Menulis di Karyakarsa

Beberapa waktu lalu, saya sudah membuat dua tulisan di platform lain, yaitu Karyakarsa. Niat awalnya karena iseng, tapi mungkin jauh di dalam hati sepertinya saya mulai bosan dengan blog. Terlebih banyak kreatornya yang sudah pindah berkarya di tempat lain. Entah tetap menulis, atau memulai hal baru.


Media online di Indonesia sendiri dimulai oleh Majalah Tempo sekitar tahun 1996. Namun, pengguna blog di Indonesia mulai ramai rasanya diawali oleh Raditya Dika, yang berhasil membawa blognya menjadi sebuah buku dan film (correct me if i’m wrong). Sejak saat itu, banyak anak muda yang ingin mengikuti jejaknya. Namun, tentu banyak yang belum berhasil, karena perjuangannya tidak mudah. Begitupun dengan saya.

Mulai ngeblog karena melihat yang lain terlihat asik saat berhasil membuat tulisan di blog, dan bisa berinteraksi langsung dengan para pembaca. Namun, sekarang saya memutuskan ingin mencoba menulis di media lain. Meskipun masih perlu banyak belajar, tapi menulis adalah salah satu cara saya bisa mengeluarkan apa yang dirasakan, dipikirkan, atau berpendapat tentang suatu hal dengan cukup tenang. Selain itu, memutuskan untuk menulis di Karyakarsa adalah tindakan untuk bisa mengapresiasi diri sendiri lebih baik.

Mengapa harus Karyakarsa?
Karya (n) - hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan).
Karsa (n) - kehendak; niat.

Jujur, saya pun tidak bisa menjawabnya. Sebelumnya saya sangat yakin ingin menulis di Medium, tapi niat itu saya urungkan terlebih dahulu. Mungkin lain kali?

Namun, saya sudah lama mulai mencoba menulis di Community IDN Times, meskipun baru berhasil menerbitksan satu artikel, dan Wikipedia yang baru hanya menambahkan di tulisan orang lain sebelumnya.

Sebenarnya saya tidak begitu pandai menulis, bahkan mengarang. Tetapi, rasa penasaran mengalahkan saya. Sehingga, saat saya mencari tau segala pertanyaan yang ada, saya mencoba mengungkapkannya kembali dalam sebuah tulisan. Sekaligus sebagai cara bisa memahami pikiran sendiri. Mungkin hal itu pula yang akan sering saya berikan di Karyakarsa.

Namun, untuk ke depannya akan ada jenis konten seperti apa lagi saya belum bisa menjawabnya.
Bisa saja konten bernyanyi? Tentu tidak.

Selain itu, saya lihat di media ini lebih banyak yang menghasilkan karya tulis fiksi ber-genre romansa, dan itu bukan salah satu keahlian saya. Sempat ingin saya bahas juga masalah ini. Pengaruh membawa pendukung di luar Karyakarsa juga cukup mengganggu pikiran saya yang masih berkembang secara organik. Tetapi saya akan coba menjaring tulisan-tulisan terbaik yang layak untuk dipublikasikan.

Memang terlihat sulit, karena harus memulainya kembali dari awal dengan tantangan yang masih sama, yaitu konsistensi. Satu tantangan besar yang mainstream bagi para kreator. Namun, semoga saya bisa menghasilkan banyak tulisan, terutama yang bisa bermanfaat untuk orang lain.

Apa saja suka ga sukanya dari Karyakarsa?
Saya suka dengan konsepnya, yang membantu memfasilitasi para kreator Indonesia mendapatkan apresiasi yang lebih layak. Jenis konten pun tidak dibatasi, bisa dengan menulis, menggambar, membuat animasi atau desain grafis, membuat lagu, editing recipes, dan konten eksklusif lainnya, dengan beragam bentuk juga (jpeg, doc, pdf, dll). Penikmat juga bisa sangat mudah mendukung teman-teman kreator dengan beragam bonusnya.

Hal yang belum saya suka adalah dengan beberapa tampilannya. Meskipun terlihat sangat minimalis, tapi mungkin saya masih harus bisa menyesuaikan diri. Tetapi memang segala sesuatu itu tidak ada yang sempurna, selalu ada sisi pro dan kontra. Jadi, ini adalah sesuatu yang wajar.

Untuk waktu yang akan datang mungkin saya akan lebih sering menulis di Karyakarsa terlebih dahulu, juga IDN Times untuk beberapa tulisan feature. Bagaimana dengan blog ini? Mungkin akan ada waktu khususnya untuk diisi tulisan kembali.

Jika teman-teman memiliki kritik dan saran yang bisa membuat tulisan saya lebih baik, saya akan sangat senang menerimanya.

Dukung Hanna Ridha (@hannardh) di Karyakarsa yuk!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.