Kegiatan Saat Ramadhan dan Lebaran

Kegiatan Saat Ramadhan dan Lebaran - ridhannaa.blogspot.com
Halo, baru bisa kembali menyempatkan lagi menulis, atau mungkin tubuh dan pikirannya baru bisa diajak kerjasama kembali. Bagaimana kabar kalian sendiri teman-teman? Semoga baik ya, dan yang kurang baik semoga lekas membaik kembali. Oh iya, sebelumnya Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan dan Mohon Maaf Lahir Batin.

Biasanya dimomen Ramadhan saya ikut membantu bekerja produksi kue kering di usaha kecil keluarga selagi bisa, ini tahun ketiga (di samping kegiatan beribadah ya). Kebanyakan konsumennya yang mengikuti paket dan telah menabung selama beberapa bulan sebelumnya. Pembelian langsung juga diperbolehkan.
Kue Kering Produksi Sendiri (hand made)

Kemudian produksi kue ini sempat diberikan waktu istirahat selama beberapa hari. Namun, ternyata tubuh sendiri kelelahan tak menentu, antara demam yang naik turun dan flu, hampir memakan waktu beberapa minggu. Sempat ingin memeriksakannya ke dokter tapi niat itu selalu urung untuk dilakukan. Hingga kembali untuk membantu produksi kue, dengan porsi yang sedikit dikurangi, dan tibalah hari raya idul fitri.

Sebenarnya peristiwa seperti ini bukan pertama kalinya bagi saya. Disaat hari libur seringkali kesehatan drop, terutama saat masa sekolah. Seakan waktu libur harus benar-benar digunakan untuk beristirahat total. Kayanya ga bisa diajak lelah ini anak, tapi sayangnya anaknya suka sama hal-hal petualangan.

Tahun ini saya memutuskan untuk ikut mudik ke Jogja, kampung halaman Bapak setelah sekian lamanya, sehingga rasanya awkward untuk menemui kerabat di sana. Kami berdua memutuskan untuk berangkat disore hari pas lebaran (5/6) dari Bandung, menggunakan bus. 

Seperti yang diketahui, menuju Jogja tidak ada jalur tol khusus, karena Sultan menolaknya dan menginginkan kesejahteraan rakyatnya. Bisa sih lewat tol tapi lebih jauh, harus melalui Semarang terlebih dahulu. Tapi untuk nanti, akan ada Bandara Internasional baru yang dibuka di daerah Kulon Progo. Lebih dekat dengan tempat tinggal, yang jelas biayanya lebih mahal.

Bandara Internasional Angkasa Pura I, Kulon Progo Yogyakarta
Bandara Internasional Angkasa Pura I, Kulon Progo Yogyakarta
Tibalah di kota kaya seni budaya tersebut sekitar pukul 7 pagi, tepatnya di daerah Kabupaten Kulon Progo. Udara sejuk minim polusi sudah saya rasakan. Terlebih tempatnya memang bukan di bagian kota, sehingga masih banyak lahan hijau.

Tugu Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta
Tugu Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta
Setibanya di sana waktu digunakan untuk beristirahat, dilanjut sore diajak ke gunung. Bukan untuk rekreasi, tapi untuk mengunjungi beberapa kerabat. Salut juga sih di sana masih banyak lansia yang kuat naik turun gunung atau bekerja di sawah, dalam hati bergumam “aku ingin seperti mereka, masih cukup kuat diusia yang sudah tidak muda”.

Lansia Kuat Naik Turun Gunung, Jogja

Saya juga mencicipi makanan khas Jogja yang hanya bisa ditemui di sana. Beberapa diantaranya, ada geblek (terkesan kasar ya), kalau di Bandung namanya cireng. Meskipun makanan ini bisa ditemukan selain di Jogja, namun katanya geblek ini makanan khas Kulon Progo. Bedanya bentuknya lebih seperti donat kecil atau angka 8. Bahkan sudah ada produk yang hanya tinggal kita goreng saja.

Selain geblek, saya mencoba tempe bacem khas Jogja. Sebenarnya pas terakhir kesana sudah pernah makan, cuma untuk memastikan rasanya kembali saya coba lagi. Kenyataannya dari dulu saya tidak terlalu suka dengan olahan tempe ini, yang beda sekali pengolahan dan rasanya jika dibandingkan di tempat lain yang lebih manis dan berwarna cokelat terang. Jenis yang saya coba ini sepertinya bukan jenis yang digoreng.
Makanan Khas Jogja, Geblek & Tempe Bacem
Makanan khas Yogyakarta, Geblek dan Tempe Bacem
Makanan selanjutnya sama seperti tempe, sudah sempat mencobanya, yaitu bakmie. Penampakannya sama seperti mie-mie lain. Bedanya, makannya dengan cara dilumuri sambal agak cair dan makan menggunakan tangan. Dulu terakhir saya membelinya dalam porsi kecil dengan dibungkus daun pisang, kalau zaman sekarang mungkin kemasannya sudah agak berbeda.

Satu lagi, sepertinya saya tidak tau ini termasuk makanan khas atau bukan. Cuma penampakannya donat kecil berwarna dengan dilumuri tepung gula, tetapi teksturnya kering mirip keripik. Ya karena saya belum pernah makan, saya coba deh meski tanpa tau itu nama makanannya apa.

Makanan Khas Jogja, Donat Kering Tepung Gula

Mungkin itu beberapa makanan yang saya coba di sana, selain yang sudah sering diketahui orang banyak seperti bakpia, lanting, jenang yang biasa dibeli sebagai buah tangan (oleh-oleh).

Kemudian, besoknya dilanjut deh dengan beli tiket pulang, takut kehabisan dan benar saja. Memang terkesan singkat sih. Niat pulang sabtu, menjadi minggu, itupun menggunakan bus dari agen tambahan. Meski ada rasa kecewa, sedikit terobati dengan berpergian bersama keluarga esoknya.

Lebih ke main air sih, di Pantai Glagah Indah dan Bendungan (Waduk) Sermo, diakhiri makan bersama. Seru. Tidak seperti destinasi wisata di kota, yang akan penuh dihari libur dan terbilang mahal. Tepatnya di daerah Kulon Progo kita masih bisa leluasa bergerak dengan biaya murah. Mungkin saya akan menceritakan bagian ini di tulisan selanjutnya, agar tidak terlalu panjang.

Minggunya menyempatkan ke kota naik motor, untuk sekedar membeli buah tangan. Menurut nenek saya, bagi yang berpergian jauh disarankan memang membeli buah tangan. Bukan karena berharap, tetapi mitosnya hal itu untuk menghapus tindakan tidak baik yang tidak sadar dilakukan di sana dengan membagikan buah tangan. Sejujurnya, saya juga baru tau. Kemudian, sorenya kami sudah dalam perjalanan pulang menuju Bandung dan tiba hari Senin jam 8 pagi.

Toko Bakpia 75, Yogyakarta
Toko Bakpia 75, Yogyakarta
Yap, sekian dulu ceritanya di sini, mengenai beberapa kegiatan saya saat Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Ada suka maupun duka. Tak jarang sempat beberapa kerabat khawatir dengan kondisi kesehatan saya yang memutuskan ikut mudik. Tapi bersyukur masih bisa diberikan kesehatan yang baik. Sepertinya obat terbaik memang berkumpul bersama orang terkasih, misalnya keluarga. Sehingga rasa sakit yang dirasakan seakan hilang.

Selain itu, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan masih bisa bertemu bulan Ramadhan tahun-tahun berikutnya ya, aamiin. Dan selamat beraktivitas kembali. Satu lagi, jika ada yang memang tinggal di sana dan saya menyampaikan beberapa yang salah, silahkan dikoreksi ya. Terima kasih.

6 komentar:

  1. Sumpah, di foto itu enggak ada yang saya tahu makanannya, kecuali buah pisang dan kopi. Wahaha. Cireng atau geblek yang kayak angka 8 kirain sejenis lanting, ternyata beda toh. Jenang itu yang mana, sih? Ya Allah, lupa. Perlu googling dulu. Ingetnya malah wingko sama geplak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan kopi, itu teh loh.
      Kalau lanting lebih kaya keripik gitu kan, sedangkan cireng/geblek agak kenyal. Nah kalau jenang seperti dodol, itu pun ada jenis yang pakai kacang atau pakai daun kelapa (namanya clorot). Wingko mah khas Semarang. Eh tapi pokoknya semuanya makanan khas dari Jawa Tengah, ga tau kalo asli asalnya dari daerah mananya.

      Ku suka deh bahas-bahas makanan tradisional daerah Indonesia, apalagi makannya~

      Hapus
  2. Berarti kalau ada yang ngomong "Geblek kamu!" maksudnya aku enak kali yaaa. Alhamdulillah bisa khusnudzon berkat tulisan ini haha

    Seru yaaa, lebarannya di Jogja. Jogja emang selalu bikin kangen :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha bisa aja 😄
      Lebaran di mana aja kayanya seru, kalo suasananya hangat.

      Hapus
  3. Selamat Lebaran mbak, mohon maaf lahir dan bathin.
    Btw kalau Yogya banyak sekali kuliner yg enak2 ya, jadi kangen pengin main ke Kulon Progo lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Selamat lebaran juga.

      Iya banyak ya, beragam.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.