5vPSa_b2P85z7lpk_T6JkNhgFs6xqPkRMNNKlfI/s640/Gambar+Garis+Lintang+dan+Garis+Bujur+Jepang+-+The+Tokyo+Zodiac+Murders.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">Gambar Garis Lintang dan Garis Bujur Jepang untuk Mencari Petunjuk</span></td></tr>
</tbody></table>
Beragam petunjuk sedikit demi sedikit kian bertambah, baik dari ucapan, tulisan, gambar ataupun grafik. Kedua tokoh tersebut sampai harus pergi ke Kyoto untuk mencari dan bertemu dengan orang-orang masa lalu. Berharap bisa memberikan petunjuk. Namun setelah beberapa hari, mereka sempat putus asa dan memutuskan berpisah dengan berjalan sendiri-sendiri.<br />
<br />
Penulis pun mengajak dan terkesan memberi tantangan kepada pembaca untuk menebak siapa pembunuhnya. Sungguh interaktif. Bagian ini cukup menarik bagi saya untuk ikut menebak. Bahkan saya sempat 1-2 hari berhenti sejenak tidak melanjutkan ceritanya untuk berpikir. Hasilnya, tebakan saya akan pembunuhnya benar, tapi tidak dengan caranya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZtsq_iKBc_9-jdzGx5WYrtD7TDLJoah_Kb-g5s9EQwnsXagrMXpliQi5MD-d22uDc62M3qESARu_xCCQvHaJyJem0ESIQnHSh4WtULsIel2ov1Uwdut1Hdqsjg67L7A-VArgUkFCtFUU/s1600/Intermeso+Pesan+Penulis+Soji+Shimada+-+Tantangan+Pembaca+Memecahkan+Kasus+The+Tokyo+Zodiac+Murders.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Intermeso Pesan Penulis Soji Shimada - Tantangan Pembaca Memecahkan Kasus The Tokyo Zodiac Murders" border="0" data-original-height="961" data-original-width="1600" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZtsq_iKBc_9-jdzGx5WYrtD7TDLJoah_Kb-g5s9EQwnsXagrMXpliQi5MD-d22uDc62M3qESARu_xCCQvHaJyJem0ESIQnHSh4WtULsIel2ov1Uwdut1Hdqsjg67L7A-VArgUkFCtFUU/s640/Intermeso+Pesan+Penulis+Soji+Shimada+-+Tantangan+Pembaca+Memecahkan+Kasus+The+Tokyo+Zodiac+Murders.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">Intermeso Pesan Penulis Soji Shimada: Tantangan Pembaca Memecahkan Kasus</span></td></tr>
</tbody></table>
Jangan harap saya akan memberi tau loh, karena bagi yang ingin membacanya akan kecewa dan tidak menikmati alur ceritanya. Seperti kebanyakan pembaca lain yang memiliki harapan lebih besar terhadap buku ini.<br />
<br />
Wajar mereka berpendapat demikian karena mungkin penulis sengaja membuatnya demikian. Berharap mendapatkan akhir cerita bombastis, tapi yang didapat akhir cerita yang cukup sederhana. Terlebih ini karya perdana Soji Shimada. <br />
<br />
<i>“Ada sesuatu yang hilang.. dan kemungkinan itu sesuatu yang sangat, sangat sederhana. Kasus ini memang ganjil dan tidak dapat dipahami, tetapi aku punya firasat bahwa kasus ini sebenarnya tidak terlalu sulit dipahami. Kalau kita bisa menemukan mata rantai yang hilang, kita akan memahami keseluruhan kisah ini.. Yah, akulah detektif yang tidak akan menyerah!” ─ Kiyoshi Mitarai (hal. 196)</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya sendiri menikmatinya, meski awalnya cukup kesulitan memahami teori astrologis dan alkimia yang ada, juga beberapa kondisi Jepang saat itu. Penulis pun cukup bagus bisa membuat kisah seperti ini. Membuat para pembaca <i>blunder</i> akan arah cerita dan penyelesaian kasus yang diberikannya. <br />
<br />
Oh iya, dalam buku ini juga sempat disebutkan beberapa tokoh detektif yang terkenal melalui Kazumi. Bahkan Kiyoshi secara gamblang mengejek Sherlock Holmes yang sangat dikagumi Kazumi. Tapi, pada akhirnya ia mengakui juga kehebatan Holmes. Pembaca tentu akan mengenali kemiripan Kiyoshi dengan Holmes, dan Kazumi dengan Watson. <br />
<br />
<i>“Sherlock Holmes? Siapa itu? Oh, maksudmu pria Inggris yang lucu itu, pembohong, barbar, dan pecandu kokain yang selalu keliru membedakan kenyataan dengan khayalan?” ─ Kiyoshi Mitarai (hal. 196)</i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
<i>“Aku tidak bilang aku membencinya. Bahkan dia salah satu detektif yang paling aku sukai. Aku suka selera humornya. Kita tidak akan tertarik pada orang yang bertingkah seperti komputer, bukan? Holmes memperlihatkan kepada kita sifat manusia sesungguhnya. Dalam hal itu, dia sangat hebat” ─ Kiyoshi Mitarai (hal. 172)</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Menurut saya buku ini masih layak dibaca, apalagi bagi teman-teman yang gemar akan cerita misteri atau detektif seperti saya. Isinya pun tidak terlalu seram karena tidak adanya penggambaran pembunuhan yang terkesan kasar atau sadis. Meskipun tidak cocok juga jika dibaca anak-anak.</div>
</div>Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-51394668338638817452019-06-21T18:00:00.000+07:002019-06-21T18:05:37.745+07:00Doyannya Main Air<div dir="ltr">
Sesuai janji, kali ini mari kita bahas mengenai beberapa destinasi wisata yang sempat saya singgung di tulisan sebelumnya, terutama di Jogja. Ternyata kebanyakan main air loh. Begitupun dengan kebanyakan masyarakat Indonesia pasti akan memilih liburan untuk bermain air, entah berenang, berendam ataupun ke pantai, terutama anak-anak.<br />
<br />
Keluarga saya pun demikian, apalagi jika airnya hangat. Mereka tidak pernah bosan, padahal setiap hari bahkan dari kecil sudah sering bertemu dengan air. Selain menyenangkan, bermain air memang terkesan menenangkan. Bagi anak-anak bahkan dapat melatih panca indranya, dari pendengaran, penglihatan dan sentuhan, juga bisa memperkenalkan hal-hal baru.<br />
<div dir="ltr">
</div>
<br />
Saya sendiri tidak terlalu senang berenang. Sebenarnya suka malas untuk persiapan dan setelahnya. Di samping itu, saya juga tidak terlalu mahir, dalam mengatur napas misalnya. Benar-benar penuh pertimbangan, antara cuaca dengan suasananya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Berhubung tahun ini saya memutuskan ikut mudik ke Jogja setelah sekian lamanya, saya diajak kerabat rekreasi di sana. Cukup ke beberapa tempat yang dekat dengan tempat tinggal, yaitu <i>Pantai Glagah Indah</i> dan <i>Bendungan (Waduk) Sermo</i> dalam satu hari.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<i><b>Pantai Glagah Indah</b></i> letaknya di Provinsi Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo. Jika ingin mengunjungi dari kota bisa memakan waktu sekitar 1 jam. Tiket masuk per orangnya 6k, belum biaya parkir. Tapi menurut saya ini masih terbilang murah sekali.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-fdlFM2azexuPCrA9TgX1DzAltyWsn6rflQQ6-Cvq5qhyphenhyphenjVG4h1vUO9wNzpt7H7lqGKdvgVIKO1grox41m9X9KvdLtfYuZYHBRLIwXu-wB_jncm2JNDvwH5sJyNe0sbqODhsnNRyI7cc/s1600/Pantai+Glagah+Indah%252C+Jogja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pantai Glagah Indah, Kulon Progo Yogyakarta" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-fdlFM2azexuPCrA9TgX1DzAltyWsn6rflQQ6-Cvq5qhyphenhyphenjVG4h1vUO9wNzpt7H7lqGKdvgVIKO1grox41m9X9KvdLtfYuZYHBRLIwXu-wB_jncm2JNDvwH5sJyNe0sbqODhsnNRyI7cc/s640/Pantai+Glagah+Indah%252C+Jogja.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Pantai ini memiliki pemecah ombak unik berbentuk <i>tetrapod</i> dari beton. Ombak di sini cukup tinggi, bahkan ada pembatas garis kuning. Meskipun tetap saja banyak yang melanggar dan ingin menikmati pantai lebih dekat sambil bermain pasir, termasuk saya. Tapi ada penjaganya kok, yang siap memperingatkan jika kondisi gelombang sedang tinggi atau pengunjung bermain terlalu jauh. Lucunya, kebanyakan orang akan mendekati air dan sabar menunggunya, namun saat air mendekat refleks menjauh. Dasar manusia.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXnOeWCCRy6K0bR0IWx811gTD9VdDgKfWgPL4y56ciz2Bwf1T1wkhYDhTtUW82dzIq7QicmAZrvH8COktqMGmKA9JCN6zPe3bniyaoOsf8UYATK2DllLZERdhyphenhyphenP6UWcSXc9WueZrZG0mw/s1600/Pantai+Glagah+Indah%252C+Jogja+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pantai Glagah Indah, Kulon Progo Yogyakarta" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXnOeWCCRy6K0bR0IWx811gTD9VdDgKfWgPL4y56ciz2Bwf1T1wkhYDhTtUW82dzIq7QicmAZrvH8COktqMGmKA9JCN6zPe3bniyaoOsf8UYATK2DllLZERdhyphenhyphenP6UWcSXc9WueZrZG0mw/s640/Pantai+Glagah+Indah%252C+Jogja+%25282%2529.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Berhubung tempatnya kurang aman untuk berenang, disediakan juga beberapa kolam renang kecil untuk anak, letaknya dekat dengan yang menjajakan oleh-oleh dan makanan hidangan laut sepanjang jalan keluar masuk. Ada juga wahana perahu kayuh dan motor untuk dinaiki, dengan biaya 10k per orang.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwsMNfCLgS0F4obAkkMVvBmO6eXy7y3Q9CInATSmwfskIizscCJZkFMGLHERbXuucN4aFMywQ6RMQGCrCr0y89ot5a5ILYS1WZ-skzR8mY00-hoYi6YjoGH7q4SbfN1yLJE0EakNFw8c0/s1600/Wahana+Perahu+%2528Prau%2529+di+Pantai+Glagah+Indah%252C+Jogja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Wahana Perahu di Pantai Glagah Indah, Jogja" border="0" data-original-height="423" data-original-width="1600" height="168" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwsMNfCLgS0F4obAkkMVvBmO6eXy7y3Q9CInATSmwfskIizscCJZkFMGLHERbXuucN4aFMywQ6RMQGCrCr0y89ot5a5ILYS1WZ-skzR8mY00-hoYi6YjoGH7q4SbfN1yLJE0EakNFw8c0/s640/Wahana+Perahu+%2528Prau%2529+di+Pantai+Glagah+Indah%252C+Jogja.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666;">Wahana Perahu di Pantai Glagah Indah</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsKmnmMCL1zGNpu_d0Oa4Io-P2lsK0Y5mnPjNcs5VRu2aLWbZBPlMa9N4BboiL7h-F_29EYQ-ksww_uukJStAtQeCpzpAHdI46XgCxA2ndxmIF_Bo__52NqGTcXjnZahyCL1iTw5VnytA/s1600/Makan+Udang+Tepung+di+Pantai+Glagah+Indah%252C+Jogja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Makan Udang Tepung di Pantai Glagah Indah, Jogja" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1367" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsKmnmMCL1zGNpu_d0Oa4Io-P2lsK0Y5mnPjNcs5VRu2aLWbZBPlMa9N4BboiL7h-F_29EYQ-ksww_uukJStAtQeCpzpAHdI46XgCxA2ndxmIF_Bo__52NqGTcXjnZahyCL1iTw5VnytA/s320/Makan+Udang+Tepung+di+Pantai+Glagah+Indah%252C+Jogja.jpg" title="" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666;">Menyantap Udang Tepung di Pantai</span></td></tr>
</tbody></table>
Lanjut ke <i><b>Waduk Sermo.</b></i> Lokasinya masih di daerah yang sama dengan Pantai Glagah, begitupun dengan biaya masuknya. Tempat ini memiliki ceritanya sendiri. Awalnya banyak penduduk tinggal di daerah ini, sampai diperintahkan pindah untuk pembangunan waduk yang mulai dijalankan tahun 1994, dan kemudian diresmikan Presiden Soeharto pada 20 November 1996.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEc4TUMeHnH2SHLh65gSMQXr3WaeArTl0PInNr2gKazfxNK0u8lXkpSmexX1Q9UuEH2kL-YPeq7HKaZaky30FQM9OAqBFAP16HfsVqsyQGwlLOB0rTajDBntkA_F_B1kKYMBibOpYvx_s/s1600/Waduk+Sermo%252C+Jogja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Waduk Sermo, Kulon Progo Yogyakarta" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEc4TUMeHnH2SHLh65gSMQXr3WaeArTl0PInNr2gKazfxNK0u8lXkpSmexX1Q9UuEH2kL-YPeq7HKaZaky30FQM9OAqBFAP16HfsVqsyQGwlLOB0rTajDBntkA_F_B1kKYMBibOpYvx_s/s640/Waduk+Sermo%252C+Jogja.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Perpindahan tersebut termasuk makam para leluhur, terutama makam Mbah Sermo. Tetapi, isu ini masih simpang siur entah ikut juga dipindahkan atau tidak. Kabarnya makamnya berada di bawah waduk tersebut, dengan ditandai beberapa batu nisan yang ada di daratan kecil tepat di tengah waduk. Sayangnya saya tidak sempat mendokumentasikannya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div dir="ltr">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-uT4TV8T_E4i_GV4TOIXFlfMChy6tyuaDtezJffaj48RcMp7Y0BGuXGopVxPfsJEaK_G9EXNmcwimjEW5Wih3HF4Wo6mZ34Gij-tS_JRP1rC017hN6aSvqow09-1vsEbBWw0AVbk_vp8/s1600/Perahu+Wisata+di+Waduk+Sermo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Perahu Wisata di Waduk Sermo" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-uT4TV8T_E4i_GV4TOIXFlfMChy6tyuaDtezJffaj48RcMp7Y0BGuXGopVxPfsJEaK_G9EXNmcwimjEW5Wih3HF4Wo6mZ34Gij-tS_JRP1rC017hN6aSvqow09-1vsEbBWw0AVbk_vp8/s640/Perahu+Wisata+di+Waduk+Sermo.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div dir="ltr">
Saya memutuskan menaiki perahu di sana untuk mengelilingi bagian waduk, dengan biaya 10k per orang. Kapasitas untuk 1 perahu adalah 20 orang. Namun, menurut saya cukup membosankan, karena dijalankan sangat pelan, sehingga bagi saya terkesan tidak bergerak. Selain itu, ada juga beberapa yang menikmati waduk dengan memancing atau bermalam dalam tenda yang telah disediakan.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhapQZ-adO849h7vngcGW8fpsV-uzikbkY8ifih-Koi-NIxAZVMb7JXYM4e7Se2brv1L-46tJWdB_Xi4UAAeGZ_-s1Lj1vi8GUV2xG8fQBrxVr2c6uK_T0jTGLiaAEhrmUA_sEkWQtu1Js/s1600/Memancing+di+Waduk+Sermo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Memancing di Waduk Sermo" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1539" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhapQZ-adO849h7vngcGW8fpsV-uzikbkY8ifih-Koi-NIxAZVMb7JXYM4e7Se2brv1L-46tJWdB_Xi4UAAeGZ_-s1Lj1vi8GUV2xG8fQBrxVr2c6uK_T0jTGLiaAEhrmUA_sEkWQtu1Js/s400/Memancing+di+Waduk+Sermo.jpg" title="" width="400" /></a></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Esoknya, sebelum kembali ke Bandung, saya menyempatkan mengelilingi kota. Terutama melewati sekitar <i><b>Jalan Malioboro, Alun-alun Jogja,</b></i> dan istirahat sebentar di sekitar <i><b>Masjid Gedhe Kauman (Masjid Raya Kesultanan Jogja)</b></i> dengan parkir 3k untuk motor, dan 10k mobil. Perbedaannya sangat terlihat sekali, antara wisata di kabupaten dan kota. Cuaca yang panas, ramai lalu-lalang orang, dan jalanan pun cukup macet, apalagi saat itu hari Minggu.</div>
<div dir="ltr">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisCp5tXm55BMf9RRkpihputv8y3ZbhZnLHcxiavX-jp2JKvefUq8BC2RFhFc2Y6R86GNfxXttERdB0hqfg0uTgMSdSOpWAd34iurO-1Au-yD39o3D5AXs6UjNfHRgE4-lB1TJYqV_OV08/s1600/Masjid+Gedhe+Kauman+-+Masjid+Raya+Kesultanan+Daerah+Istimewa+Yogyakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Masjid Gedhe Kauman - Masjid Raya Kesultanan Daerah Istimewa Yogyakarta" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisCp5tXm55BMf9RRkpihputv8y3ZbhZnLHcxiavX-jp2JKvefUq8BC2RFhFc2Y6R86GNfxXttERdB0hqfg0uTgMSdSOpWAd34iurO-1Au-yD39o3D5AXs6UjNfHRgE4-lB1TJYqV_OV08/s640/Masjid+Gedhe+Kauman+-+Masjid+Raya+Kesultanan+Daerah+Istimewa+Yogyakarta.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666;">Masjid Gedhe Kauman</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Kemudian saat sudah di Bandung, kebetulan masih ada beberapa kerabat yang belum pulang ke kota masing-masing. Saya memanfaatkannya dengan ikut rekreasi bersama. Pilihan jatuh pada main air kembali. Tempatnya di <i><b>Kampung Batu,</b></i> cukup dekat dengan tempat tinggal, dan berhubung di antara kami memiliki beberapa kupon diskon 50% untuk tiket berenang. Yeay! Meskipun rencana ini dadakan, dengan berangkat sekitar jam 2 siang.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Oh iya, untuk jalanannya sendiri alangkah lebih baik pantau menggunakan aplikasi petunjuk arah. Soalnya, rutenya cukup membingungkan. Terlebih memasuki area pemukiman warga sekitar. Kuncinya saat telah memasuki kawasan hijau (sawah) berarti itu sudah hampir sampai.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNvWqLnS46Z6oPf6f8AgkzLGzZ9beTr4838GxSBhGlaVwPuU6kGof-VNSEoUSmrqmkK18E6Zyu2iE0o_htmjzfD_71Devg5AdyGq472Zk9jr5C-4Wbzkvn6FWoEJ7od4RAmlaVveq0LKw/s1600/Kampung+Batu%252C+Bandung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kampung Batu, Bandung" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1536" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNvWqLnS46Z6oPf6f8AgkzLGzZ9beTr4838GxSBhGlaVwPuU6kGof-VNSEoUSmrqmkK18E6Zyu2iE0o_htmjzfD_71Devg5AdyGq472Zk9jr5C-4Wbzkvn6FWoEJ7od4RAmlaVveq0LKw/s640/Kampung+Batu%252C+Bandung.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div dir="ltr">
Biaya tiket masuk ke Kampung Batu per orang 10k dewasa dan 5k anak, dengan biaya parkir 5k mobil dan 2k motor. Setelah masuk kalian bisa memilih akan kemana, di antaranya <i>outbond,</i> atau wisata foto. Tetapi kami memilih untuk berenang di <b><i>Tektona Waterpark</i> </b>(masih dalam kawasan Kampung Batu), dan harus mengeluarkan biaya lagi yaitu 50k per orang. Beruntungnya kami dapat potongan jadi hanya bayar 25k saja.</div>
<div dir="ltr">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikZWhaGB0KeaPmpTx32jXMUc8XBNBoSMnUvCJc6hu5vNbUvR31pRtQk7P5eVPcJeKgYIeFusAKKtqUR5HTaTjxyPha5Wia-EDIs25W5IbHBl3lIyX__4K_gl5u5Fz1yHgxonWYt5H22j0/s1600/Loket+Tektona+Waterpark%252C+Kampung+Batu+-+Bandung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Loket Tektona Waterpark, Kampung Batu - Bandung" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1539" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikZWhaGB0KeaPmpTx32jXMUc8XBNBoSMnUvCJc6hu5vNbUvR31pRtQk7P5eVPcJeKgYIeFusAKKtqUR5HTaTjxyPha5Wia-EDIs25W5IbHBl3lIyX__4K_gl5u5Fz1yHgxonWYt5H22j0/s400/Loket+Tektona+Waterpark%252C+Kampung+Batu+-+Bandung.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666;">Loket Tektona Waterpark, Kampung Batu</span></td></tr>
</tbody></table>
Di sana terdapat 5-6 kolam, saya tidak ingat persis, yang pasti ada kolam arus, pantai buatan, kolam anak, kolam dari jatuhnya seluncur air, sama sepertinya ada satu lagi kolam untuk anak yang tidak sempat saya masuki. Untuk penyewaan ban air harganya 30k dengan <i>cashback</i> 10k (muat untuk 2 orang). Kami bermain di sana hingga tempatnya tutup yaitu jam 6 sore. Bahkan kami beberapa kali dihampiri petugas saat berfoto di sana untuk mengingatkan.</div>
<div dir="ltr">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaLPIKTj7tZqPYg2DBcjo7ZcADwGZSPzGaoYZJUXLHHm-AOu3yUNnt2lKmsMi-obYo6rIzTWGCPe_birsNq98d4YQhyiJF9FkGi0rpAYXBxuVdJNIqgyOoPNJcsb87wrBWfHGolTEfgi8/s1600/Pantai+Buatan+di+Tektona+Waterpark%252C+Kampung+Batu+-+Bandung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Pantai Buatan di Tektona Waterpark, Kampung Batu - Bandung" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1536" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaLPIKTj7tZqPYg2DBcjo7ZcADwGZSPzGaoYZJUXLHHm-AOu3yUNnt2lKmsMi-obYo6rIzTWGCPe_birsNq98d4YQhyiJF9FkGi0rpAYXBxuVdJNIqgyOoPNJcsb87wrBWfHGolTEfgi8/s640/Pantai+Buatan+di+Tektona+Waterpark%252C+Kampung+Batu+-+Bandung.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666;">Pantai Buatan di Tektona Waterpark</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKuKbMRLhZRvWYZdD23qaUamzcPN79Q28oHcc38x9myDnDuSPwJdO_xZ6Uu0Hn4wwrErDls5gdBHXbaDoEHQjgJMQwPIviEWfuOSMN_ASEIT0kNYLpOLuKBEvwW5zwNP5CKeCyCkVhqH8/s1600/Kolam+Anak+%252B+Ember+di+Tektona+Waterpark%252C+Kampung+Batu+-+Bandung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Kolam Anak + Ember di Tektona Waterpark, Kampung Batu - Bandung" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1365" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKuKbMRLhZRvWYZdD23qaUamzcPN79Q28oHcc38x9myDnDuSPwJdO_xZ6Uu0Hn4wwrErDls5gdBHXbaDoEHQjgJMQwPIviEWfuOSMN_ASEIT0kNYLpOLuKBEvwW5zwNP5CKeCyCkVhqH8/s400/Kolam+Anak+%252B+Ember+di+Tektona+Waterpark%252C+Kampung+Batu+-+Bandung.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666;">Kolam Anak</span></td></tr>
</tbody></table>
Saya jadi ingat, saat berenang seringkali memainkan tantangan atau hal lainnya. Beberapa di antaranya, mengejar bola, mencari barang di dalam air (koin/ikat rambut sejenisnya), lomba lari dalam air, lomba menahan napas terlama, bermain dengan saling memegang pundak (layaknya kereta/ular), dan yang <i>mainstream</i> ya lomba berenang.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Memang rasanya mengasyikan bermain air bersama, juga menenangkan. Berhubung sekarang sudah mau <i>weekend</i> lagi dan libur sekolah akan tiba, barangkali beberapa tempat tersebut bisa menjadi saran untuk dikunjungi. Tidak harus jauh kok.<br />
<br />
Kalian sendiri suka memainkan tantangan apa saja saat bermain air?</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-63869414860557335182019-06-16T18:00:00.001+07:002019-06-17T18:38:44.379+07:00Kegiatan Saat Ramadhan dan Lebaran<div style="text-align: center;">
<img alt="Kegiatan Saat Ramadhan dan Lebaran - ridhannaa.blogspot.com" border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7tr_gsRbFPsfht3EaybZBcDVf1mgnD1Od9ZzTU4xACyEPDRmZWTeSVdRgYHqqTI99EnqJbLFqgsLsjVNtM4o5d32h2MX5_VTCBkn7mkSIH8gJaayJvsfRdskbjsP5hCxPrW7Tqai1mFw/s640/Kegiatan+Saat+Ramadhan+dan+Lebaran+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" title="" width="640" /></div>
Halo, baru bisa kembali menyempatkan lagi menulis, atau mungkin tubuh dan pikirannya baru bisa diajak kerjasama kembali. Bagaimana kabar kalian sendiri teman-teman? Semoga baik ya, dan yang kurang baik semoga lekas membaik kembali. Oh iya, sebelumnya Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan dan Mohon Maaf Lahir Batin.<br />
<div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
Biasanya dimomen Ramadhan saya ikut membantu bekerja produksi kue kering di usaha kecil keluarga selagi bisa, ini tahun ketiga (di samping kegiatan beribadah ya). Kebanyakan konsumennya yang mengikuti paket dan telah menabung selama beberapa bulan sebelumnya. Pembelian langsung juga diperbolehkan.</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii_4Udb_HhPlmB2opr4Z7DaAPxOxEnCL667XnRsGdGjNfT_tq7Tt5a3AqhWCzxd2_i-MJNBqydI15bZFLHvoqmEuPs94tZj7ifiAMo3rgw3nAkgw1iK1ltbUZtZvSyE7oYbfle2qiIDBM/s1600/Kue+Kering+Produksi+Sendiri+%2528hand+made%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kue Kering Produksi Sendiri (hand made)" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii_4Udb_HhPlmB2opr4Z7DaAPxOxEnCL667XnRsGdGjNfT_tq7Tt5a3AqhWCzxd2_i-MJNBqydI15bZFLHvoqmEuPs94tZj7ifiAMo3rgw3nAkgw1iK1ltbUZtZvSyE7oYbfle2qiIDBM/s400/Kue+Kering+Produksi+Sendiri+%2528hand+made%2529.jpg" title="" width="400" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Kemudian produksi kue ini sempat diberikan waktu istirahat selama beberapa hari. Namun, ternyata tubuh sendiri kelelahan tak menentu, antara demam yang naik turun dan flu, hampir memakan waktu beberapa minggu. Sempat ingin memeriksakannya ke dokter tapi niat itu selalu urung untuk dilakukan. Hingga kembali untuk membantu produksi kue, dengan porsi yang sedikit dikurangi, dan tibalah hari raya idul fitri.</div>
<div>
<br />
<div>
<div>
<div>
Sebenarnya peristiwa seperti ini bukan pertama kalinya bagi saya. Disaat hari libur seringkali kesehatan <i>drop,</i> terutama saat masa sekolah. Seakan waktu libur harus benar-benar digunakan untuk beristirahat total. Kayanya ga bisa diajak lelah ini anak, tapi sayangnya anaknya suka sama hal-hal petualangan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tahun ini saya memutuskan untuk ikut mudik ke Jogja, kampung halaman Bapak setelah sekian lamanya, sehingga rasanya <i>awkward</i> untuk menemui kerabat di sana. Kami berdua memutuskan untuk berangkat disore hari pas lebaran (5/6) dari Bandung, menggunakan bus. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Seperti yang diketahui, menuju Jogja tidak ada jalur tol khusus, karena Sultan menolaknya dan menginginkan kesejahteraan rakyatnya. Bisa sih lewat tol tapi lebih jauh, harus melalui Semarang terlebih dahulu. Tapi untuk nanti, akan ada Bandara Internasional baru yang dibuka di daerah Kulon Progo. Lebih dekat dengan tempat tinggal, yang jelas biayanya lebih mahal.</div>
<div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht88YGp_zwWmahNObkutW1UEWjfv87GZk0vZOJT0nlzggzV1LUeEom9XcUw_XvLfYHIEnGK_FwUJi3r4sKhbNYe_2cr_KmLbt7wKf7lCRfsVfZ7BxH2JheCd5nBxX2brnU4oNr3YOGdxA/s1600/Bandara+Internasional+Angkasa+Pura+I%252C+Kulon+Progo+Yogyakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Bandara Internasional Angkasa Pura I, Kulon Progo Yogyakarta" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht88YGp_zwWmahNObkutW1UEWjfv87GZk0vZOJT0nlzggzV1LUeEom9XcUw_XvLfYHIEnGK_FwUJi3r4sKhbNYe_2cr_KmLbt7wKf7lCRfsVfZ7BxH2JheCd5nBxX2brnU4oNr3YOGdxA/s640/Bandara+Internasional+Angkasa+Pura+I%252C+Kulon+Progo+Yogyakarta.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;"><span style="color: #999999;">Bandara Internasional Angkasa Pura I, Kulon Progo Yogyakarta</span></td></tr>
</tbody></table>
Tibalah di kota kaya seni budaya tersebut sekitar pukul 7 pagi, tepatnya di daerah Kabupaten Kulon Progo. Udara sejuk minim polusi sudah saya rasakan. Terlebih tempatnya memang bukan di bagian kota, sehingga masih banyak lahan hijau.<br />
<br /></div>
<div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_SQ1vecajBtQmLj8YhPAh9ffq3RmCbUrDv4A6Qic-BllbHRAgEQ2HP6yfHXDY_rlI0o2UZ8xfLoJkJ5TFDCpYanTjF-aFKqdx1LqBAXZhSQXyE5a-8iPLgKTwbXblKintUosVgiCf-d0/s1600/Tugu+Kabupaten+Kulon+Progo%252C+Yogyakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Tugu Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta" border="0" data-original-height="1368" data-original-width="1024" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_SQ1vecajBtQmLj8YhPAh9ffq3RmCbUrDv4A6Qic-BllbHRAgEQ2HP6yfHXDY_rlI0o2UZ8xfLoJkJ5TFDCpYanTjF-aFKqdx1LqBAXZhSQXyE5a-8iPLgKTwbXblKintUosVgiCf-d0/s320/Tugu+Kabupaten+Kulon+Progo%252C+Yogyakarta.jpg" title="" width="237" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;"><span style="color: #999999;">Tugu Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta</span></td></tr>
</tbody></table>
Setibanya di sana waktu digunakan untuk beristirahat, dilanjut sore diajak ke gunung. Bukan untuk rekreasi, tapi untuk mengunjungi beberapa kerabat. Salut juga sih di sana masih banyak lansia yang kuat naik turun gunung atau bekerja di sawah, dalam hati bergumam <i>“aku ingin seperti mereka, masih cukup kuat diusia yang sudah tidak muda”.</i><br />
<i><br /></i>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXJlKDYgs6Vw1nCZEFphCgaZ7vjHMs_vsvEG5_RMnGSuU66kqkC6j0PZoCmjMgUmxQHe77Lpwg0nNKkJamIxVc68bxfcXgMAld1RccU69IVaGhezFIOHcLvRQB0nvuhTZ1RhvJ4IpRcbg/s1600/Lansia+Kuat+Naik+Turun+Gunung%252C+Jogja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Lansia Kuat Naik Turun Gunung, Jogja" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXJlKDYgs6Vw1nCZEFphCgaZ7vjHMs_vsvEG5_RMnGSuU66kqkC6j0PZoCmjMgUmxQHe77Lpwg0nNKkJamIxVc68bxfcXgMAld1RccU69IVaGhezFIOHcLvRQB0nvuhTZ1RhvJ4IpRcbg/s400/Lansia+Kuat+Naik+Turun+Gunung%252C+Jogja.jpg" title="" width="400" /></a></div>
<br />
Saya juga mencicipi makanan khas Jogja yang hanya bisa ditemui di sana. Beberapa diantaranya, ada geblek (terkesan kasar ya), kalau di Bandung namanya cireng. Meskipun makanan ini bisa ditemukan selain di Jogja, namun katanya geblek ini makanan khas Kulon Progo. Bedanya bentuknya lebih seperti donat kecil atau angka 8. Bahkan sudah ada produk yang hanya tinggal kita goreng saja.<br />
<br />
Selain geblek, saya mencoba tempe bacem khas Jogja. Sebenarnya pas terakhir kesana sudah pernah makan, cuma untuk memastikan rasanya kembali saya coba lagi. Kenyataannya dari dulu saya tidak terlalu suka dengan olahan tempe ini, yang beda sekali pengolahan dan rasanya jika dibandingkan di tempat lain yang lebih manis dan berwarna cokelat terang. Jenis yang saya coba ini sepertinya bukan jenis yang digoreng.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWzfNDyqK4oXULJQOqzX5eBhiVN0fcvRJC4ZTp2EgeDqthFAfx6GTc_7Z1koSyHeBrrIdKKE027wZCiUneBdglrQ7mX4ZGq6TwZaEkvWa_aB2UoV7pylTzHPxm3ImaVgZ2cyCFz2qgiKc/s1600/Makanan+Khas+Jogja%252C+Geblek+%2526+Tempe+Bacem.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Makanan Khas Jogja, Geblek & Tempe Bacem" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1365" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWzfNDyqK4oXULJQOqzX5eBhiVN0fcvRJC4ZTp2EgeDqthFAfx6GTc_7Z1koSyHeBrrIdKKE027wZCiUneBdglrQ7mX4ZGq6TwZaEkvWa_aB2UoV7pylTzHPxm3ImaVgZ2cyCFz2qgiKc/s400/Makanan+Khas+Jogja%252C+Geblek+%2526+Tempe+Bacem.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;"><span style="color: #999999;">Makanan khas Yogyakarta, Geblek dan Tempe Bacem</span></td></tr>
</tbody></table>
Makanan selanjutnya sama seperti tempe, sudah sempat mencobanya, yaitu bakmie. Penampakannya sama seperti mie-mie lain. Bedanya, makannya dengan cara dilumuri sambal agak cair dan makan menggunakan tangan. Dulu terakhir saya membelinya dalam porsi kecil dengan dibungkus daun pisang, kalau zaman sekarang mungkin kemasannya sudah agak berbeda.<br />
<br />
Satu lagi, sepertinya saya tidak tau ini termasuk makanan khas atau bukan. Cuma penampakannya donat kecil berwarna dengan dilumuri tepung gula, tetapi teksturnya kering mirip keripik. Ya karena saya belum pernah makan, saya coba deh meski tanpa tau itu nama makanannya apa.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrqGPMS4KGKRmOI9Rf-LaxFson45vC54K124RwsCVU39CGdwfDC3xKUoxudNtnQEmAsduPT2DEkk4HZOhVnXa0zN4wnZju45AJ0TpZ60V5VyYL0haH8nys1DhvtBzA8wOKvYH754Roq5k/s1600/Makanan+Khas+Jogja%252C+Donat+Kering+Tepung+Gula.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Makanan Khas Jogja, Donat Kering Tepung Gula" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1434" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrqGPMS4KGKRmOI9Rf-LaxFson45vC54K124RwsCVU39CGdwfDC3xKUoxudNtnQEmAsduPT2DEkk4HZOhVnXa0zN4wnZju45AJ0TpZ60V5VyYL0haH8nys1DhvtBzA8wOKvYH754Roq5k/s320/Makanan+Khas+Jogja%252C+Donat+Kering+Tepung+Gula.jpg" title="" width="320" /></a></div>
<br />
Mungkin itu beberapa makanan yang saya coba di sana, selain yang sudah sering diketahui orang banyak seperti bakpia, lanting, jenang yang biasa dibeli sebagai buah tangan (oleh-oleh).<br />
<br />
Kemudian, besoknya dilanjut deh dengan beli tiket pulang, takut kehabisan dan benar saja. Memang terkesan singkat sih. Niat pulang sabtu, menjadi minggu, itupun menggunakan bus dari agen tambahan. Meski ada rasa kecewa, sedikit terobati dengan berpergian bersama keluarga esoknya.<br />
<br />
Lebih ke main air sih, di Pantai Glagah Indah dan Bendungan (Waduk) Sermo, diakhiri makan bersama. Seru. Tidak seperti destinasi wisata di kota, yang akan penuh dihari libur dan terbilang mahal. Tepatnya di daerah Kulon Progo kita masih bisa leluasa bergerak dengan biaya murah. Mungkin saya akan menceritakan bagian ini di tulisan selanjutnya, agar tidak terlalu panjang.<br />
<br />
Minggunya menyempatkan ke kota naik motor, untuk sekedar membeli buah tangan. Menurut nenek saya, bagi yang berpergian jauh disarankan memang membeli buah tangan. Bukan karena berharap, tetapi mitosnya hal itu untuk menghapus tindakan tidak baik yang tidak sadar dilakukan di sana dengan membagikan buah tangan. Sejujurnya, saya juga baru tau. Kemudian, sorenya kami sudah dalam perjalanan pulang menuju Bandung dan tiba hari Senin jam 8 pagi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7a0HDIzfTiyiaSE9fpG7e8507eWa7J6MH-50WFzbpZ7RcnBatnNqLKYgMCUUxq_0mQv5EHIDGq7uXB_hy7_Ah6O4spFgSETMZ-GouzjQ0F0OBAvBvXD1dGSS8-8gQ_OcZwbpSExJvwJ0/s1600/Toko+Bakpia+75%252C+Yogyakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Toko Bakpia 75, Yogyakarta" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7a0HDIzfTiyiaSE9fpG7e8507eWa7J6MH-50WFzbpZ7RcnBatnNqLKYgMCUUxq_0mQv5EHIDGq7uXB_hy7_Ah6O4spFgSETMZ-GouzjQ0F0OBAvBvXD1dGSS8-8gQ_OcZwbpSExJvwJ0/s640/Toko+Bakpia+75%252C+Yogyakarta.jpg" title="" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;"><span style="color: #999999;">Toko Bakpia 75, Yogyakarta</span></td></tr>
</tbody></table>
Yap, sekian dulu ceritanya di sini, mengenai beberapa kegiatan saya saat Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Ada suka maupun duka. Tak jarang sempat beberapa kerabat khawatir dengan kondisi kesehatan saya yang memutuskan ikut mudik. Tapi bersyukur masih bisa diberikan kesehatan yang baik. Sepertinya obat terbaik memang berkumpul bersama orang terkasih, misalnya keluarga. Sehingga rasa sakit yang dirasakan seakan hilang.<br />
<br />
Selain itu, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan masih bisa bertemu bulan Ramadhan tahun-tahun berikutnya ya, aamiin. Dan selamat beraktivitas kembali. Satu lagi, jika ada yang memang tinggal di sana dan saya menyampaikan beberapa yang salah, silahkan dikoreksi ya. Terima kasih.</div>
</div>
</div>
</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-50481979552207736402019-05-05T05:00:00.000+07:002019-05-05T08:21:43.637+07:00Kisah Langit Merah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhZyq-h2yccEBDR3by0Z6xafcCDsloFcTt88wAeiS8c9k4PDbwnv6Z736Cy3J7z1cWs1f2gUlNjteeRVX4e0NgxBRvaBaNUp812IRBfJLj4UwJps0O-H91LINyQ3KjF81p01jHmUw8GrE/s1600/Kisah+Langit+Merah+-+ridhannaa.blogspot.vom.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhZyq-h2yccEBDR3by0Z6xafcCDsloFcTt88wAeiS8c9k4PDbwnv6Z736Cy3J7z1cWs1f2gUlNjteeRVX4e0NgxBRvaBaNUp812IRBfJLj4UwJps0O-H91LINyQ3KjF81p01jHmUw8GrE/s640/Kisah+Langit+Merah+-+ridhannaa.blogspot.vom.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Tulisan ini sepenuhnya adalah sebuah ulasan buku dengan judul yang sama, yaitu <i style="font-weight: bold;">Kisah Langit Merah </i>karya <i style="font-weight: bold;">Bubin Lantang </i>yang terbit pada 2009<i style="font-weight: bold;">.</i> Buku ini sudah sejak lama berada di tangan sejak SMA, bukan karena milik sendiri namun ini buku teman yang sempat ditukar untuk dibaca, yang tentu dia pinjam buku saya juga untuk dibaca. Sama-sama belum sempat kami kembalikan pada masing-masing pemilik buku, dan saya baru sempat membacanya sampai selesai ✌<br />
<div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBVo63jVr01-zNopH_LFG9UpisdpbfqCNAC-o1ZXFowr7Nhe41JUNQOpJ3nzsGM1E2axq3s-zJc9CI2DDdoqFXhExUZb0kLb0ulHNDV4j0pJVjeMeKFBy11e12H_YFEx_boseBjRWe2Ik/s1600/Buku+Kisah+Langit+Merah+karya+Bubin+Lantang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Buku Kisah Langit Merah karya Bubin Lantang" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1536" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBVo63jVr01-zNopH_LFG9UpisdpbfqCNAC-o1ZXFowr7Nhe41JUNQOpJ3nzsGM1E2axq3s-zJc9CI2DDdoqFXhExUZb0kLb0ulHNDV4j0pJVjeMeKFBy11e12H_YFEx_boseBjRWe2Ik/s640/Buku+Kisah+Langit+Merah+karya+Bubin+Lantang.jpg" title="" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Buku ini ingin saya pinjam tentunya karena rekomendasi yang punya. Namun, sepertinya ekspektasi saya terhadap buku ini terlalu besar, sehingga setelah membacanya agak sedikit kecewa. Memang jangan berharap terlalu tinggi, jika tidak ingin kecewa. Alur ceritanya maju mundur (campuran) dan cukup membuat pusing tapi jenius sih, juga mungkin tidak banyak orang yang suka dengan tipe buku seperti ini. Sudut pandangnya pun beragam, menceritakan dari sudut pandang tokoh-tokoh lain pula. Secara keseluruhan, menceritakan mengenai tokoh Langit Merah dari masa kecilnya, hingga bisa dikatakan sampai akhir hayatnya yang tak terduga (maaf jika terkesan <i>spoiler</i>). Mari saya ulas deh bagaimana isi bukunya.</div>
</div>
<div>
<div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: left;">
Langit hidup di Lampung dengan keluarga kecilnya dan memiliki adik laki-laki bernama Trang Matahari. Namanya unik-unik ya, bahkan Langit sendiri berpikir jika mungkin orang tuanya dulu demikian puitisnya. Orang tuanya bekerja serabutan, ibunya biasa membuat kue basah, sedangkan ayahnya sudah mengalami sakit paru-paru. Namun, keduanya memiliki umur yang pendek, sehingga tidak bisa melihat dan mencicipi hasil kerja keras kedua anaknya sebelum Langit lulus SMA.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Melihat kesulitan kedua orang tuanya untuk mencari penghasilan, seringkali Langit ikut membantu. Tak hanya sekedar membantu jualan ibunya, namun ia mencari uang dengan menulis cerpen dan artikel, sejak karya-karyanya tampil di mading dan majalah sekolahnya dengan meminjam mesin tik teman-temannya. Bahkan dengan karya-karyanyalah ia bisa menghidupi diri dan adiknya berkuliah. Entah mengapa sejak kelas 3 SD, Langit memiliki cita-cita sebagai wartawan. Berbeda dengan adiknya Matahari, yang seringkali berubah akan jadi apa nantinya, dari polisi, guru, dokter dan sebagainya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebelum lulus SMA, Langit sudah berhasil membuat dua novel, hingga kuliah ia masih seringkali mengirimkan karya-karyanya ke beberapa media. Total lima novel yang telah ia ciptakan. Namun sejak lulus sebagai sarjana ekonomi ia berhenti, dan melanjutkan bekerja sebagai wartawan di salah satu kantor media ternama di Indonesia.<br />
<br />
Langit sangat antusias dan senang karena cita-cita masa kecilnya bisa tercapai. Tapi setelah satu tahun ia bekerja, ia sudah bisa mencium bau busuk di kantornya sendiri. Banyak rekan wartawan yang menyalahgunakan profesinya dengan menerima suap dan sejenisnya untuk bisa mengontrol berita yang akan dipublikasikan. Awalnya Langit tidak percaya, dan menganggap jika hal itu adalah isu belaka untuk menjatuhkan kantor tempat ia bekerja. Tetapi, semakin lama ia sering mendengarnya, didukung dengan pemimpin redaksi yang ingin meminta untuk menghentikan investigasinya mengenai Dipasena (licinnya permainan obligor dan debitor BPPN menghindari kewajiban bayar utang) dengan menganggap ada maksud tertentu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Langit adalah tokoh yang sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran. Bahkan saat ia masih kuliah, ia tidak serta merta memberikan jawaban soal ujian kepada wanita yang ia suka sekalipun, <i>"...Aku nggak akan ngasih sontekan ke kamu demi memenangi hati kamu. Nilai ujian cuma sebatas huruf dan angka. Belajar jadi manusia jujur selalu lebih menantang buatku.." (hal. 29)</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jenuh dengan keadaan kantornya, ia mendaftarkan diri ke program beasiswa yang akhirnya lolos. Sehingga kemudian Langit melanjutkan kuliah <i>master of science </i>di program <i>International Financial Management</i> di <i>Rijksuniversiteit </i>Groningen Belanda (salah satu universitas terbaik Eropa) selama 14 bulan. Ia tahu izin cuti yang diberikan kantornya, adalah upaya menyingkirkan dirinya untuk sementara. Namun, setelah selesai Langit kembali bekerja dan kembali melihat rekan-rekannya yang bertindak kotor.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHq8dXpOg2btUny6qWslUmwFkNqKTzLUCK-ApUs8dKxVTnYFDf5q9vcl7RxiDymM9VB-FLVGQTiBQVA5KGuGbzH382kj_xlxjFFuRL3XecemVlfKBL0lc7vZ3JT17GqlOefB58qcH6Ns4/s1600/Ilustrasi+di+Groningen+Belanda+%2528hal.+70%2529+-+Kisah+Langit+Merah+Bubin+Lantang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Ilustrasi di Groningen Belanda (hal. 70) - Kisah Langit Merah Bubin Lantang" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1536" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHq8dXpOg2btUny6qWslUmwFkNqKTzLUCK-ApUs8dKxVTnYFDf5q9vcl7RxiDymM9VB-FLVGQTiBQVA5KGuGbzH382kj_xlxjFFuRL3XecemVlfKBL0lc7vZ3JT17GqlOefB58qcH6Ns4/s400/Ilustrasi+di+Groningen+Belanda+%2528hal.+70%2529+-+Kisah+Langit+Merah+Bubin+Lantang.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">Ilustrasi di Groningen Belanda (hal. 70)</span></td></tr>
</tbody></table>
Buku ini menjelaskan jika Indonesia memang tak pernah lepas dari kelompok negara paling korup di dunia, berdasarkan hasil penelitian <i>Transparency International </i>melalui survei <i>Corruption Perception Index </i>yang dilakukan setiap tahun. Padahal Indonesia memiliki SDA yang kaya dan memiliki perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan hal itu, pemerintah dan masyarakat sebenarnya menaruh harapan pada pers dan wartawan untuk bisa memerangi masalah korupsi. Namun, nyatanya yang dilihat Langit tidak seperti itu, tetapi lebih banyak yang bertoleransi terhadap korupsi dan suap.<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<i>"Gunung yang besar memang selalu tampak anggun dan megah dari kejauhan. Sewaktu kita tiba di gunung tersebut, bau busuk dahsyat merebak di mana-mana.." (hal. 106)</i></div>
<br />
Singkat cerita, setelah 8 tahun Langit mengabdi di kantornya ia diminta meliput ke Batam mengenai kegiatan perekonomian yang makin tinggi, tanpa tau kapan kembali. Dilema menghantui keputusannya, dan ia tau betul apa maksud pemimpin redaksinya. Meminta ke Batam untuk menyingkirkannya karena ia idealis dengan sikap jujurnya dan mengganggu bisnis kotor rekan-rekannya. Jika ia menolak, otomatis tidak bisa kembali bekerja di sana. Tapi, keputusannya sudah bulat, setelah satu minggu memikirkannya ia pun menolaknya dan otomatis mengundurkan diri tanpa diberikan pesangon sepeser pun.<br />
<br />
Beberapa waktu ia telah menjadi pengangguran, namun tanpa disangka-sangka yang niatnya sekadar iseng, ia dipanggil bekerja di <i>Bank of America </i>(BofA) untuk masuk di tim <i>external economist </i>untuk meneliti efek privatisasi BUMN di negara berkembang Asia-Afrika selama satu tahun. Pekerjaannya pun ia kaitkan dengan kasus korupsi. Kemudian, sehabis kontrak kerjanya selesai, ia tidak langsung kembali ke Indonesia dan menetap di sana dengan menjadi pekerja kasar<i> illegal</i> sebagai <i>busboy </i>di <i>laundry.</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Keputusan tersebut bukan karena murni keinginannya. Tapi, ia kembali bertemu dengan kekasih lamanya Daria, di mana mereka masih saling mencintai. Hubungan mereka terhalang oleh restu Ayah Daria karena perbedaan agama, meski Ayahnya sangat senang, dan menghormati Langit karena sikap pribadinya yang pintar dan bijaksana. Hingga kemudian Ayah Daria meninggal dan Daria merasa bersalah, sehingga ia memutuskan untuk menikahi Faisal (saudara jauhnya) di New York yang sudah jelas direstui.</div>
<div>
<br />
<div style="text-align: left;">
<i>"Bukan semata-mata soal agama yang berbeda, Day... kalau dipaksakan pun, nggak adil buat dia kalau harus mengikuti kamu, atau buat kamu kalau harus mengikuti dia..." -Ayah Daria (hal. 118-119)</i></div>
<br /></div>
<div>
Pertemuan Langit dengan Daria di New York bukan tanpa sengaja. Daria mendapati suaminya selingkuh di apartemennya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk menjauh dengan anak yang dikandungnya. Sama halnya dengan Langit, Daria tidak ingin kembali ke Indonesia, terlebih belum memberikan kabar mengenai pernikahannya yang kacau itu ke keluarganya. Sedangkan Langit hanya ingin pulang ke Indonesia bersama Daria. Padahal temannya di Indonesia sudah meminta bantuan mencari data untuk mengusik para koruptor, karena hanya Langit yang berani melakukannya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebelumnya, setelah Daria yang memutuskan hubungan, Langit sempat memiliki hubungan lain dengan Cathy seorang <i>programme assistant</i> yang bertemu akibat sebuah kecelakaan kecil. Namun, hubungannya pun kandas akibat perselingkungan Cathy, meskipun masih selalu Daria yang ada di hatinya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Cerita berakhir dengan kisah yang pilu, Langit yang masih selalu berjuang terutama percintaannya mulai berkembang kembali. Daria yang kemudian mau tinggal berdekatan dengannya, dan mau menerima lamarannya setelah ia melahirkan. Namun, takdir berkata lain, saat ia menikmati pekerjaannya untuk mengambil pakaian-pakaian pelanggannya, ia tiba-tiba tersungkur jatuh di jalan dengan darah berhamburan keluar. Selulus SMA Langit mengalami mimisan pertama, dan menurut dokter ia memiliki masalah dengan hatinya, namun ia percaya bahwa hatinya masih baik-baik saja. Tetapi hatinya juga yang sudah merenggut hidupnya.</div>
<div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv0trH9lYh5hxEnh-kdcRguv3OCXFwdnM7omGdqwuLt8DhY-mzrdNNlfPVdpUV9JQ44yLiUogtdzk0QIUC-Ve61yTKzk0XhZHYHq_oarhAOovcGQ1TFG7rS8GNq2sMGdSLbzd6dQ3WWes/s1600/Ilustrasi+8th+Avenue+%2528hal.+308%2529+-+Kisah+Langit+Merah+Bubin+Lantang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Ilustrasi 8th Avenue (hal. 308) - Kisah Langit Merah Bubin Lantang" border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1536" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv0trH9lYh5hxEnh-kdcRguv3OCXFwdnM7omGdqwuLt8DhY-mzrdNNlfPVdpUV9JQ44yLiUogtdzk0QIUC-Ve61yTKzk0XhZHYHq_oarhAOovcGQ1TFG7rS8GNq2sMGdSLbzd6dQ3WWes/s400/Ilustrasi+8th+Avenue+%2528hal.+308%2529+-+Kisah+Langit+Merah+Bubin+Lantang.jpg" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">Ilustrasi 8th Avenue (hal. 308)</span></td></tr>
</tbody></table>
Dari keseluruhan cerita sudah jelas jika sosok Langit Merah ini benar-benar <i>berani untuk terus melangkah </i>seperti yang dituliskan pada jilid buku, meski banyak juga yang ingin menjatuhkannya. Memang ceritanya bagus dan cocok dijadikan sebagai inspirasi agar kita tidak mudah menyerah. Namun, sebelumnya saya singgung agak kecewa dengan ceritanya, karena saya lebih berharap jika komposisi cerita mengupas kasus penyalahgunaan profesi wartawannya lebih banyak, dibandingkan cerita romansanya. Selain itu, sedikit menganggu dengan beberapa pernyataan yang diulang, tapi mungkin maksudnya untuk membangun momen lebih <i>real </i>dalam buku. Mungkin bagi yang pertama kali membaca buku ini juga akan bingung dengan alurnya. Namun, buku ini menyajikan perbedaan tulisan dengan dicetak miring untuk memudahkan dan menandai kisah <i>flashback </i>tokoh.</div>
<div>
<br />
Ada hal yang unik ternyata dalam buku ini, ada kabar dari web <u><span style="color: #073763;"><a href="http://sastra-indonesia.com/2011/03/andrea-hirata-bubin-lantang-bandar-lampung/" target="_blank">sastra-indonesia</a></span></u> jika cerita buku ini lebih mengambarkan pribadi penulisnya sendiri (otobiografi), dengan sama-sama tinggal di Lampung semasa kecil, menghasilkan lima novel sebelum buku ini, juga pernah bekerja sebagai wartawan, dan terlahir dari etnis Tionghoa yang berkekurangan, sama seperti halnya Langit Merah. Adapun saya menemukan satu kasus, dan tanpa sadar bisa dikaitkan dengan beberapa potongan cerita dalam buku ini. Namun, sejauh itu saya tidak tau benar atau tidak, karena belum benar-benar mengenal beliau dan tidak ada cukup bukti. Terlepas dari itu, mari kita ambil nilai baik-baiknya dalam buku ini :)<br />
<br />
<i>"...Petualangan adalah pergi tanpa titik tujuan, membiarkan dirimu tersesat, mencari, dan memilih; dan kamu tak tau kapan harus pulang." (hal. 40)</i><br />
<i>*</i></div>
</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-84061798010566763712019-05-01T19:00:00.000+07:002019-05-02T15:38:57.074+07:00Bagaimana Kabarmu Teman?Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Aku disini dan kamu disana. <i>Ngomong-ngomong</i> bagaimana kabarmu? Aku berharap kamu baik-baik saja, dan masih seperti kamu yang aku kenal dulu. Meski aku tau setidaknya ada yang berubah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRnlShMOiGT0KN4F9z3y3vprkO0bHuSvTfGXtXTh9EEFrxXGAY7LE1Xr8g6t0IFB4BkjJPQ6QX4RFiXH5sjlvCyFst8mOGpfGNY_fjqLU5UUifxiWsukKGcBIcykrhl-MtRMimnFsHevY/s1600/Bagaimana+Kabarmu+Teman+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRnlShMOiGT0KN4F9z3y3vprkO0bHuSvTfGXtXTh9EEFrxXGAY7LE1Xr8g6t0IFB4BkjJPQ6QX4RFiXH5sjlvCyFst8mOGpfGNY_fjqLU5UUifxiWsukKGcBIcykrhl-MtRMimnFsHevY/s640/Bagaimana+Kabarmu+Teman+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Dulu kita cukup dekat. Aku ingat saat pertama kali dipertemukan dengan dirimu tanpa sengaja. Takdir yang membawa masing-masing diantara kita satu sekolah, bahkan sempat satu kelas. Lama kelamaan kita menjalani kegiatan yang serupa tanpa rencana. Semakin dekat, kita semakin berani mengungkapkan isi hati dan pikiran, sekadar berbagi cerita, atau hanya untuk bertukar canda. Tuhan memang hebat, Dia juga yang telah merencanakan itu semua.</div>
<br />
Namun, seiring bertambahnya waktu dan usia kita. Tak sadar kita semakin menjauh. Itu wajar, karena masing-masing dari kita harus terus berkembang dan maju untuk mencapai mimpi-mimpi kita. Maafkan jika aku dulu sering terlihat egois dan seakan<i> so</i> idealis dalam mengambil suatu keputusan. Mungkin itu juga yang menyebabkan kamu secara perlahan pergi dan hilang kabar tanpa disadari. Di samping kita yang memiliki kesibukan dan prioritasnya masing-masing. <br />
<br />
Sejujurnya aku tidak tau apa yang harus dilakukan selanjutnya pada kehidupanku. Aku merasa tidak bisa apa-apa tanpa dirimu. Bahkan kesepian dan kesendirian ini <i>malah</i> membuat diri semakin terpuruk. Tapi, tentu hal itu tidak sepenuhnya membuatku menyerah. Kamu yang senang akan kegiatanmu, menjadikan aku lebih semangat dalam menjalani hidup.<br />
<br />
Apalagi sejak era modern berkembang, dengan mudah aku bisa tau kabarmu dengan cepat. Tanpa harus kamu memberitahuku secara langsung. Beragam kegiatan dan cerita hampir setiap hari <i>terpajang</i> di media sosialmu. Aku tentu ikut senang jika hidupmu berjalan dengan baik. Meski aku pun tidak tau bagaimana cerita lengkapnya.<br />
<br />
Tidak seperti dulu, kamu rajin sekali bercerita dengan antusias kepadaku. Katamu, aku pendengar yang baik. Berbanding terbalik denganku yang sangat tertutup bahkan kepadamu. Mungkin karena aku malu dan tak berani. Mengingat aku yang masih sedikit trauma pernah menjadi korban<i> bullying</i> saat di sekolah dulu. Maafkan aku, mungkin itu juga yang perlahan membuatmu merasa asing di dekatku.<br />
<br />
Beberapa hari yang lalu, tak sengaja aku membaca sebuah <u><a href="https://qz.com/689017/research-has-uncovered-the-precise-age-at-which-we-start-losing-friends/" target="_blank">artikel</a></u> tentang menyusutnya jumlah pertemanan kita saat menginjak usia 20-an, berdasarkan suatu <u><a href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4852646/" target="_blank">penelitian di Finlandia</a></u>. Aku penasaran. Semakin jauh ku membaca, semakin aku tau jika peristiwa seperti ini tidak hanya menimpa pada hubungan kita saja. Layaknya dulu, aku kira hanya sepasang kekasih sudah tak sejalan saja yang bisa berpisah. Ternyata hubungan pertemanan kita pun bisa. Jika kita tidak saling menjaga.<br />
<br />
Sepenuhnya aku tidak pernah menyalahkan waktu. Karena seharusnya kita sendiri yang bertanggung jawab atas hubungan tersebut. Manusia bisa berubah. Mengubah masing-masing prioritasnya. Apalagi jika sudah mulai membangun keluarganya. Dan lambat laun hubungan kita semakin merenggang. <br />
<br />
Aku pun ingin berterima kasih, karena kamu sudah mau menemani. Kamu sudah menjadi bagian hidupku selama ini, tanpa kamu sadari. Aku berharap kita bisa menjalani kehidupan yang lain dengan baik.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi, jika dilain kesempatan dan waktu kita bisa bertemu. Maukah kamu menjalin hubungan denganku lagi dengan senang hati?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku ingin seperti mereka. Biar sudah berkepala tiga dan seterusnya, masih bisa berkumpul bersama. Hanya untuk sekadar berbagi cerita, baik tentang pekerjaan, pengalaman, bahkan keluarga, <i>sambil</i> meminum teh atau kopi di meja yang sama.<br />
<br />
Semoga kita masih diberikan usia, untuk bertemu kembali di hari tua. <br />
Salam hangat dariku, seorang temanmu.<br />
<span style="font-family: "comic sans ms"; font-size: 13.5pt;"></span></div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-71400957617351366182019-04-24T21:00:00.000+07:002019-04-25T08:33:24.387+07:00Coalspiracy? Pendapat Setelah Menonton 'Sexy Killers'<i>Hype</i> pemilu 2019 masih terasa sampai sekarang. Masing-masing pendukung paslon pun masih terus berjuang untuk mengawal proses perhitungan suara, sebelum adanya pengumuman resmi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum). Meskipun demikian, saya sedih dengan keadaan demokrasi kali ini, dengan beragam macam hiruk pikuknya hingga kisah pilu yang melanda para petugas KPU.<br>
<div>
<br></div>
<div>
Sebenarnya saya juga tidak terlalu tertarik dengan isu politik, atau sekiranya hanya sebatas 'ingin tau' saja, tanpa mencari lebih dalam lagi. Jauh-jauh sebelumnya, saya tau jika hampir semua persoalan pada akhirnya bisa dikaitkan dengan politik. Hal ini muncul saat SMA, ketika mengobrol santai dengan teman-teman, dari pembahasan mengenai tokoh-tokoh pahlawan, sampai pembuatan alat tulis seperti kertas yang sehari-hari kita gunakan.</div>
<div>
<br></div>
<div>
Kemudian, munculah kabar adanya film yang dikaitkan dengan politik beberapa waktu lalu. Salah satu rumah produksi <i>audio visual,</i> <i><b>WatchdoC,</b></i> merilis karya film dokumenter berjudul <i><b>Sexy Killers.</b></i> Film ini sebenarnya sudah dirilis jauh-jauh hari pada 5 April 2019 yang sekadar ditayangkan melalui nonton bareng, hingga H-3 sebelum pemilu sudah bisa dinikmati semua orang secara gratis melalui <i>channel youtube <u><span style="color: #073763;"><b><a href="https://www.youtube.com/watch?v=qlB7vg4I-To" target="_blank">Watchdoc Image</a></b></span></u>.</i> Sexy Killers ini sebenarnya film dokumenter ke-12 (terakhir) dalam <i><b>Ekspedisi Indonesia Biru</b></i> karya <i><b>Dandhy Laksono</b></i> dan <i style="font-weight: bold;">Suparta ARZ</i> juga teman-temannya, yang membutuhkan waktu satu tahun untuk membuatnya.<br>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1C0aWNxKXBHVFPeMe1q9mfycss0IMuo-WoGrV_aH1PJkWpvkYSU2G3HDlGEVFNkEhTRjJTKUl-zFJYAurv_M-vuT0gV3Ixl8mz0LEsv4S340oVcSXfMmARcuyOizfXS3KRk2yoXEYR8E/s1600/Poster+Sexy+Killers+%2528Film+Dokumenter+Indonesia+-+Dandhy+Laksono+%2526+Suparta+ARZ.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Poster Sexy Killers" border="0" data-original-height="1228" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1C0aWNxKXBHVFPeMe1q9mfycss0IMuo-WoGrV_aH1PJkWpvkYSU2G3HDlGEVFNkEhTRjJTKUl-zFJYAurv_M-vuT0gV3Ixl8mz0LEsv4S340oVcSXfMmARcuyOizfXS3KRk2yoXEYR8E/s400/Poster+Sexy+Killers+%2528Film+Dokumenter+Indonesia+-+Dandhy+Laksono+%2526+Suparta+ARZ.jpg" title="Sexy Killers" width="351"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #cccccc;">Dok. WatchdoC</span></td></tr>
</tbody></table>
Kemudian ada tuduhan, jika film ini dapat mempengaruhi masyarakat menjadi golput (golongan putih) dalam pemilu. Hal ini mungkin karena sebagian besar ceritanya dikaitkan dengan beberapa tokoh elit Indonesia seperti dari kedua paslon capres dan cawapres bersama tim suksesnya masing-masing.</div>
<div>
<br></div>
<div>
Secara keselurahan, film ini membahas tentang batu bara dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), terutama di Samarinda, Kalimantan Timur. Batu bara adalah salah satu sumber penghasil listrik melalui PLTU yang murah dibandingkan sumber lain. Cara mendapatkannya dengan cara menggali tanah dengan kedalaman tertentu dengan lahan yang tidak sedikit juga, sehingga setelah selesai atau sumber batu baranya habis, lahan tersebut menyisakan lubang besar. Namun, prosesnya sendiri sangat rumit dan menyebabkan banyak persoalan lingkungan.</div>
<div>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrWI3f2LPJUDT_DKvy7ju_7AMXy7txBVWT8HrFp6ch9EomLU_-R_PLmR1-G9er80K0dRifoERMaolJodsGZenwlcqBz-eyNTXiwCNVUy1QlHAxpKigBotQ90ws4I9IvCLFOV4CHPNoGEQ/s1600/Lahan+Akibat+Usaha+Batu+Bara+-+Sexy+Killers.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Lahan Akibat Usaha Batu Bara - Sexy Killers" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrWI3f2LPJUDT_DKvy7ju_7AMXy7txBVWT8HrFp6ch9EomLU_-R_PLmR1-G9er80K0dRifoERMaolJodsGZenwlcqBz-eyNTXiwCNVUy1QlHAxpKigBotQ90ws4I9IvCLFOV4CHPNoGEQ/s400/Lahan+Akibat+Usaha+Batu+Bara+-+Sexy+Killers.png" title="Lahan Akibat Usaha Batu Bara" width="400"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #cccccc;">Dok. WatchdoC</span></td></tr>
</tbody></table>
Ini adalah salah satu masalah yang dibahas dalam film tersebut, dan telah banyak memakan korban terutama anak-anak yang tidak sengaja tenggelam ke dalamnya karena lokasi yang dekat dengan pemukiman, di mana seharusnya cepat direklamasi (ditimbun kembali). Masalah lain, pada proses pendistribusiannya, seperti pengiriman dari Kaltim ke PLTU di Karimun Jawa. Mereka seringkali melewati perairan, dan melewati batas yang termasuk kawasan Taman Nasional. Buruknya, muatan yang dibawa bisa jatuh ke dalam perairan dan mengganggu ekosistem, dan ketika beristirahat mereka menurunkan jangkar yang tanpa sadar merusak terumbu karang.</div>
<div>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirtBgLI1FrxWxrdCEtJFD7scHEfS03_kW5s7V_0iuVPlJnwlWIbmniFfVQb71dFknrhcKZ6Pn9dh5r2b2wsFfNn_CPJp3Q8wdrEuT4GJx21D5xJhWzZO2qlKvjGvpWDp-_20BuvU-jJV8/s1600/Proses+Distribusi+Batu+Bara+-+Sexy+Killers.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Proses Distribusi Batu Bara - Sexy Killers" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirtBgLI1FrxWxrdCEtJFD7scHEfS03_kW5s7V_0iuVPlJnwlWIbmniFfVQb71dFknrhcKZ6Pn9dh5r2b2wsFfNn_CPJp3Q8wdrEuT4GJx21D5xJhWzZO2qlKvjGvpWDp-_20BuvU-jJV8/s400/Proses+Distribusi+Batu+Bara+-+Sexy+Killers.png" title="Proses Distribusi Batu Bara" width="400"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #cccccc;">Dok. WatchdoC</span></td></tr>
</tbody></table>
Tidak sampai di situ, pembahasan berlanjut dengan beragam pandangan masyarakat dan cuplikan. Dari cerita susahnya mendapatkan air bersih, perlawan kepada pemerintah yang berujung di penjara, bergesernya tanah dan menyebabkan dinding rumah retak, lahan pertanian yang dikupas, serta dampak debu yang dihasilkan PLTU hingga menyebabkan kematian. Berlanjut dengan penjelasan yang cukup <i>mind blowing,</i> siapa saja sosok-sosok yang terkait dengan usaha batu bara di Indonesia, yang cukup membuat saya merinding.</div>
<div>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNvurVRH0KbP2oyHYsoO5IJWKwkI70kKyfCd6FtZb-5_ziU_5vP6KL5hd9x_8rKr1f6Ew1nANce8DDpVjUI7LsY0GLxHRWgnI2oOksL5JXLoqnxx1e_Z95FD5DIreRzsqP0SFxCoybvlE/s1600/Keterkaitan+Tokoh-tokoh+dalam+Usaha+Batu+Bara+-+Sexy+Killers.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Keterkaitan Tokoh-tokoh dalam Usaha Batu Bara - Sexy Killers" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNvurVRH0KbP2oyHYsoO5IJWKwkI70kKyfCd6FtZb-5_ziU_5vP6KL5hd9x_8rKr1f6Ew1nANce8DDpVjUI7LsY0GLxHRWgnI2oOksL5JXLoqnxx1e_Z95FD5DIreRzsqP0SFxCoybvlE/s400/Keterkaitan+Tokoh-tokoh+dalam+Usaha+Batu+Bara+-+Sexy+Killers.png" title="Keterkaitan Tokoh-tokoh dalam Usaha Batu Bara" width="400"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #cccccc;">Dok. WatchdoC</span></td></tr>
</tbody></table>
Juga geram dan sedih atas peristiwa yang dialami warga sekitar usaha batu bara, demi bisa mendapatkan listrik untuk seantero nusantara, terutama ungkapan gubernur setempat yang terlihat kurangnya empati terhadap para korban. Selain itu, dalam film ini juga disajikan cuplikan dari berbagai berita dan debat capres yang mengangkat isu tersebut, sehingga cukup terlihat aktual.</div>
<div>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPsb8yXJZUiV5rc18PvWgy-r5DC1SZ68WF3v_nDwZaO7wsCaRCUNLpjXueoQu_lkoWMnEnMb7fwqXRJeRd4V4Yi2DlcLdln8Ow2OCMTZKKDyq13us2y50Y8v7pv_V2VoH71ilKhvUSr7E/s1600/Debat+Capres+2019+Terkait+Isu+Lingkungan+-+CNN+Indonesia+-+Sexy+Killers.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Debat Capres 2019 Terkait Isu Lingkungan - CNN Indonesia - Sexy Killers" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPsb8yXJZUiV5rc18PvWgy-r5DC1SZ68WF3v_nDwZaO7wsCaRCUNLpjXueoQu_lkoWMnEnMb7fwqXRJeRd4V4Yi2DlcLdln8Ow2OCMTZKKDyq13us2y50Y8v7pv_V2VoH71ilKhvUSr7E/s400/Debat+Capres+2019+Terkait+Isu+Lingkungan+-+CNN+Indonesia+-+Sexy+Killers.png" title="Debat Capres 2019 Terkait Isu Lingkungan" width="400"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #cccccc;">Dok. CNN Indonesia</span></td></tr>
</tbody></table>
Tapi, sebagai <i>audiens,</i> kita juga jangan terlalu percaya sepenuhnya pada apa yang telah disajikan, seperti hal lainnya, selalu ada pro dan kontra. Saya juga beberapa kali sudah membaca pendapat teman-teman dan <i>netizen</i> mengenai film ini. Ada yang menyatakan jika pembangunan usaha batu bara juga cukup membantu perekonomian warga sekitar, dari pergantian biaya lahan yang digunakan, sampai penyediaan lowongan pekerjaan di sana. Tergantung dari jenis usaha batu bara mana, ia yang memiliki izin <i>(legal)</i> dan bertanggung jawab atau tidak <i>(illegal).</i> Baiknya sih, kita mencari fakta dan informasi lain yang bisa mendukung pandangan dan pikiran kita.</div>
<div>
<br></div>
<div>
Sebagian besar yang telah menonton akan bertanya, jadi sebenarnya siapa yang harus disalahkan atau yang bertanggung jawab? Perusahaan? Pemerintah? atau Rakyat? Tentunya susah untuk menjawab ini, dan mungkin tidak akan ada yang bisa menjawabnya. Karena dalam film dokumenter ini pun, saya tidak bisa menemukan solusinya. Kalau pun ada, solusi tersebut tidak bisa langsung dilakukan dengan cepat, dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mewujudkannya. Semua butuh proses.</div>
<div>
<br></div>
<div>
Tetapi mari jangan saling menyalahkan, ambil yang baik, buang yang buruk, dan mulai perbaiki saja dari hal kecil, juga dari diri sendiri. Seperti mulai menghemat penggunaan listrik dan selalu menjaga alam lingkungan sekitar. Jika menangani masalah yang kecil saja sulit, bagaimana mau menangani permasalahan yang besar?</div>
<div>
<br></div>
<div>
Di samping itu semua, film Sexy Killers ini sangat patut diapresiasi. Terlebih prosesnya yang cukup lama, juga merupakan hasil karya anak bangsa. Tidak semua media bisa berani mengungkapkan dan menciptakan karya seperti ini. Bagi yang belum menonton, silahkan segera menonton di <i>channel youtube <u><span style="color: #073763;"><b><a href="https://www.youtube.com/watch?v=qlB7vg4I-To" target="_blank">Watchdoc Image</a></b></span></u></i>, yang sebenarnya kita sudah bisa tau maksud ceritanya tanpa harus menyelesaikannya. Film dokumenter ini juga mampu membuka mata, pikiran bahkan hati kita.</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-87662138621622659292019-04-10T19:00:00.000+07:002019-04-11T16:29:14.439+07:00Belajar Jurnalistik Online<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpU2MwDL-uZHpgMnVNcpwmQhXg96Gyo32QRudfJbKMaxEpJYjJAaOPzxb5KLK4inpvFEp29MNWkBaNtj19jVYBzM5p8Tpldb4AmrbynL3aBxXoFxITcweoYrDjwY9VXenYrUquX6CrO5Q/s1600/Belajar+Jurnalistik+Online+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Belajar Jurnalistik Online" border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpU2MwDL-uZHpgMnVNcpwmQhXg96Gyo32QRudfJbKMaxEpJYjJAaOPzxb5KLK4inpvFEp29MNWkBaNtj19jVYBzM5p8Tpldb4AmrbynL3aBxXoFxITcweoYrDjwY9VXenYrUquX6CrO5Q/s400/Belajar+Jurnalistik+Online+-+ridhannaa.blogspot.com.jpg" title="" width="400"></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br>
Minggu lalu saya baru dapat rezeki berupa buku gratis dari Pameran Buku di Bandung. Biasanya saya seringkali menyempatkan berkunjung, itung-itung untuk menambah koleksi buku biar lebih semangat naikin minat baca. Modalnya cuma ikut berkomentar di postingan<i> official</i> Pameran, dan bersyukur ternyata bisa dapat juga. Judul bukunya <i><b>Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online</b> </i>karya <b><i>Romli (2018)</i></b> cetakan ke-2.</div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
Penulis yang biasa dikenal Kang Romel adalah seorang praktisi media <i>online </i>yang saat ini masih tetap beraktivitas jurnalistik di sejumlah media cetak dan elektronik. Selain buku ini pun ia sudah banyak menerbitkan beberapa buku, terutama yang berhubungan dengan dunia jurnalistik (selengkapnya bisa mengunjungi blognya di <a href="http://romeltea.com/"><i>romeltea.com</i></a>). Oh iya dalam buku ini ada perbedaan isi sedikit dari cetakan pertamanya (2012), atau setidaknya dari ke-3 cetakan sebelumnya (edisi revisi). Dengan penambahan 8 bab yang juga menarik untuk dibahas seiring banyaknya istilah terkait yang mulai bermunculan <i>(hoax, meme, clickbait, netizen).</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsKmTv1XYYTh1Yoe_FPS9YpexXmlmiySO8l4mjbOXPbzyw64Cm0QZVOVkRRN4WRNfjOdd_j-8spHwUDafi8B68zS42iHItnY3UpeGagZ0C2LIETipPwv-G9Y2xHdZYHSnV-FnLwpto8tc/s1600/Buku+Jurnalistik+Online%252C+Romli+%2528Kang+Romle%252C+2018%2529+-+ridhanna.blogspot.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Buku Jurnalistik Online, Romli Kang Romle (2018)" border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1024" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsKmTv1XYYTh1Yoe_FPS9YpexXmlmiySO8l4mjbOXPbzyw64Cm0QZVOVkRRN4WRNfjOdd_j-8spHwUDafi8B68zS42iHItnY3UpeGagZ0C2LIETipPwv-G9Y2xHdZYHSnV-FnLwpto8tc/s320/Buku+Jurnalistik+Online%252C+Romli+%2528Kang+Romle%252C+2018%2529+-+ridhanna.blogspot.com.jpg" title="" width="256"></a></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Selain itu, beberapa diantaranya membahas dari sisi prinsip, karakter, sejarah dan jenis media <i>online</i>, bahkan jurnalistik masa depan. Adapun membahas mengenai <i>citizen journalism </i>(jurnalistik warga), kode etik, gaya dan teknik penulisan, tipografi, teknik seo, kredibilitas media <i>online</i>, strategi pengelolaan media sosial instansi/perusahaan, dan kualifikasi wartawan media <i>online, </i>yang mana disertai beberapa contoh dan didukung pendapat para ahli/artikel terkait. Bahkan dari buku ini saya jadi mengetahui, jika ternyata dalam media <i>online </i>pun bisa terdapat <i>breaking news, </i>yaitu berita tak terduga yang sangat penting untuk segera disampaikan, biasanya bersifat mengejutkan.</div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Di era teknologi-informasi ini, dunia jurnalisme memang semakin berkembang terutama pada kalangan masyarakat modern. Sebelum adanya teknologi internet, kita hanya tau bahwa hanya orang-orang tertentu yang bisa menjadi jurnalistik. Hakikatnya, saat ini hal itu tidak berlaku, karena semua orang sekarang bisa menjadi jurnalis dengan memanfaatkan media <i>online </i>yang ada, dengan catatan mentaati kode etik yang ada (di Indonesia disahkan pada 3 Februari 2012 yaitu <i>Pedoman Pemberitaan Media Siber/PPMS).</i></div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
Jurnalistik sendiri yaitu memberitakan sebuah peristiwa atau menyampaikan sebuah informasi. Unggulnya jurnalistik <i>online </i>dengan yang konvensional (media cetak) adalah kecepatan, kemudahan, tidak dibatasi ruang dan waktu (durasi), bisa dibuat kapan dan di mana saja, serta bisa melakukan interaksi langsung dengan pembaca (biasanya dari kolom komentar). Adapun kelemahannya, yaitu menyangkut dari kredibilitas medianya dari akurasi dan keakuratannya yang mana seringkali media <i>online</i> lebih mengutamakan kecepatan.</div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
Berhubung banyaknya materi yang ada dalam buku ini, saya akan coba bahas sebagian saja yang kemungkinan paling menarik menurut saya atau cukup penting untuk diketahui banyak orang, terutama bagi teman-teman yang minat terhadap jurnalistik <i>online.</i></div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="color: #073763;">Sejarah Jurnalistik <i>Online</i></span> </b></div>
<div style="text-align: left;">
Teknologi internet dikembangkan sekitar tahun 1990-an, hal ini pula yang beberapa tahun kemudian tanggal 17 Januari 1998 disebut sebagai kelahiran jurnalistik <i>online</i>. Ketika Mark Druge mempublikasikan kisah perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton dengan Monica Lewinsky di website pribadinya <i>Drudge Report</i>. Setelah itu, awal tahun 2000-an mulai muncul beberapa situs pribadi yang berisi laporan jurnalistik pemiliknya (website blog/weblog).</div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
Sama halnya di Indonesia, awal mula berkembangnya jurnalistik <i>online </i>dengan adanya berita/peristiwa yang menggemparkan, yaitu saat berakhirnya era pemerintahan Orde Baru saat Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Kabar ini tersebar melalui <i>mailing list (milist)</i> yang sudah mulai dikenal di kalangan aktivis demokrasi dan mahasiswa. Setelah itu, beragam media <i>online </i>di Indonesia pun bermunculan.<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxDQsGENjdwTT1CIyRJO4RsAvMzOEYholKHKOiFOAB-bhl7BxuSeRkIK0r7fhyphenhyphenX1BOFvXJ9GYIpgfvNDhQMnXbjrgDICvXthPOw84i77dDXkb98hzsgb1pfDU8s28cHlUglfpfzcFD3Sg/s1600/Gedung+DPR+%2528Mei+1998%2529+-+Wikipedia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="306" data-original-width="470" height="208" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxDQsGENjdwTT1CIyRJO4RsAvMzOEYholKHKOiFOAB-bhl7BxuSeRkIK0r7fhyphenhyphenX1BOFvXJ9GYIpgfvNDhQMnXbjrgDICvXthPOw84i77dDXkb98hzsgb1pfDU8s28cHlUglfpfzcFD3Sg/s320/Gedung+DPR+%2528Mei+1998%2529+-+Wikipedia.jpg" width="320"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kondisi Gedung DPR Mei 1998 (<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Pendudukan_Gedung_DPR/MPR">Pendudukan Gedung DPR/MPR - Wikipedia</a>)</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #073763;"><b>Sejarah <i>Citizen Journalism</i></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
Konsepnya adalah setiap orang bisa menjadi wartawan, dan kian mendapat tempat ketika berbagai media <i>online</i> seperti situs berita menyediakan fasilitas blog bagi pembaca. Awal mula perkembangannya sendiri, ketika dunia digegerkan dengan berita serangan menara kembar WTC di New York, Amerika Serikat, yang dikenal serangan 11 September<i><b> </b></i>2001 (9/11). Penyebarannya bermula dari gambar amatir yang diambil seorang warga yang kebetulan berada dekat di lokasi kejadian. <br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRnb01iU5St_B3Y4yEH-OYCnzgNPmsvKtS2CYZiD8ICWj4lrtJi5PW-c9RdJtWE5vYSEmDsm6Q5blXpXlfpg9iWNReBZcDOT0jFfyYJdEPi_IlkpKv6vqQWmovafDy_lYPFzn7IVmBqas/s1600/WTC+9-10+%2528REUTERS+-+Sara+K.+Schwittek%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="478" data-original-width="640" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRnb01iU5St_B3Y4yEH-OYCnzgNPmsvKtS2CYZiD8ICWj4lrtJi5PW-c9RdJtWE5vYSEmDsm6Q5blXpXlfpg9iWNReBZcDOT0jFfyYJdEPi_IlkpKv6vqQWmovafDy_lYPFzn7IVmBqas/s320/WTC+9-10+%2528REUTERS+-+Sara+K.+Schwittek%2529.jpeg" width="320"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Serangan Menara WTC (<a href="https://www.reuters.com/news/picture/9-11-iconic-images-idUSRTS20CLO">9/11: Iconic images - REUTERS/Sara K. Schwittek</a>)</td></tr>
</tbody></table>
Kemunculan di Indonesia, dengan tragedi tsunami di Aceh yang diliput sendiri oleh korban. Video detik-detik Tsunami 26 Desember 2004 hasil rekaman Cut Putri ditayangkan oleh semua stasiun televisi. Hal ini menyadarkan jika warga biasa bisa berperan penting dalam menyebarkan berita dan informasi penting.</div>
<div style="text-align: left;">
<br>
<b></b></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #073763;"><b>Blogger vs. Jurnalis</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
Masih terjadi perdebatan mengenai blog itu termasuk dalam dunia jurnalistik atau bukan. Menurut <i>wikipedia, </i>kalangan wartawan konvensional menilai jika blogger tidak bisa disebut jurnalis (wartawan), karena blog biasanya berisi catatan <i>(online diary) </i>atau komentar blogger tentang berbagai masalah/isu aktual atau fokus pada bidang tertentu. Namun, jika mengacu pada makna dasar jurnalistik, catatan harian atau laporan tentang peristiwa sehari-hari yang dibuat blogger pun bisa disebut sebagai karya jurnalistik. Bahkan dalam buku ini dikatakan jika blog bisa dijadikan media alternatif sebagai jurnalisme militan yang melawan arus media mapan.</div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
Blog sendiri muncul dan berkembang sejak akhir 1990-an dan kemudian istilah <i>"weblog" </i>diciptakan Jorn Borger pada 17 Desember 1997. Istilah tersebut diperpendek menjadi <i>"blog" </i>oleh Peter Merholz yang bercanda memecahkan kata menjadi <i>we blog </i>di blognya <i>Peterme.com </i>pada April/Mei 1999. Tak lama kemudian Evan Williams pada PyraLabs menggunakan istilah <i>"blog"</i>. Media blog pertama kali dipopulerkan <i>blogger.com </i>milik PyraLabs sebelum diakuisi oleh Google pada akhir 2002. Sejak itu, muncul banyak aplikasi terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog.</div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
Berkat buku ini, saya lebih paham mengenai jurnalistik <i>online </i>terutama dalam aplikasinya pada blog, sehingga pelan-pelan saya mengubah beberapa kebiasaan yang ternyata tidak terlalu baik. Misalnya, saya seringkali membuat desain tulisan blog dengan format <i>justify </i>(rata kanan-kiri) agar terlihat rapi, namun ternyata hal ini salah, karena akan membuat pembaca lebih lelah dalam membaca terutama dalam <i>mobile-friendly. </i>Berikut salah satu motif <i>user </i>(pengguna) membaca media online <i>F(fast)-Shaped Patern</i> berdasarkan <a href="https://www.nngroup.com/articles/f-shaped-pattern-reading-web-content-discovered/">studi NN Group</a>, umumnya mulai melihat layar dari kiri ke kanan, lalu ke bawah, kiri ke kanan, dan terus ke bawah.<br>
<i></i></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNGO6pcvxW6DHPYskf_0u05VF4qGJiAoO40O8m7bjiei2g6PrDbunPWUb1ssF0T9pSo-t7sOHtGgLQ84XfZ-mqiLlqSX4YfJOdcHZToMQVy36s_OgZ8tGc8SR7NFY4CbhITwzA-4ENPus/s1600/F-shaped+Pattern+Reading+Web+Content.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="364" data-original-width="785" height="148" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNGO6pcvxW6DHPYskf_0u05VF4qGJiAoO40O8m7bjiei2g6PrDbunPWUb1ssF0T9pSo-t7sOHtGgLQ84XfZ-mqiLlqSX4YfJOdcHZToMQVy36s_OgZ8tGc8SR7NFY4CbhITwzA-4ENPus/s320/F-shaped+Pattern+Reading+Web+Content.jpg" width="320"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">salah satu motif <i>user</i> membaca media <i>online (f-shaped patern) - <a href="https://www.nngroup.com/articles/f-shaped-pattern-reading-web-content-discovered/">studi NN Group</a></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Dalam membuat tulisan di media <i>online </i>harus dibuat secara ringkas, lugas dan nyaman, karena perilaku pembaca media <i>online </i>biasanya melakukan <i>scanning, </i>membaca sepintas dan menentukan untuk melanjutkan membaca atau tidak. Menurut hasil studi <i>web usability </i>Jakob Nielsen dari NN Group, kecepatan membaca di media <i>online </i>25% lebih lambat daripada media cetak, karena membaca dari layar yang resolusinya lebih rendah dibandingkan media cetak.</div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
Yap, selain yang telah dibahas memang banyak sekali yang cukup menarik untuk dibahas, terutama jika dibahas secara <i>detail. </i>Bahkan membuat saya menjadi terlihat belum bisa membuat tulisan yang ringkas yang telah dianjurkan<i>. </i>Intinya, buku ini membahas mengenai seluk beluk jurnalistik <i>online, </i>yang mana cocok untuk dijadikan pedoman bagi jurnalis independen, pengelola blog baik pemula maupun profesional. Bisa juga dijadikan sebagai buku pendukung bagi mahasiswa komunikasi atau praktisi media <i>online. </i>Oh iya, ada hal yang membuat saya kurang nyaman saat membaca di awal-awal bab, di mana isinya seringkali mengulang beberapa kata atau kalimat di bagian lain yang mana menurut saya itu tidak perlu.</div>
<div style="text-align: left;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
<i>By the way, </i>saya masih memiliki banyak buku yang belum dibaca maupun yang sudah namun belum sempat diulas <i>(review) </i>di sini, terutama karena pameran kemarin. Lain kali saya akan ulas kembali buku lainnya yang memang menarik untuk dibahas atau sekiranya bisa bermanfaat untuk para pembaca.</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-654650744621720361.post-90388832913160428372019-03-31T10:00:00.001+07:002023-01-05T11:07:44.681+07:00Perburuan Rempah Mengawali Penjajahan di Indonesia<div style="text-align: left;">
Berhubung waktu lalu merupakan Hari Film Nasional, saya ingin merayakannya dengan mengulas salah satu film Indonesia. Membahas sedikit mengenai Hari Film Nasional, jatuh pada 30 Maret karena tepatnya ditanggal yang sama tahun 1950 merupakan hari pertama
pengambilan gambar film lokal pertama pula yang bercirikan Indonesia baik dari sutradaranya yaitu <i>Usman Ismail</i> dan juga diproduksi perusahan Indonesia, yaitu film <i>Darah & Do'a (Long March of Siliwangi). </i>Meski, saat ini tentu film-film Indonesia tidak kalah bagus dengan produksi luar, bahkan bisa bersaing dan bersanding dengannya. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;">Oke, kembali ke topik. Pilihan saya terjatuh pada jenis film dokumenter yang mungkin peminatnya tidak terlalu banyak, terutama jika dibandingkan film romansa dan sebagainya. Film tersebut adalah <i>Banda The Dark Forgotten Trail,</i> disutradarai oleh <i>Jay Subiakto </i>yang biasanya membuat video klip dan pagelaran konser, juga naskahnya ditulis oleh <i>Irfan Ramli</i> <i>(Cahaya dari Timur Beta Maluku, Surat dari Praha, Filosofi Kopi 2).</i> Awal ide pembuatan ceritanya pun tidak sengaja, dimana muncul dari sang produser <i>Sheila Timothy (Lifelike Pictures)</i> yang saat itu sedang berada di pameran melihat jalur rempah yang merupakan cikal bakal dari jalur sutra.</div>
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXPapkxOj7QJpuo4RxLNdrTRX2juF2aHtWlD7obRPNs0oG0JJSzXxCUVr7BkvfNR9CjelsxccB71zK36G0f7mirUvbfMQIV6qibyrfWc0r2qqTRPOKZBesbYIRVn4A7l9zxs1dKxqGEAg/s1600/Banda+The+Dar+Forgotten+Trail+Poster.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="579" data-original-width="448" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXPapkxOj7QJpuo4RxLNdrTRX2juF2aHtWlD7obRPNs0oG0JJSzXxCUVr7BkvfNR9CjelsxccB71zK36G0f7mirUvbfMQIV6qibyrfWc0r2qqTRPOKZBesbYIRVn4A7l9zxs1dKxqGEAg/s400/Banda+The+Dar+Forgotten+Trail+Poster.jpg" width="307" /></a><div style="text-align: left;">Film ini dirilis pada tanggal 31 Juli 2017, bertepatan dengan hari jadinya <i>Perjanjian Breda (1667),</i> dan tayang di bioskop 3 Agustus 2017. Namun, waktu penayangan terhitung sangat singkat dan tidak tayang di semua bioskop karena <span style="background-color: white;">adanya <i>pro kontra,</i> mengingat takut terjadinya konflik dan dianggap mengubah kisah aslinya (sejarah). </span>Disamping itu, film ini memiliki rating tinggi di <a href="https://www.imdb.com/title/tt7131752/">IMDb</a> sebesar 8.3/10, juga telah mendapatkan penghargaan <i>Piala Maya </i>sebagai <i>Film Dokumenter Panjang Terpilih (2017), </i>dan masuk nominasi <i>Piala Citra (2017)</i> kategori <i>Film Dokumenter Panjang Terbaik,</i> serta <i>Best Documentary Film</i> dalam <i>Asia-Pasific Film Festival (2018)</i>.</div>
<div style="text-align: left;"><br /></div>
<div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Dari isi ceritanya, sebagian besar membahas tentang perebutan atas rempah yang ada di Pulau Banda (pulau kecil di bagian Timur Indonesia) yaitu Pala oleh bangsa Eropa. Sedikit <i>flashback, </i>saat di sekolah dulu juga pernah dipelajari mengenai penjajahan karena rempah Indonesia. Jujur sih dulu saya tidak terlalu suka dan paham dengan Sejarah, bahkan pernah jengkel karena jurusan IPA pun harus mempelajarinya (jangan dicontoh ya), tapi kian lama sekarang malah cukup tertarik dengan dunia sejarah, terutama sejarah Indonesia. Oh iya, selain itu dulu belum paham sama sekali mengapa rempah-rempah dikaitkan dengan penjajahan di Indonesia, dan setelah menonton film ini sudah bisa menjawab rasa ketidaktahuan saya saat itu.</div></div>
<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><br /></div>
<div style="text-align: left;">Balik lagi ke cerita film, pala saat itu menjadi salah satu komoditi perdagangan penting nan tersohor, dimana hanya baru bisa dikembangbiakan di Pulau Banda saja dan membutuhkan waktu yang cukup lama (meski sekarang sudah dicoba dikembangbiakan di tempat lain, seperti Jawa dan Aceh, namun kualitasnya masih unggul Banda karena harus didukung oleh tanah vulkanis dan udara laut). Bahkan ada pepatah yang mengatakan, <i>"siapa yang mampu menguasai Pala, ia akan mampu menguasai dunia". </i>Mengingat manfaatnya yang sangat penting yaitu sebagai bahan pengawet, terlebih sebelum ada lemari pendingin, juga dijadikan sebagai status sosial. Pala juga termasuk dalam kategori <i>zero waste</i> atau bagian-bagiannya tidak ada yang terbuang, dari buah, kulit yang menempel pada biji (fuli), bijinya, juga daunnya sebagai minyak, dimana selain yang telah disebutkan dapat dimanfaatkan sebagai makanan dan obat penenang, sehingga nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan emas sekalipun. Selain pala, sedikit disinggung pula mengenai rempah lain yaitu cengkeh dari Ternate, Tidore yang juga memiliki peran perebutan rempah dalam komoditi perdagangan saat itu.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTG8_pgEDXtwchyBngefSyHXq6sR2xb26Tjp_Vqcf50E9PIo8iyNEZhQSX2kG6MNvcJFoCX_UR7q-oTU9hqAI3jAjzgfn096ETvvHzJbSy1ROVTgcAn70ydIEwMInw8ndsiSOtizYfrrk/s1600/Klasifikasi+Buah+Pala.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="639" data-original-width="1280" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTG8_pgEDXtwchyBngefSyHXq6sR2xb26Tjp_Vqcf50E9PIo8iyNEZhQSX2kG6MNvcJFoCX_UR7q-oTU9hqAI3jAjzgfn096ETvvHzJbSy1ROVTgcAn70ydIEwMInw8ndsiSOtizYfrrk/s400/Klasifikasi+Buah+Pala.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">klasifikasi buah pala</span></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: left;">Berkaitan dengan hal tersebut, kabar cepat tersebar terutama oleh bangsa Eropa, yang kemudian mereka melakukan perburuan dan mencari jalur yang tepat, dari <i>Columbus </i>yang kemudian tersesat dan pada akhirnya menemukan Benua Amerika, hingga pada akhirnya ditemukan oleh bangsa Portugis dan langsung memperbesar pasukannya, begitupun dengan Spanyol. Singkat cerita, bangsa Eropa semakin tamak terutama Belanda, dengan melarang masyarakat Banda untuk memperjual belikan Pala di perdagangan bebas selain pada bangsa Eropa. Tentu peristiwa ini menyebabkan terjadinya berbagai konflik akibat dari tidak adanya persetujuan dari masyarakat Banda, terutama atas tewasnya Laksamana <i>Pieterszoon Verhoeven</i> yang menyebabkan Jenderalnya, yaitu <i>Jan Pieteszoon Coen </i>menanam rasa balas dendam, yang kemudian terjadi pembantaian massal pertama <i>(genocide) </i>pada pribumi setelah ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal (1621), dimana masyarakat asli Banda yang asalnya 15.000 jiwa menjadi 1000 jiwa, dari yang dibunuh, dijadikan budak hingga yang melarikan diri, sehingga untuk saat ini sulit sekali untuk menemukan masyarakat asli Banda di daerah tersebut. Peristiwa ini pula yang menjadi pemicu munculnya kolonialisme di Indonesia.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiMTDRhJaE9bdQQS9aE5jNT7D-5JtpexXfdrwjv8DCqEF7_3NpauezW6UkJ8bfRQRZjaqI3O5b3FWiz5hQ1RWW_PHWtSHqyizcYUDbVKzdSrdHMS2r06pL8Q8UF72_axe2niidNpCGGpY/s1600/Pembantaian+Massal+Pertama+%2528Genocide%2529+di+Banda+-+oleh+4+Kuda.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="641" data-original-width="1280" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiMTDRhJaE9bdQQS9aE5jNT7D-5JtpexXfdrwjv8DCqEF7_3NpauezW6UkJ8bfRQRZjaqI3O5b3FWiz5hQ1RWW_PHWtSHqyizcYUDbVKzdSrdHMS2r06pL8Q8UF72_axe2niidNpCGGpY/s400/Pembantaian+Massal+Pertama+%2528Genocide%2529+di+Banda+-+oleh+4+Kuda.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">ilustrasi pembantaian massal pertama oleh 4 kuda, dilanjutkan dengan pemenggalan kepala pada yang lain</span></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: left;">M<span style="background-color: yellow;"><span style="background-color: white;"><span>eski bangsa Eropa disini terlihat sangat berani, namun mereka membangun 12 benteng di Banda karena tidak ingin daerah kekuasaanya direbut, juga sebagai tempat penimbunan rempah. Selain itu, Belanda rela untuk menyerahkan salah satu pulaunya yaitu <i>Nieuw, Amsterdam</i> (sekarang <i>Manhattan</i>) untuk ditukar dengan <i>Pulau Ruhn</i> (penghasil pala terbesar) yang sempat dikuasai oleh Inggris dengan disetujuinya Perjanjian Breda.</span></span></span></div>
<div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Cerita semakin berkembang, namun dipertengahan, topik utama mengenai perebutan rempah pala seakan mulai terganti oleh topik yang membahas mengenai cerita tokoh-tokoh Indonesia yang pernah diasingkan ke Banda karena tempatnya yang terlihat cukup terisolasi, seperti <i>Moh. Hatta, Sutan Sjahrir, Dr. Tjipto Mangunkusomo</i> dan <i>Iwa Kusuma,</i> bahkan untuk menghormatinya dua Pulau Banda diantaranya diganti nama menjadi <i>Pulau Hatta (Pulau Rozengain)</i> dan <i>Pulau Sjahrir (Pulau Pisang).</i> Dipaparkan juga jika cikal bakal terbentuknya Indonesia karena Pulau Banda, dimana berisi masyarakatnya yang sudah hidup berdampingan dengan berbagai macam latar belakang budaya (multikultural)<i>.</i></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>"Banda adalah miniatur Indonesia, tersusun dari berbagai latar belakang dan bangsa-bangsa yang telah final menjadi sebuah suku bangsa."</i></div>
<br /><div style="text-align: left;">Disamping itu, diceritakan pula bagaimana saat itu Banda sempat terjadi konflik agama, melaui cerita pengalaman dari salah satu narasumber yang masih merupakan keturunan (ke-13) dari bangsa Belanda, Pak <i>Ponky van den Broke</i> yang juga telah menjadi pemilik perkebunan pala. Menurut saya, bagian ini merupakan salah satu yang menarik, melihat bagaimana sedihnya dan kuatnya beliau menghadapi peristiwa saat itu, dimana ia kehilangan semua keluarganya yang dibunuh oleh masyarakat dan hampir kehilangan nyawa.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCwfWh060jGwMjfGeW0hC6ShAUVBk-vpfQM5DkLyxNhUzySsghIOpdPWuxg2-QnprNHbgUqzBRMiESO3BpJmELHHoIxG2CdiuzfpBKQnVv84tksQ2bYO8EnUyxYs2QQZZWYQ9vLNf1s8/s1600/VOC+-+Banda+The+Dark+Forgotten+Trail.gif" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCwfWh060jGwMjfGeW0hC6ShAUVBk-vpfQM5DkLyxNhUzySsghIOpdPWuxg2-QnprNHbgUqzBRMiESO3BpJmELHHoIxG2CdiuzfpBKQnVv84tksQ2bYO8EnUyxYs2QQZZWYQ9vLNf1s8/s320/VOC+-+Banda+The+Dark+Forgotten+Trail.gif" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #999999;">salah satu cuplikan film yang kelam dan cukup membuat merinding</span></td></tr>
</tbody></table><br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;">Oh iya, selain Pak Ponky ada beberapa narasumber yang terlibat dalam film dokumenter ini untuk melengkapi ceritanya, seperti dari kalangan Sejarawan, Pemerhati Sejarah, Pemilik Kebun Pala, Pemuka Adat, Masyarakat Banda, Masyarakat dari kalangan Tionghoa, bahkan mahasiswa, terlebih membahas mengenai kurangnya orang yang ingin kembali ke Banda setelah studi/kuliah diluar Banda untuk mengembangkan daerahnya. Tak lupa dari pemerhati sejarah, Pak <i>Lukman A. Aang</i> mengharapkan budaya Banda yang dulu pernah ada, kembali di lestarikan dan dijaga meski Banda telah maju. Ada juga ucapan menarik dari Pak <i>Wim Manuhutu</i> (Sejarawan), ia tidak ingin Banda dijadikan <i>"Bali kedua" </i>yang hanya dijadikan tempat berwisata, namun ia menginginkan dijadikan sebagai tempat pembelajaran sejarah terlebih banyaknya situs bersejarah yang ada dan terabaikan saat ini, selain itu Banda telah menjadi situs warisan dunia.</div>
<div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Bersanding dengan informasi dari beberapa narasumber yang telah disebutkan, film ini disajikan dengan visualisasi penggambaran alam di Pulau Banda, dibantu juga dengan beberapa ilustrasi dari murid <i>SMK Raden Umar Said Kudus</i>, serta dipandu suara dari <i>Reza Rahardian</i> sebagai narator (versi Indonesia) dan <i>Ario Bayu</i> <i>(english version).</i> Seperti yang diketahui, kedua aktor tersebut sudah tidak diragukan lagi dalam berakting, bahkan ternyata suaranya pun bisa dibilang sangat menjual. Selebihnya, film ini berisi mengenai cerita Pulau Banda saat kejayaannya, berlanjut dengan penjabaran kondisinya sekarang yang sudah terlupakan, hingga pengungkapan harapan masyarakat Banda ke depannya.</div>
<div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Menurut saya, film ini cukup bagus juga sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia, dan layak untuk ditonton terutama bagi teman-teman yang suka dengan film sejenis ini <i>(NatGeo, Discovery Channel),</i> dan minat terhadap sejarah. Oh iya, ada beberapa yang sedikit mengganggu saya saat menonton, seperti banyaknya pengulangan gambar yang disajikan (mungkin karena banyaknya DOP yang terlibat, 6 orang), berikut dengan <i>background </i>suara yang menurut saya terlalu keras, sehingga sedikit menutupi narasi yang disampaikan. Namun, jika dilihat dari pengemasan visual dan <i>background</i> suara sudah cocok yang terkesan kelam dan mengerikan. Pada akhir acara cukup membuat keharuan, dengan ditutup oleh penyampaian puisi <i>Chairil Anwar - Cerita Buat Dien Tamaela </i>oleh narator dan nyanyian Lagu Nasional Indonesia oleh anak-anak yang ada di film. Kabarnya, kisah ini akan diangkat menjadi komik, tapi sampai saat ini belum ada pemberitahuan lebih lanjut.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i>"Jangan harapkan bangsa lain menghargai bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan ibu pertiwi."</i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i>"Jatuh bangunnya negeri ini tergantung dari bangsa ini sendiri, makin pudar kesatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta."</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>* </i></div>
</div>
Hanna Ridhahttp://www.blogger.com/profile/14953341968095102461noreply@blogger.com2