Pecahkan Saja, Biar Ramai

Sekitar satu minggu yang lalu, saya mengalami hal tragis. Handphone jatuh seketika dari ketinggian kurang dari satu meter. Layar pelindungnya retak parah, meskipun ga kena LCD. Tetep aja sedih. Bermula dari tidak sinkronnya tangan sama otak. Mungkin otak udah ngira handphone di tempat benar untuk disimpan, sedangkan sebenernya belum sampai, dan tangan sudah tanggung melepaskan. "Taaaaakkkkk!!"

Alhasil saat itu di rumah lagi pada ada, kena marah daah.
"Dijatuhin mulu tuh HP, udah bosen?"
"Bukannya udah bosen, dikirain udah di tempatnya ternyata belum.."
"..."

Kemudian saya ambil HP yang udah tergeletak lemas di bawah dekat kaki.
"Wah beneran pecah, parah.."
Saya disini masih senyum aja karena ini udah kesekian kalinya jatuhin HP, sekaligus menghibur diri sebenernya. Padahal dalam hati berteriak, "tidaaaaaak!!"

Berhubung adik kuliah di elektro, dia punya kepekaan terhadap barang-barang kaya gini, lanjut nanya,
"Coba nyalain dulu"
"Mati, udah retak parah..," saya semakin lemas
"Iya coba nyalain dulu, masih bisa ga?"
Saya kasih HP ke dia.
"Nih masih bisa, yang kena cuma kaca pelindungnya ga sampai LCD," sambil menyerahkan HP. 
"Mending langsung benerin aja, takutnya nanti bakalan kena juga sampai LCD-nya"

Saat itu saya pasrah sekaligus bersyukur, karena handphone-nya sementara masih bisa dipakai. Memang baiknya seperti itu kan? Selalu bersyukur meskipun dalam hal terburuk, karena mungkin ada hikmahnya. Hikmah untuk mengurangi memainkan gawai misalnya.

Pecah kena Shield Captain America & Tinju Iron Man

Tapi sampai saat ini saya belum bawa handphone ke tukang service. Berhubung saya juga bukan tipe orang yang konsumtif, meskipun barang udah rusak tapi masih bisa dipakai, ya lanjut dipakai sebelum waktunya habis (ya emang sobat misqueen aja). Saya atasi aja deh seolah-olah retaknya kena Shield Captain America dan tinjunya Iron Man. Yaa namanya juga usaha..

--

Kejadian kaya gini udah sering terjadi, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya kalo ini udah kesekian kali. Meski yang terparah yang baru ini. Ingat pas akhir SMP, saya ga sengaja jatuhin HP di jalan, saat menunggu teman sama yang lain. Itupun ga sadar, seakan HP tergelincir aja dari tangan, layaknya perosotan. Kondisinya hampir terlindas roda kendaraan. Namun dengan sigap teman sebelah mengambil HP saya, dan saat itu saya masih senyum aja. Mungkin ngetawain diri sendiri juga yang ceroboh ini. HP-nya masih bisa dipake juga sampai pertengahan SMA. Alhamdulillah.

Setelah ganti, pernah juga pas SMA ga sengaja HP masuk kloset. Iya. Berhubung zaman itu sering nyimpen HP di saku baju, alhasil nyemplung ke kloset (tolong jangan bully saya). Saya cuma bilang itu HP masuk air doang, karena ya awkward aja ceritanya kan. Ini aja awkward. Beberapa hari saya simpan dulu, udah dipisahin antara casing, battery, sama SIM Card-nya. Setelah sekitar 2 minggu saya coba lagi nyalain, masih nyala dan bisa dipakai gengs! Canggih!

--

Entah ada apa dengan peristiwa itu semua. Tapi itu semua tetap merupakan kecelakaan, dan saya selalu berusaha 'senyumin aja'. Oh iya selain beberapa peristiwa di atas, masih ada cerita lain jatuhnya HP saya, namun yang udah dibahas itu yang terparah.

Selain itu, entah ada kekuatan apa di tangan saya, terkadang kekuatannya ga masuk akal. Kaya dulu saya ga sengaja mecahin lampu, yang awalnya mau dipindahin dari lampu belajar ke tempat penerangan di atas ruangan. Saya ingat sekali itu kagetnya gimana. Melihat kepingan-kepingan lampu di tangan sendiri. Layaknya tokoh yang baru menyadari kalo dia punya kekuatan super.

--

Itu beberapa peristiwa tragis yang sudah pernah terjadi, terutama berhubungan sama tangan sendiri. Ini sekedar pengalaman dan pengingat, agar tidak terjadi dan terulangi pada saya maupun yang lain. Sebelumnya saya juga ragu untuk mempublikasikan cerita ini, tapi semoga jadi pengingat atau ya sebagai penghibur kalian saja wahai para pembaca. Tolong jangan diikuti ya, ambil hikmah dan pesan baiknya aja. Jujur, padahal saya orangnya agak perfectionist, tapi kalo orangnya juga ceroboh, kaya ga sinkron. Sama kaya tangan dan otak yang terjadi seminggu lalu, dan membuat semuanya jadi ramai.
 

Dok. Film Ada Apa Dengan Cinta