Bisakah?
Tahun ini usia ku sudah semakin besar, tapi rasanya aku masih merasa ada yang kurang. Selain itu, banyak sekali yang selalu bertanya tentang itu, bahkan tak mengenal waktu. Sering sekali rasanya dulu aku bercerita dengan seseorang, tapi ia benar-benar tak mengerti.
Dipikir-pikir dulu aku tak seperti ini, bisa dibilang aku sangat cuek. Mungkin karena dulu aku sangat aktif dalam semua kegiatan. Mungkin juga karena usia ku kini, dan semakin besarnya hormon yang dihasilkan. Sampai-sampai tidak bisa dikendalikan sama sekali.
Terkadang hal ini pun menjadi sebuah masalah yang memiliki pro dan kontra. Seperti halnya masalah politik di negara kita ini. Beberapa orang menginginkannya, tapi adapun orang yang berpikir lebih baik tunggu saatnya tiba. Arrgh, aku benar-benar bingung mana yang terbaik.
Jujur, tanpa disadari aku sudah memulai melakukan hal yang sewajarnya dilakukan diusia ku. Tapi disamping itu aku tau, Tuhan telah menyiapkan yang terbaik untuk ku.
Aku hanya perlu bersabar.
Namun, apa daya jika aku selalu berdekatan dengan hal itu. Apa lagi mampu untuk bercengkrama setiap hari. Ingin rasanya mencoba memulainya melakukan sesuatu yang sewajarnya seperti yang lain.
Satu kunci lagi ialah, aku harus bisa mengatur waktuku sebaik-baiknya. Tentunya membuat tingkat prioritas di setiap aktivitas.
Oh iya aku baru ingat, besok mulai libur dari kegiatan wajib. Bisakah aku bersabar karena berjauhan dengan hal itu?
Woo! Cerita fiksi yang lain.
Menurut saya membuat cerita fiksi lebih sulit dibandingkan membuat cerita yang memang terjadi. Kita harus bisa berimajinasi dan memikirkan "apa yang akan terjadi setelah ini?"
Maka dari itu, saya masih belajar nih, dan lebih suka menyisipkan pesan yang tersirat. Dan.. mohon bantuannya barangkali ada kritik dan sarannya. Hehe, makasih.
Dipikir-pikir dulu aku tak seperti ini, bisa dibilang aku sangat cuek. Mungkin karena dulu aku sangat aktif dalam semua kegiatan. Mungkin juga karena usia ku kini, dan semakin besarnya hormon yang dihasilkan. Sampai-sampai tidak bisa dikendalikan sama sekali.
Terkadang hal ini pun menjadi sebuah masalah yang memiliki pro dan kontra. Seperti halnya masalah politik di negara kita ini. Beberapa orang menginginkannya, tapi adapun orang yang berpikir lebih baik tunggu saatnya tiba. Arrgh, aku benar-benar bingung mana yang terbaik.
Jujur, tanpa disadari aku sudah memulai melakukan hal yang sewajarnya dilakukan diusia ku. Tapi disamping itu aku tau, Tuhan telah menyiapkan yang terbaik untuk ku.
Aku hanya perlu bersabar.
Namun, apa daya jika aku selalu berdekatan dengan hal itu. Apa lagi mampu untuk bercengkrama setiap hari. Ingin rasanya mencoba memulainya melakukan sesuatu yang sewajarnya seperti yang lain.
Satu kunci lagi ialah, aku harus bisa mengatur waktuku sebaik-baiknya. Tentunya membuat tingkat prioritas di setiap aktivitas.
Oh iya aku baru ingat, besok mulai libur dari kegiatan wajib. Bisakah aku bersabar karena berjauhan dengan hal itu?
sumber |
*****
Woo! Cerita fiksi yang lain.
Menurut saya membuat cerita fiksi lebih sulit dibandingkan membuat cerita yang memang terjadi. Kita harus bisa berimajinasi dan memikirkan "apa yang akan terjadi setelah ini?"
Maka dari itu, saya masih belajar nih, dan lebih suka menyisipkan pesan yang tersirat. Dan.. mohon bantuannya barangkali ada kritik dan sarannya. Hehe, makasih.
bagus,
BalasHapusmenurutku ada yg kurang detail jadi ceritanya mengambang, apakah yg membaca juga di tuntut untuk berimajinasi juga, membayangkan hal-hal yang kurang jelas.
Haha iya memang, namanya juga flash fiction. Tapi itu masukan yang sangat berguna, makasih ya!
Hapuspasti bisa kalo berusaha :D
BalasHapusYoi! Terima kasih semangatnya \m/
HapusIni pasti bukan ada 'pesan yang tersirat', tapi 'curhat yang tersirat'. Huehehe. \:p/
BalasHapusPlis bang..
Hapus