Manis Pahitnya Menjadi Mahasiswa

Yosh! Akhirnya saya bisa meluangkan waktu kembali untukmu, hehe.
Yap selama kurang lebih sebulan saya hanya terus menerus mengerjakan kewajiban saya sebagai mahasiswa. Setiap waktu tugas, presentasi, dan ujian apalagi ngejar deadline ditambah ngikut beberapa kegiatan ukm. Dimana bukan mahasiswa namanya kalo belum pernah nyobain kekurangan nutrisi atau waktu istirahat. Gimana engga, tiap hari dikerjain tugas mulu kerjaannya, Tapi itu kembali lagi kepada manajemen waktu kalian juga masing-masing~

But, terlepas dari itu semua, seperti halnya kehidupan pasti ada manis pahit baik buruk enak engganya jadi mahasiswa. Sebelumnya saya mau ngasih selamat dulu buat para mahasiswa baru, ya meskipun telat karena udah setengah jalan satu semester hehe. Semua itu merupakan anugrah, kalian bisa mencicipi bangku perkuliahan, ingatlah bahwa masih banyak orang yang menginginkannya.

Saya jadi ingat pesan Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Ke-26 baru kita Pak Anies Baswedan untuk para mahasiswa.

sumber
"Selamat untuk Anda yang kini menjadi mahasiswa, Anda disebut maha atas kesiswaan Anda. Tanggungjawabnya tentu lebih besar daripada anak-anak muda lainnya. 


Di Indonesia ada jutaan anak masuk SD, tapi hanya ratusan ribu yang hari ini bisa kuliah. Itu artinya Anda berbeda dengan yang lain. Anda adalah sekelompok anak-anak muda yang punya kesempatan, untuk mengembangkan diri, untuk maju, meraih masa depan bukan hanya untuk Anda sendiri tapi untuk kemajuan Republik, untuk kemajuan bangsa. 

Saya akan beri sedikit catatan di sini. Tolong jangan hanya belajar di dalam ruang kuliah. 
Kuliah Anda adalah di dalam ruang dan di luar ruang kuliah. Kalau Anda disebut sebagai aktivis, maka jangan hanya jadi aktivis di luar ruang kuliah, tapi juga aktivis di dalam ruang kelas.

Anda merugi jika hanya belajar di dalam kelas saja. Bagi teman-teman yang ingin belajar hanya di dalam kelas saja, maka Anda akan masuk golongan orang yang merugi. Karena di ujung masa kuliah Anda hanya akan keluar membawa selembar kertas bertuliskan transkrip atau selembar kertas ijazah. Masa depan tidak bisa dibuat atau dibangun hanya dengan selembar kertas itu.

Anda harus menjadi manusia baru. Anda harus menjadi pemimpin di Indonesia. Anak-anak muda yang kata-katanya, langkahnya bisa membuat perubahan dan itu artinya belajar dari sekarang.

Saya sering menganalogikan hidup pasca kuliah itu seperti berenang di lautan. Anda punya pilihan, mau belajar berenang saat sudah sampai ke laut atau mau belajar berenang di kolam renang? Kalau di kolam renang kedalamannya terukur, tekanannya terukur, suhunya terukur, arusnya juga terukur, dan di sana Anda bisa belajar berenang. 

Atau Anda langsung terjun ke laut dan belajar berenang. Resikonya agak besar belajar berenang di tengah lautan. Kalau Anda belajar berenang di kolam renang resikonya jauh lebih terkontrol. Karena itu belajarlah “berenang”, belajar untuk memimpin, belajar menjadi bagian dari masyarakat ketika kuliah.

Anda bisa lihat nanti, mereka-mereka yang banyak memberikan kontribusi pada masyarakat, mereka yang berpengaruh, mereka yang bisa mendorong kemajuan adalah orang-orang yang pada masa mudanya tidak hanya meghabiskan waktu di dalam ruang kelas, tapi juga di luar kelas.

Jadilah pegiat, jadilah anak-anak yang aktif. Saya sering mengatakan IP yang tinggi akan mengantarkan Anda pada panggilan wawancara. Namun kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan kemampuan analitik-lah yang akan mengantarkan Anda ke masa depan.

Kalau dulu SD ke SMP Anda perlu nilai tinggi, untuk masuk SMA Anda juga perlu nilai, dan sekarang dari SMA masuk di kampus Anda juga harus punya nilai yang tinggi. Sesudah Anda lulus kuliah, fase berikutnya Anda butuh lebih dari sekadar nilai

Jangan diartikan boleh mendapatkan IP rendah. Kalau IP Anda rendah, Anda bahkan tidak dipanggil wawancara. Jadi IP-nya harus tinggi, berapa minimal IP? Usul saya mumpung Anda baru kuliah, coba Anda cek kalau daftar beasiswa S2 berapa syarat IP minimalnya? Lalu Anda gunakan itu sebagai target.

Hari ini tidak ada yang bertanya IP Anda berapa? Misalnya saya tidak ada yang tanya IP saya berapa? Atau berapa lama kuliahnya? IP dan lama kuliah itu ditanyakan saat wisuda. Yang kuliahnya cepat, IP-nya tinggi senyumnya lebih lebar daripada yang tidak. Tapi dalam perjalanan ke depan yang dibutuhkan lebih dari itu. 

Saya tidak ingin menganggap enteng pelajaran di kuliah. Pelajaran itu sangat penting. Tapi saya ingin Anda punya double track: Track akademik, dan Track kepemimpinan. Keduanya harus seimbang. Jadi bangun itu, mumpung Anda punya kesempatan untuk melakukannya. 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
Buat cita-cita 
Anda dapat mulai menuliskan: 
- Berapa lama Anda mau kuliah 
- Anda mau melakukan apa 
- Selama kuliah apa yang akan Anda kerjakan

Jangan jadi mahasiswa yang hanya di rumah atau kos-kosan, kampus dan kampusnya hanya ruang kuliah, jangan lakukan itu! 

Anda akan menjadi bagian dari dunia. 
Saya adalah mahasiswa dua puluh tahun lalu. Maka mahasiswa saat ini akan mengalami era 20 tahun akan datang."

Oke intinya, kita harus bersyukur karena mendapatkan kesempatan menjadi Mahasiswa. Namun hal itu jangan kita sepelekan dan hanya dijalani seakan bagaimanpun air yang mengalir, apalagi niatnya cuma buat absen atau pulang, eits jangan ya! Dalam prosesnya kita harus dapat menyeimbangkan antara softskill dan hardskill. Dibalik semua perjuangan pasti ada hasil yang menggembirakan. Hakikatnya Mahasiswa merupakan "agent of change" bagi Negara dan Masyarakatnya bahkan Dunia!

So, come on be proud of you and congratulations guys!

sumber
*****

2 komentar:

  1. Setelah membaca ini saya jadi termotivasi lagi bahwa menjalani hidup selepas kuliah bukan sekedar berorientasi pada uang. :)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.