Ucapan Doa atau Petaka?


Sudah sering rasanya mendengar perkataan bahwa "ucapan adalah do'a". Sebagian besar orang percaya akan hal itu, namun ada juga sebagian kecil yang tidak percaya dan hanya menganggap seperti angin belaka. Hal-hal kecil ternyata bisa mempengaruhi kehidupan kita ke depannya, terutama kekuatan kata-kata. Bahkan pernyataan tersebut sudah sempat dibuktikan oleh Dr. Masaru Emoto, seorang dokter dalam bidang kesehatan alternatif dan mengajar di salah satu universitas India.

Dr. Emoto bersama sahabatnya Mr. Ishibashi melakukan percobaan terhadap air, dengan landasan bahwa air dipercaya sebagai obat segala macam penyakit bagi banyak orang dan tidak (belum) ada yang mengetahui mengapa hal tersebut dapat terjadi. Ia melakukan percobaan pertama selama kurang lebih 8 bulan, dengan mengambil air dari beberapa lokasi yang kemudian di uji dalam cawan petri sebanyak 50 sample dan dimasukkan ke dalam pendingin dengan suhu -25 derajat celcius. Setelah 3 jam, semua sample di lihat secara miksroskopis. Pada awalnya ia tidak menemukan hasil, namun setelah beberapa lama sekitar 60 hari ia menemukan pembentukan seperti kristal (bentuk heksagonal) pada beberapa sample sesuai lokasinya, jika diambil dari tempat yang baik/bersih air yang telah dibekukan akan membentuk kristal yang indah, dan sebaliknya dengan lokasi air tercemar bentuknya tidak beraturan.

Tidak sampai disitu, mereka melakukan percobaan ke-2 dengan memperdengarkan air tersebut dengan beberapa jenis musik dan hasilnya pun mirip dengan sebelumnya. Musik indah berirama tenang seperti musik klasik menghasilkan bentuk kristal, dan musik berat sepeti jenis rock tak beraturan. Kemudian pada percobaan ke-3, air-air tersebut diberikan beberapa kata baik dan buruk, seperti thank you, hope, you fool, peace, you make me sick-I will kill you, love, dengan hasil yang sama. Hasil penelitiannya tersebut telah dijadikan beberapa buku, salah satunya Messages from Water (sudah di terjemahkan juga ke bahasa Indonesia) yang membuatnya fenomenal di dunia.

Namun, penelitian ini juga tak terlepas dari kritik beberapa peneliti lain. Salah satunya Ernst Braun yang mencoba melakukan hal sama, tetapi tidak mendapatkan hal yang serupa dengan Dr. Emoto sehingga penelitiannya menjadi kontroversial. Selain itu, dalam website Water Cluster Quackery menyebutkan penelitiannya sebagai ilmu sampah, dan ada yang menyebutkan penelitian Dr. Emoto tidak terlalu lengkap di publikasikan karena tidak adanya penjelasan mengenai kondisi lingkungan yang bisa berpengaruh dalam penelitiannya, ditambah ilmu yang diambil saat kuliah tidak sejalan yang lulus dengan bidang Hubungan Internasional di Yokohoma, Jepang (mulai belajar tentang air di 1990).

Terlepas dari hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa suatu kata-kata ataupun melaui musik dapat mempengaruhi air, dan tubuh manusia 90 persennya terdiri dari air. Jadi, Dr. Etomo menyatakan jika apa yang terjadi dalam penelitiannya ini memiliki kemiripan dengan keadaan pada manusia. Adapun menurut Law of Attraction (Hukum Tarik Menarik) menyatakan pikiran yang dibayangkan seseorang akan dikirimkan ke semesta dan secara magnetis pikiran akan menarik hal serupa dan kembali pada sumbernya, yaitu seseorang yang memikirkannya.

Tidak sampai disitu, saya juga melakukan suatu percobaan kecil dengan menggunakan nasi yang telah dimasak, dimana hal ini juga pertama dilakukan oleh ibu dan anak karena terinspirasi dari Dr. Emoto. Saya menyimpan nasi serupa (keaadan yang sama) ke dalam 3 toples, diberikan label kata-kata baik/membangun, kata-kata buruk, dan tanpa diberikan kata apapun yang disimpan kurang lebih 3 minggu sedangkan tanpa kata 1 minggu (percobaan menyusul). Hasilnya benar-benar persis mirip dengan yang dilakukan ibu dan anak tersebut.
 

Setelah 3 minggu berlalu, nasi dengan kata baik keadaannya seperti telah melalui fermentasi tapi tidak adanya kondisi buruk dengan aroma seperti ragi, sedangkan nasi dengan kata buruk terlihat membusuk (berwarna hitam) dengan aroma busuk  dan nasi tanpa kata ini bahkan lebih parah karena hanya dalam 1 minggu di salah satu bagian sudah terlihat menghitam (membusuk), yang menandakan ternyata tanpa perhatian (cuek) lebih menyakitkan dan buruk.


Tentu saya percaya akan kekuatan kata atau sebuah ucapan yang dilontarkan kita kepada diri sendiri ataupun orang sekitar. Seringkali manusia menilai orang seenaknya dari luar, padahal kita tidak tau pasti bagaimana kehidupan aslinya, apalagi di zaman sekarang dengan dunia digital yang semakin canggih dan orang-orang merasa lebih bebas berpendapat baik buruk terhadap seseorang ataupun suatu hal a.k.a netizen. Dukungan itu perlu, sehingga jika kita memang belum merasa sukses dan puas dalam keadaan kita, bukan sepenuhnya salah dari diri sendiri, mungkin saja kita masih berada di lingkungan yang belum tepat. Tentunya dengan usaha yang telah kita lakukan sekeras dan sebanyak mungkin.

Jadi, mulai dari sekarang ayo coba berusaha mengucapkan hal baik pada siapapun dan diri sendiri, karena bisa saja ucapan buruk mengantarkan diri sendri atau menjerumuskan orang ke sisi terburuknya (dark side).

7 komentar:

  1. ini beneran percobaannya?
    kereeeeen!! cuma dikasih tulisan di notes doang padahal ya

    klo tentang keunikan air yang membuat pola berbeda-beda ini, kayaknya gue udah pernah denger dulu banget deh. dan sepertinya memang hal ini bisa diterapkan ke kehidupan. dengan selalu berfikiran positif serta membayangkan hal-hal yang diinginkan, akan bisa tercapai.
    kayaknya gue bakalan perbanyak untuk berfikir positif dan mengurangi hal-hal negatif mulai sekarang dan seterusnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beneran dong!
      Luar biasa ya hasilnya bisa beda gitu?

      Memang alangkah baiknya perbanyak untuk berpikir positif dan kurangi negatif. Tapi melakukannya cukup sulit..

      Hapus
  2. Gila, sampai melakukan percobaan sendiri gitu. Keren~ Meskipun hanya kata-kata yang ditempel (tanpa diucapkan), tapi energi negatifnya betul-betul bisa berpengaruh, ya?

    Jadi inget zaman sekolah, orang yang paling takut maju ke depan ketika akan disuruh hafalan atau tes lisan, itu justru malah dipanggil duluan. Konon, karena dia memberikan energi paling besar dari ketakutannya itu. Lalu secara alam bawah sadar sang guru jadi fokusnya ke dia. Habis ini jadi pengin berpikir yang baik-baik terus. Agar semesta juga memberikan saya hal-hal baik. Ya, walaupun kadang khilaf juga ada negatifnya. Haha. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Abis penasaran sih hehe
      Yap tanpa disadari alam semesta sepertinya merespon energi yang dikeluarkan dari apapun.

      "Habis ini jadi pengin berpikir yang baik-baik terus". Percayalah pernyataan ini sudah sering kita dengar dimanapun, tapi ya itu sulit dilakukan sepenuhnya ya haha

      Hapus
  3. Greetings! I am glad you have finally added this submission! Hopefully, you'll post something else! I am satisfied with the contents you share!

    BalasHapus
  4. itu seriusan? beneran? barti berpikir negatif itu bukan cuma bad vibes aja ya, tapi bad effect juga....good job .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beneran dong, no hoax!
      Bahkan masih ada kok hasil eksperimennya, niatnya mau di update hasil fotonya tapi belum kesampaian aja, ga tahan sama baunya soalnya.

      Yap bisa dibilang berpikir negatif menghasilkan bad effect.
      Btw long time no see nih yog!

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.