Tak Ada Habisnya dengan Media Sosial
Di zaman sekarang ini sudah sewajarnya apabila hampir semua orang memiliki media sosial di dunia maya. Hal ini karena sangat bisa membantu dalam pekerjaan, dan lain sebagainya. Seperti hal lainnya, media sosial pun memiliki sisi positif dan negatif. Dari sisi positifnya sudah jelas, untuk mempermudah bersosialisasi tanpa perlu bertemu meskipun dalam jarak yang sangat jauh. Sisi negatifnya pun lumayan banyak.
sumber |
Tapi sejujurnya saya lebih menyukai dan merasa puas apabila bersosialisasi secara langsung face to face. Karena hal ini bisa meminimalisir kesalah pahaman, serta tujuan dari percakapannya bisa dapat langsung dipahami. Bahkan mungkin tujuan dari terciptanya media sosial ini jadi tabu karena sosialisasi di dunia nyata menjadi berkurang bahkan tidak terjadi sama sekali.
Bicara tentang kesalah pahaman, sering sekali rasanya masalah tersebut terjadi di media sosial. Entah dari hubungan pertemanan, permasalahan bisnis, dan lain sebagainya. Ya hal tersebut merupakan salah satu sisi negatifnya. Selain itu terkadang kesalah pahaman ini secara sengaja diciptakan, untuk dijadikan sebagai alat pengelak agar tidak dijadikan kambing hitam. Jadi misalnya, pada kenyataannya ia mengerti apa yang sedang dibicarakan dan menuju kemana, tetapi karena ada kekesalan akibat suatu hal ia berusaha mengelak bahwa itu bukan untuk menuju kearah sana. Hal inipun sangat berkaitan dengan kebohongan. Jadi secara langsung, media sosial dijadikan sebagai alat berlatih menjadi seorang pembohong.
Ada lagi nih yang sangat menonjol dari sisi negatifnya. Sudah jarang sekali rasanya di media sosial adanya sikap sopan terhadap sesama bahkan yang lebih tua. Mereka seakan merasa bebas untuk mengatakan apapun karena tidak ada yang melarang.
Hal ini pun diperburuk dengan apabila anak yang bisa dikatakan masih dibawah umur menggunakan media sosial. Bisa dikatakan mereka lebih unggul, pada usianya mereka sudah dibekali dengan gadget yang sangat canggih melebihi orang tuanya. Selain itu, meskipun saat mendaftar media sosial sudah ada batas umur, mereka tetap bisa mendaftar, ya itu karena mereka bisa memalsukan identitas dirinya masing-masing. Pernyataan ini pun dapat dikatakan bisa sangat berbahaya bagi anak di bawah umur yang menggunakannya, seperti video eksperimen yang dilakukan Coby Persin ini.
Anak-anak pada video di atas tadi memang mungkin senang mendapatkan teman baru, tapi hanya dalam waktu beberapa menit saja, dengan sangat mudahnya memberikan alamat rumah tanpa merasa takut dengan orang yang baru dikenalnya di media sosial. Apalagi anak muda di zaman sekarang, masa pubertasnya lebih cepat. Ya tentu hal ini dipengaruhi dari lingkungan sekitarnya.
Memang tidak salah apabila anak-anak diperkenalkan dengan teknologi, tapi hal tersebut harus selalu diawasi karena pada dasarnya sifat ingin tahunya cukup besar, yang bisa saja terjerumus pada hal yang buruk. Sebenarnya hal ini tidak hanya bisa terjadi pada anak dibawah umur saja, bisa saja terjadi pada orang yang seumuran bahkan lebih tua. Hakikatnya bahaya tidak mengenal umur.
Masih banyak rasanya mengenai hal-hal buruk yang bisa terjadi akibat maraknya penggunaan media sosial karena disalah gunakan. Begitupun sisi positifnya, tidak ada habisnya untuk membahas media sosial, karena ia pun ikut berkembang.
Saya sangat senang dengan seseorang yang bisa memanfaatkan media sosialnya digunakan sebagai alat untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dimilikinya, atau hanya sekedar memberitahu mengenai berita penting yang aktual kepada seluruh masyarakat di dunia.
Jadi, mari gunakan media sosial sebaik-baiknya dan selalu awasi serta mengingatkan keluarga, teman, atau orang disekitar kita.
*Postingan ini hanya untuk mengingatkan bahaya media sosial yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Semoga bermanfaat.
Duh si Deva begini banget lagi orangnya. *langsung tunjukin videonya* Thanks ya Hana! \(w)/
BalasHapusAh masa iya? Lumayan bahaya dong. Btw samasama kak Adi!
Hapus