Coalspiracy? Pendapat Setelah Menonton 'Sexy Killers'

Hype pemilu 2019 masih terasa sampai sekarang. Masing-masing pendukung paslon pun masih terus berjuang untuk mengawal proses perhitungan suara, sebelum adanya pengumuman resmi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum). Meskipun demikian, saya sedih dengan keadaan demokrasi kali ini, dengan beragam macam hiruk pikuknya hingga kisah pilu yang melanda para petugas KPU.

Sebenarnya saya juga tidak terlalu tertarik dengan isu politik, atau sekiranya hanya sebatas 'ingin tau' saja, tanpa mencari lebih dalam lagi. Jauh-jauh sebelumnya, saya tau jika hampir semua persoalan pada akhirnya bisa dikaitkan dengan politik. Hal ini muncul saat SMA, ketika mengobrol santai dengan teman-teman, dari pembahasan mengenai tokoh-tokoh pahlawan, sampai pembuatan alat tulis seperti kertas yang sehari-hari kita gunakan.

Kemudian, munculah kabar adanya film yang dikaitkan dengan politik beberapa waktu lalu. Salah satu rumah produksi audio visual, WatchdoC, merilis karya film dokumenter berjudul Sexy Killers. Film ini sebenarnya sudah dirilis jauh-jauh hari pada 5 April 2019 yang sekadar ditayangkan melalui nonton bareng, hingga H-3 sebelum pemilu sudah bisa dinikmati semua orang secara gratis melalui channel youtube Watchdoc Image. Sexy Killers ini sebenarnya film dokumenter ke-12 (terakhir) dalam Ekspedisi Indonesia Biru karya Dandhy Laksono dan Suparta ARZ juga teman-temannya, yang membutuhkan waktu satu tahun untuk membuatnya.

Poster Sexy Killers
Dok. WatchdoC
Kemudian ada tuduhan, jika film ini dapat mempengaruhi masyarakat menjadi golput (golongan putih) dalam pemilu. Hal ini mungkin karena sebagian besar ceritanya dikaitkan dengan beberapa tokoh elit Indonesia seperti dari kedua paslon capres dan cawapres bersama tim suksesnya masing-masing.

Secara keselurahan, film ini membahas tentang batu bara dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), terutama di Samarinda, Kalimantan Timur. Batu bara adalah salah satu sumber penghasil listrik melalui PLTU yang murah dibandingkan sumber lain. Cara mendapatkannya dengan cara menggali tanah dengan kedalaman tertentu dengan lahan yang tidak sedikit juga, sehingga setelah selesai atau sumber batu baranya habis, lahan tersebut menyisakan lubang besar. Namun, prosesnya sendiri sangat rumit dan menyebabkan banyak persoalan lingkungan.

Lahan Akibat Usaha Batu Bara - Sexy Killers
Dok. WatchdoC
Ini adalah salah satu masalah yang dibahas dalam film tersebut, dan telah banyak memakan korban terutama anak-anak yang tidak sengaja tenggelam ke dalamnya karena lokasi yang dekat dengan pemukiman, di mana seharusnya cepat direklamasi (ditimbun kembali). Masalah lain, pada proses pendistribusiannya, seperti pengiriman dari Kaltim ke PLTU di Karimun Jawa. Mereka seringkali melewati perairan, dan melewati batas yang termasuk kawasan Taman Nasional. Buruknya, muatan yang dibawa bisa jatuh ke dalam perairan dan mengganggu ekosistem, dan ketika beristirahat mereka menurunkan jangkar yang tanpa sadar merusak terumbu karang.

Proses Distribusi Batu Bara - Sexy Killers
Dok. WatchdoC
Tidak sampai di situ, pembahasan berlanjut dengan beragam pandangan masyarakat dan cuplikan. Dari cerita susahnya mendapatkan air bersih, perlawan kepada pemerintah yang berujung di penjara, bergesernya tanah dan menyebabkan dinding rumah retak, lahan pertanian yang dikupas, serta dampak debu yang dihasilkan PLTU hingga menyebabkan kematian. Berlanjut dengan penjelasan yang cukup mind blowing, siapa saja sosok-sosok yang terkait dengan usaha batu bara di Indonesia, yang cukup membuat saya merinding.

Keterkaitan Tokoh-tokoh dalam Usaha Batu Bara - Sexy Killers
Dok. WatchdoC
Juga geram dan sedih atas peristiwa yang dialami warga sekitar usaha batu bara, demi bisa mendapatkan listrik untuk seantero nusantara, terutama ungkapan gubernur setempat yang terlihat kurangnya empati terhadap para korban. Selain itu, dalam film ini juga disajikan cuplikan dari berbagai berita dan debat capres yang mengangkat isu tersebut, sehingga cukup terlihat aktual.

Debat Capres 2019 Terkait Isu Lingkungan - CNN Indonesia - Sexy Killers
Dok. CNN Indonesia
Tapi, sebagai audiens, kita juga jangan terlalu percaya sepenuhnya pada apa yang telah disajikan, seperti hal lainnya, selalu ada pro dan kontra. Saya juga beberapa kali sudah membaca pendapat teman-teman dan netizen mengenai film ini. Ada yang menyatakan jika pembangunan usaha batu bara juga cukup membantu perekonomian warga sekitar, dari pergantian biaya lahan yang digunakan, sampai penyediaan lowongan pekerjaan di sana. Tergantung dari jenis usaha batu bara mana, ia yang memiliki izin (legal) dan bertanggung jawab atau tidak (illegal). Baiknya sih, kita mencari fakta dan informasi lain yang bisa mendukung pandangan dan pikiran kita.

Sebagian besar yang telah menonton akan bertanya, jadi sebenarnya siapa yang harus disalahkan atau yang bertanggung jawab? Perusahaan? Pemerintah? atau Rakyat? Tentunya susah untuk menjawab ini, dan mungkin tidak akan ada yang bisa menjawabnya. Karena dalam film dokumenter ini pun, saya tidak bisa menemukan solusinya. Kalau pun ada, solusi tersebut tidak bisa langsung dilakukan dengan cepat, dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mewujudkannya. Semua butuh proses.

Tetapi mari jangan saling menyalahkan, ambil yang baik, buang yang buruk, dan mulai perbaiki saja dari hal kecil, juga dari diri sendiri. Seperti mulai menghemat penggunaan listrik dan selalu menjaga alam lingkungan sekitar. Jika menangani masalah yang kecil saja sulit, bagaimana mau menangani permasalahan yang besar?

Di samping itu semua, film Sexy Killers ini sangat patut diapresiasi. Terlebih prosesnya yang cukup lama, juga merupakan hasil karya anak bangsa. Tidak semua media bisa berani mengungkapkan dan menciptakan karya seperti ini. Bagi yang belum menonton, silahkan segera menonton di channel youtube Watchdoc Image, yang sebenarnya kita sudah bisa tau maksud ceritanya tanpa harus menyelesaikannya. Film dokumenter ini juga mampu membuka mata, pikiran bahkan hati kita.

4 komentar:

  1. Jujur belum liat videonya teh, nunggu hype nya turun dulu. Bahkan rekan saya bilang "saya khawatir kalo nonnon videv itu jadi kritis,"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik.
      Tapi kritis itu tidak selamanya buruk kok, kritis juga bisa buat kita lebih baik.

      Hapus
  2. aku nonton ini di minggu pertama pemutaran, nobar di kampus. yang menarik itu momennya pas pilpres dan bahas orang2 di balik bisnis batu bara itu. sejak nonton itu, jadi nonton film dokumenter watchdoc yang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makin seru sih kalo nonton bareng, apalagi lanjut dengan diskusi bersama tokoh yang tau mengenai ilmu itu. Jadi kita bisa ambil dari berbagai sudut pandang.

      Saya juga masih proses ngikutin film dokumenternya yang lain.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.