Hujan

Hujan..

Seperti yang kita semua tau, bulan Januari ini Indonesia dipenuhi dengan masalah banjir yang diakibatkan oleh turunnya hujan deras serta banyaknya saluran yang tidak bekerja dengan baik. Tidak hanya tahun 2014 saja, namun bencana banjir ini sudah lama dialami Jakarta (khusunya) sejak tahun-tahun sebelumnya. Tapi nyatanya tahun ini 'Banjir Melanda Negeri' yaitu tidak hanya Jakarta, melainkan Manado, dan kota-kota lainnya pun mengalaminya. Namun, kali ini saja tidak akan membahas tentang banjir lebih dalam tapi saya akan membahas tentang peristiwa hujan yang khas.

Pernah ga sih kalian merhatiin hujan? Oh iya kalo yang galau pasti sering lihat kali ya haha:p
Nah berawal dari cerita teman, saya membawa tema ini, karena katanya dia sangat senang dengan suasana hujan apalagi baunya. Bau? Hujan menghasilkan bau? Karena penasaran, maka dari itu saya mencoba mencari tau, tambah wawasan lagi kan. Sejak saat itu saya mulai browsing-browsing deh.

Sebelumnya apa sih arti hujan itu? Ada yang tau?

Nah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
 Hujan merupakan titik-titik air yg berjatuhan dari udara karena proses pendinginan, yang datang banyak-banyak.

Saya pernah merhatiin kalo turunnya air hujan itu miring, ada yang sama? Nah gini nih ya, air hujan yang kita lihat merupakan berkas titik air yang jatuh ke bumi. Air hujan itu turun secara tegak lurus, lantas kenapa kita pernah lihat air hujan itu jatuh secara miring? Kalo kalian ingin tau coba deh praktik-kan ini, saat kamu diam misalnya berteduh pasti melihat air hujan turun secara tegak lurus, namun ketika kamu bergerak jalan atau menaiki kendaraan niscaya airnya akan bergerak miring, apalagi ketika kecepatannya dinaikan, air hujan pun akan semakin miring. Pada hakikatnya, sebenarnya air hujan turun ke bumi akibat adanya gaya tarik bumi yang jatuhnya pasti tegak lurus.

Kemudian dengan bau yang dihasilkan saat hujan itu memang ada. Jadi prosesnya tuh muncul ketika hujan turun pertama kali, atau tiba-tiba mengguyur tanah yang sudah lama mengering, maka akan adanya bau yang khas yang biasa disebut dengan istilah Petrichor. Bau ini dihasilkan akibat adanya aktivitas bakteri Actinomycetes.

Bakteri ini hidup dan tumbuh di dalam kondisi tanah yang lembab, tapi mereka akan melepas sporanya ketika tanah mengering. Kemudian ketika tanah kering tersebut terkena air hujan, maka bau khas hujan akan tercium. Namun terkadang bau khas hujan yang dihasilkan ini dapat berbeda-beda, karena ditentukan oleh tingkat kelembaban suatu daerahnya. Bakteri ini pun dapat membantu proses pembentukan humus yang dapat menyuburkan tanah.

Nah gitu temen-temen, semoga artikel ini dapat membantu ya meskipun sedikit. Terus, apakah selain kedua hal tersebut masih ada peristiwa hujan yang khas lagi? Kalo kalian tau atau penasaran isi di kotak komentar aja ya! See you!

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Petrichor
http://science.howstuffworks.com/nature/climate-weather/atmospheric/question479.htm
http://tipedarah.tumblr.com/post/56590728008/bau-hujan-bau-apa-sih-itu-sebenarnya

6 komentar:

  1. Petrichor. Hmm terminologi baru nih. Makasih yak. :))
    Dan, seperti yang engkau bilang, sepertinya hujan 'yang terlihat miring' itu disebabkan oleh gaya dorong kita sewaktu berjalan. Hujan yang pada dasarnya jatuh tegak lurus ke bumi, seolah-olah menabrak kita kalo lagi naik motor/mobil. Padahal tidak, melainkan kita yang menabrakkan diri ke hujan. CMIIW

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar seperti ilusi ya :D oke samasama. makasih juga sudah mampir :)

      Hapus
  2. Nice info...
    Hmm tapi walaupun aku nggak lagi bergerak hujannya tetap miring kok. Sering aku lihat hujannya miring waktu mau nutup jendela rumah. Kupikir sih itu disebabkan oleh angin, kalau hujannya miring ke barat itu disebabkan angin dari timur dan sebaliknya. Hehe^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks!
      Yap, masuk logika juga sih.
      Hmm. Banyak yang harus digali lebih jauh yaa

      Hapus
  3. udah bertahun-tahun hujan tetep jadi hujan air sampai sekarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus bersyukur dong, kalo yang turun bukan air itu kan tidak sewajarnya, dan biasanya di Indonesia hal tersebut bisa dikaitkan dengan nilai mistis dsb.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.