The Habits


Tanganku mulai membuka laptop yang sudah lama menganggur di atas meja. Kemudian  mengarahkan jari telunjuk ke tombol power dan menunggu hingga tampilannya menunjukkan siap digunakan. Sambil menunggu, aku membuat secangkir capuccino hangat untuk menemani, tak lupa playlist lagu yang dapat memacu ide mengalir.

Terkadang jika sedang stuck dan bingung menulis apa, ku mainkan suara seperti air mengalir dengan suasana seperti di alam bebas disertai iringan kicauan burung. Suara tersebut dapat membantu memprogram ulang otak. Padaku itu cukup bekerja. Cobalah.

Laptop siap digunakan. Aku awali dengan menyeduh capuccino cukup manis dengan sedikit coklat di atasnya yang telah ada dari tadi di sebelah kanan. Iringan musik dari Zona Nyaman-nya Fourtwnty dalam earphone yang terpasang di kanan kiri telinga pun sudah bersenandung.

Biasanya aku akan menulis hal-hal menarik yang telah terjadi atau sekedar rangkaian kata untuk menggambarkan perasaan. Namun, ada juga beberapa tulisan kelam yang sengaja tidak aku bagikan kepada publik, untuk saat ini, meskipun aku ingin. Atau hanya beberapa tulisan random yang hanya akan berakhir di bagian draft tanpa dikembangkan lebih jauh, bahkan bisa berakhir di bagian trash karena sudah tidak merasakan feel-nya lagi untuk melanjutkan.

Sekitar setegah cangkir capuccino tersisa. Sudah satu setengah halaman kertas ukuran letter di microsoft terisi. Aku sedang menulis tentang kecemasan yang sedang menghampiri hidupku dengan kejanggalan yang kelam. Entah kenapa aku merasa saat menulisnya ide begitu mengalir dengan cepat, bahkan setelah satu tulisan selesai aku berniat membuat tulisan lain dengan topik yang mirip. Semua pengalaman mirip yang dulu pernah terjadi kembali muncul tiba-tiba, dan mau tidak mau harus segera aku tuangkan ke dalam tampilan putih yang masih kosong itu di layar laptop.

Suara pertemuan antara jari jemari dengan keyboard semakin ramai menunjukkan suaranya secara bergantian. Tapi beberapa menit kemudian.. layar putih berubah menjadi hitam seketika, terlihat memantulkan wajahku yang cukup terkejut.

Sepertinya aku lupa memasangkan kabel charger-nya. Semoga aku tidak lupa menyimpannya di sela-sela waktu aku menulis tadi dan akan aku lanjutkan lagi nanti. Asal kau tau, selain seorang pelupa aku ini tipe orang yang moody. Berharap saja aku bisa melanjutkan tulisannya dan tidak berakhir di bagian draft saja. Tidak juga di bagian trash.

2 komentar:

  1. baru pertama kali mampir ke sini, suka sama tulisannya, jarang aku ketemu blogger dengan tulisan-tulisan kaya gini, keep posting yaa, ditunggu tulisan selanjut nyaaa :)

    pesanku juga, jangan lupa pencet tombol "save" sesering mungkin kalau lagi nulis, biar gak berabe nanti lol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai! Terima kasih ya sudah mau berkunjung hehe. Btw terima kasih juga sarannya, akan saya ingat.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.