Sepenggal Kisah saat Kerja Kelompok

Kegiatan di kampus rasanya terlalu berat. Hal tersebut terasa seperti itu bagi kami para mahasiswa baru. Perbedaan belajar mengajar di SMA dengan di perkuliahan sungguh terlihat. Memang benar, ternyata penggambaran di serial tv sangat berbeda jauh dengan kenyataan. Tak sedikit pula kami yang berpikir jika kegiatan di kampus akan lebih menyenangkan daripada saat SMA. Sial, ternyata itu hanya fatamorgana semata.

Setiap hari rasanya akan terus ada tugas tambahan yang menghantui kami, seperti sebuah lingkaran tak berujung. Tugas satu selesai, maka akan ada tugas baru menunggu kita. Sering juga adanya tugas diskusi, yang memaksa kami untuk melakukan kerja kelompok.

Jujur, aku lebih suka dengan kerja individu karena hanya menyelaraskan satu otak saja, sedangkan kerja kelompok? Harus membuat satu keputusan dari berbagai ide berbeda, yang terkadang butuh waktu lama dalam menyelesaikannya. Ada juga metode singkat, namun aku jamin itu lebih melelahkan bagi beberapa orang karena merekalah yang lebih banyak bekerja, sedangkan yang lainnya hanya akan mengirimkan materi bagiannya masing-masing via email.

Tapi ada juga mahasiswa yang selalu senang dengan adanya tugas kelompok, karena mereka berpikir pekerjaannya akan lebih ringan dan mudah jika dibandingkan harus dikerjakan sendiri. Atau ada juga mahasiswa bijak yang menghargai banyaknya ide yang ada untuk menyelesaikan tugas tersebut. Namun, kebanyakan mereka biasanya para mahasiswa yang malas untuk belajar.

*

Saat itu dosen sosiologi memberikan kami semua tugas kelompok, yaitu menganalisis suatu kasus yang kemudian harus dikaitkan dengan teori. Segera kami pun membuat kelompok. Aku yang masih mencatat tugas tersebut di buku, tiba-tiba teman di depan ku mengajak untuk satu kelompok dengannya. Aku tidak berpikir panjang dan langsung menerimanya, dengan pemikiran, lebih cepat lebih baik kan?

Aku yang masih sibuk mencatat kembali diganggu oleh teman di depan ku dan bertanya, "bagaimana jika kita satu kelompok dengannya?" sambil menunjuk seorang laki-laki yang sedang duduk sibuk memainkan gadget-nya.

"Terserah kamu"  kataku.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mengajaknya ya"  balas dia kegirangan dan langsung pergi kesana.

Kemudian dia kembali dan menyampaikan kalau nanti sore setelah jam perkuliahan masing-masing selesai, kita akan langsung kerja kelompok. Tempatnya di kostan teman laki-laki kami.


Sore hari pun tiba, kami sudah sampai di tempatnya dan langsung dibagi tugas. Tak jarang pula kami bertukar pikiran untuk menghasilkan tugas yang terbaik.

Salah satu handphone berbunyi, "beep beep, beep beep, beep beep."  Kami semua spontan melihat ke arah bunyi tersebut. Ternyata milik teman perempuan ku, dan kemudian ia mengangkat panggilan teleponnya, sisanya mengerjakan tugas kembali di laptop masing-masing.

Beberapa menit kemudian teman perempuan ku berbicara, "teman-teman maaf, aku ke kostan dulu ya. Ada orang tua ku. Tapi nanti aku kesini lagi kok sekitar jam 7."
Aku menjawab, "oh oke, hati hati ya"
"Gue tunggu lo kesini lagi ya, awas aja kalo engga"  teman lainnya ikut berbicara.

Tinggal kami berdua yang masih sibuk dengan layar laptop masing-masing. Kebetulan tugas ku hampir selesai dan semakin bersemangat untuk menyelesaikannya segera.

"Mau buat kopi?"  kata teman laki-laki ku, yang saat itu sedang membuat kopi untuknya. 
"Oh engga, makasih"  kata ku.
"Kalo lo mau, nanti ambil aja ya"  balasnya lagi.
"Iya, makasih ya"  balasku lagi.

Dalam hati sebenarnya aku ingin, apalagi itu kopi favorit ku. Tapi aku ingin menyelesaikan tugasku dulu hingga selesai.

Beberapa menit kemudian, tak sengaja aku mendengarkan sebuah suara kecil seperti, "cantik".  Aku berhenti sesaat, dan kemudian ku abaikan. Sejak saat itu aku merasakan hal aneh, seperti ada yang terus memperhatikan ku. Aku coba melihat lingkungan sekitar, tapi tidak ada apa-apa. Hingga saat aku melihat ke arah depan, ternyata teman laki-laki ku tiba-tiba berpaling sesaat setelah tak sengaja menatapku. Aku pun melanjutkan bekerja.

Sesaat kemudian tugasku telah selesai, dan memasukkannya ke flashdisk.

"Ini, tugasku udah beres"  kataku, sambil menyerahkan flashdisk.
"Wah keren, udah beres lagi. Nanti ya, gue pindahin dulu file-nya"  balasnya.

Setelah tugasku selesai dipindahkan. Kemudian aku berpamitan kepadanya, dan menitipkan pesan kepada temanku yang lain jika aku pulang duluan.

Sepanjang perjalanan pulang, aku masih memikirkan tentang ucapan 'cantik'  tadi. Apa benar dia yang mengucapkannya? Kepada ku? Karena aku tau laki-laki tersebut sebenarnya orang yang disukai teman perempuan ku yang tadi meminta ijin pulang duluan.

2 komentar:

  1. Terlepas dari cinta yang mungkin segitiga, wkwk. Makin kesini ke semester tua emang kerja individual lebih saya sukai juga sih, ntah kenapa kalo kerja kelompok ada beban tersendiri. Semisal ngga ngerjain dan jadi beban atau juga sikap suudzon sama teman yang lagi sibuk, jadinya hubungan bisa retak di termin yang lain. Beda sama kerja individual dimana beban dan tanggungan jadi urusan pribadi. Btw, saya tau blog ini dari review bukunya Mark Manson. Keep Writing ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Betul!
      Makasih ya sudah berkunjung kembali :)

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.