Menulis atau Membaca?

Rasa senang akan mencurahkan isi pikiran atau terkadang perasaan melalui tulisan masih tetap ada. Sudah lumayan lama juga saya tidak bercengkrama di sini bersama kalian, eh tidak maksudnya menulis yang bisa dinikmati bersama para pembaca yang budiman. Beberapa waktu terakhir, mungkin masih, diri dilanda kebingungan akan tujuan hidup yang ingin dicapai. Weits, berat ya. Cuma mau sebutin aja kok.

Entah ada angin apa, tiba-tiba rasanya ingin serius masuk ke dunia tulis-menulis. Masih angan sih. Seringkali, biasanya saya menulis karena keinginan pribadi saja, mungkin yang lain pun memang demikian. Tapi, makin kesini saya jadi berpikir ingin menciptakan rasa senang yang tidak hanya dirasakan oleh sang penulis/pengarang saja, namun juga pada para pembaca. Salah satu sulitnya menjadi penulis yaitu harus konsisten. Hm.. mungkin banyak juga para blogger yang dulu sangat aktif, sekarang terbilang jarang menulis kembali. Jangankan kita, mereka yang dulu terkenal melalui blog pun lambat laun sudah beralih ke media sosial lain. Tak jarang jika seringkali menemukan ada yang sedikit menyinggung tentang kondisi dunia blogger saat ini yang lumayan sepi di kolom komentar para blogger.

Cara untuk menjaga agar tetap konsisten sepertinya saat ada ide muncul untuk menulis, langsung saja menulis. Karena jika tidak, semua hal itu akan hilang sebagian, dan feel atau rasanya sudah tidak ada. Tapi jika memang demikian, saya sangat salut dan kagum pada para penulis di luar sana. Termasuk kepada teman-teman blogger yang telah berhasil menerbitkan buku ataupun tulisannya pernah dimuat di media (baik digital maupun fisik). Mereka dapat menjaga cerita dan menghubungkan satu cerita ke cerita yang lain. Karena untuk membuat satu buah buku saja, membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Bahkan, menurut salah satu penulis Indonesia saat ia membagikan tips menulis, sebut saja Bung Fiersa, ia menyarankan untuk tidak memaksakan diri jika sudah stuck atau biasa penulis kenal writer's block saat membuat cerita/menulis, “simpan dulu tulisanmu jika sudah terkena writer's block, jika memaksakan nanti malah tulisannya menjadi buruk, lanjutkan ketika sudah lumayan lama (disebut juga pengendapan), dan lihat perkembangannya. Pasti kamu akan menemukan hal-hal yang menarik, karena dilakukan dengan pikiran yang masih segar.”

Dari diri sendiri sih, cara itu belum terlalu berhasil secara signifikan, tapi mungkin karena itu berlaku bagi penulis buku dengan ceritanya yang panjang. Sehingga, sebelum menulis, saya seringkali membaca beberapa tulisan, entah itu berita, puisi, cerita atau riset sekalipun untuk dapat sedikitnya menggugah saya dalam menulis. Pada akhirnya saya jadi tertarik untuk melakukan riset hal-hal yang menarik, terutama yang menyangkut dengan kepribadian diri sendiri. Seperti halnya saya ingin mencoba membahas mengenai, sebenarnya berapa besar kaitan antara menulis dan membaca? Apakah yang banyak membaca mampu menulis dengan lebih baik dari yang kurang membaca? Atau sebaliknya, yang suka menulis menjadi senang akan membaca? Menurut teman-teman bagaimana?


Oke, setelah saya mencari sedikit informasi, berhubung cukup sulit mencari yang sifatnya umum (kebanyakan penelitian dalam metode pengajaran dan pembelajaran), ternyata menulis dan membaca sangat erat kaitannya bahkan tak dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut memang berbeda, namun juga mirip/identik. Dari perbedaannya, membaca merupakan suatu kegiatan dalam mencari dan mendapatkan informasi, juga dituntut untuk paham apa yang diinginkan penulis. Sedangkan menulis itu kebalikannya, yaitu suatu kegiatan untuk menciptakan suatu tulisan sesuai kebutuhan agar dipahami baik oleh pembaca.

Biasanya, menulis membutuhkan lebih banyak waktu karena perlu menentukan awalan dan akhir tulisan, belum lagi proses memulai dan berlanjut ke proses editing-nya. Sehingga, mungkin bisa dikatakan untuk bisa menulis, tidak hanya keterampilan menulis saja yang dibutuhkan, tetapi keterampilan membaca juga (biasanya terkait dari melakukan revisi beberapa kali). Namun, untuk membaca tidak harus memiliki keterampilan untuk menulis.

Kemudian mengenai pertanyaan yang saya sebutkan sebelumnya, orang yang banyak membaca mampu menulis dengan lebih baik? Jawabannya tentu iya, karena mereka menulis dengan didasari beragam macam informasi dan pengetahuan, baik dari konten ataupun penyusunan kata/kalimat (itupun jika dilakukan dengan serius), sedangkan seseorang yang dapat menulis namun jarang membaca mungkin tulisannya tidak terlalu berkembang, dan biasanya mengacu pada karangan atau sebatas pengalaman.

Untuk pertanyaan selanjutnya, yang suka menulis menjadi senang akan membaca? Jawabannya bisa iya atau tidak, iya bagi mereka yang ingin mengembangkan keterampilannya lebih baik atau untuk membandingkan tulisannya dengan penulis lain, tidak bagi mereka yang biasanya hanya senang menulis terbatas akan pengalamannya sendiri.

Selanjutnya sedikit saya bahas pengaruhnya antara satu sama lain, berdasarkan penelitian Tavares, R.R.

Pengaruh Membaca pada Menulis dan Konten:
  1. Membaca akan menetukan jenis tulisan yang akan ditulis ke depannya. Baik dari topik yang dipilih, jenis tulisan, bahkan kosa kata yang digunakan.
  2. Penulis akan memanfaatkan bacaan, seperti untuk membandingkan gaya mereka dengan gaya penulis lain (yang saya sebutkan sebelumnya), atau mengevaluasi argumen mereka.

Pengaruh Menulis pada Membaca dan Konten:
  1. Biasanya akan berpengaruh pada penulis saat ingin meneliti suatu topik, mengembangkan konsep, atau sekadar ingin mengembangkan teks mereka. Seperti yang saya lakukan sekarang, untuk melakukan riset dalam mencari suatu topik hubungan membaca dan menulis.
  2. Menulis akan meningkatkan kualitas membaca. Biasanya hal ini dilakukan saat melakukan ulasan terhadap suatu bacaan, dan bagian ini juga sepertinya berfungsi untuk mengembangkan tulisan. Misalnya setelah membaca, ingin membagikan pandangannya terhadap hal itu, kemudian untuk mendukung tulisannya ia akan mencari bacaan lain.
Penelitian selengkapnya bisa teman-teman baca di sini:

Kemudian muncul pertanyaan baru nih, jadi sebenarnya lebih penting membaca atau menulis? atau bahkan keduanya penting karena kaitannya sangat erat? Tentu saya menemukan beragam opini. Mari kita bahas satu-satu.

Opini 1 : Membaca Lebih Penting daripada Menulis
Ada yang mengatakan jika membaca adalah keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai jika ingin menjadi mahir dalam semua aspeknya. Membaca mengajarkan banyak aspek yang kemudian akan berguna dalam menulis. Tanpa membaca, seorang penulis tidak akan tahu bagaimana dan di mana menggunakan kata-kata serta bagaimana kalimat dibentuk. Tanpa membaca, seorang penulis akan benar-benar tidak berdaya, bahkan jika mereka memiliki alat yang mereka butuhkan, mereka tidak akan memiliki pengetahuan untuk mempraktikkannya.

Anggapan lainnya dari penulis ternama yaitu Stephen King yang menyatakan, "sulit bagi saya untuk percaya bahwa orang yang membaca sangat sedikit (atau tidak sama sekali dalam beberapa kasus) harus berasumsi untuk menulis dan berharap orang akan membacanya. Jika Anda tidak punya waktu untuk membaca, Anda tidak punya waktu (atau alat) untuk menulis. Sesederhana itu. Membaca adalah pusat kreatif kehidupan penulis."

Opini 2 : Menulis Lebih Penting daripada Membaca
Ini yang menarik. Ternyata ada juga yang lebih memilih menulis dibandingkan membaca. Ungkapan dari Aditya Praba yang mengatakan, jika membaca itu penting. Ini memberi Anda ide-ide baru, pengetahuan. Tapi membaca itu malas. Sangat mudah dibaca dan dilupakan atau tidak mengambil tindakan apa pun. Namun, jika Anda ingin tumbuh, memperbaiki diri dan cara berkomunikasi, atau meningkatkan cara berpikir, Anda perlu menulis. Menulis membutuhkan persiapan dan upaya. Menulis membutuhkan keberanian untuk mempublikasikan ide dan pendapat Anda. Selain itu, dengan menulis Anda dapat menghargai apa yang dibaca dengan lebih baik.


Opini 3 : Baik Membaca maupun Menulis sama-sama Penting
Ada anggapan jika membaca dan menulis adalah duo yang dinamis, karena keduanya melibatkan pemikiran. Menulis sering menentukan apa yang harus dibaca untuk memicu tulisan, karena biasanya tanpa sadar lebih banyak melakukan penelitian, yang berarti lebih banyak membaca untuk membuat tulisan lebih baik.

Menurut saya sendiri mungkin yang paling banyak memiliki andil adalah membaca, karena kita dapat mengetahui segala macam informasi dari membaca. Namun, pada intinya saya beranggapan jika membaca dan menulis itu sama pentingnya karena hubungannya yang sangat erat dan saling melengkapi. Semua opini tersebut tidak ada yang salah ataupun benar, baik atau buruk, dan jawaban yang akan kita dapatkan selalu bersifat subjektif.

Nah, bagaimana dengan pendapat teman-teman? Kalian tim opini mana?
Semoga tulisan ini juga bisa bermanfaat bagi kita semua, and correct me if I'm wrong yap! Terima kasih, terutama sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca tulisan ini. Niatnya cuma mau hubungin sedikit sih, eh pembahasannya jadi banyak :p

*Sebagian besar opini/anggapan yang saya sebutkan merupakan jawaban-jawaban di Quora :)

6 komentar:

  1. Akuu opini yang mana yaa. Bingung juga sih. Hehehe. Kayaknya sih itu mirip sama kurva permintaan dan penawaran di pasar bebas deh. Bakal saling ngasih tahu titik temunya ketika "menulis udah bikin lelah" atau "membaca udah bikin gemes". Hehehe. *lho kok ini malah jadi pelajaran banget ya? :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iya bener juga.
      Jadi inget jam kuliah ekonomi deh~

      Hapus
  2. Kayaknya saya tim membaca yang lebih penting. Pengin banget selama ini hanya membaca tulisan-tulisan orang, tapi anehnya masih butuh menulis. Namun, saya rasa itu efek dari kegiatan membaca. Kita jadi dapet ide setelah membaca. Misalnya, ada hal-hal yang relevan dengan tulisan itu, sehingga pengin bikin yang serupa dengan sudut pandang berbeda. Atau seringnya dibuat ide baru pake metode "what if". Hahaha. Bahkan orang yang enggak menulis fiksi pun, kemungkinan bakalan jadi pengulas atau kritikus. Keduanya emang susah dipisahkan, sih. Lama-lama berubah jadi opini nomor tiga.

    BalasHapus
  3. Halo kak Hanna. Salam kenal, aku Anggi. Aku umur 16thn, aku mulai tertarik tetntang 'tulis menulis' dan 'membaca' cerita. Aku udah mulai membuat cerita di Wattpad, ya vote nya masih sedikit sekitra 100an dan aku mau berjuang agar banyak yang tertarik sama cerita ku. Dan setelah aku baca beberapa blog kak Hanna, aku tertarik sama blog. Boleh bantu aku giman cara biar bisa bikin blog? aku bingung soalnya hehe. Terimakasih, maaf menggangu sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Anggi! :)
      Bagus dong sudah mulai menulis, bahkan sudah dipublikasikan di Wattpad. Sebenarnya kalau suka menulis, tinggal lakukan saja tanpa harus terpengaruh sama jumlah yang menyukai, intinya jangan pernah berhenti berkarya ya.

      Boleh tau ga di Wattpad ceritanya tentang apa? Kalau sempat saya ingin baca juga.
      Kalau masalah blog, kamu bisa buat langsung kok secara gratis, kecuali ingin membuat link dengan nama khusus. Tinggal pilih mau pake platform yang mana, yang kamu sukai, selebihnya bisa coba cari infonya dengan browsing deh. Kalau ada yang mau ditanyain lagi boleh hubungi via email aja ya, nanti saya usahakan balas.

      Satu lagi, terima kasih atas apresiasi dan kunjungannya ya. Mean a lot to me :)

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.