Berburu Buku di Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019


Big Bad Wolf (BBW) Book Sale adalah acara pameran buku terbesar di dunia, yang awal mulanya diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2009 selama 5 hari, sebagai acara cuci gudang berbagai jenis buku. Penggagas acara ini adalah Andrew Yap dan istrinya Jacqueline Ng., sekaligus sebagai pendiri BookXcess yang juga menjadi sumber produk buku BBW.

BookXcess ini sendiri adalah toko buku online Malaysia dengan produk buku berlebih atau sisa dari distributor internasional. Tujuan pendiriannya sama dengan pelaksanaan acara BBW, yaitu untuk meningkatkan minat baca dan memudahkan masyarakat mendapatkan (akses) buku dengan harga yang lebih murah dengan adanya potongan harga (diskon) hingga 80%.

Kebanyakan orang tidak mengetahui pemilihan nama Big Bad Wolf dalam pameran buku ini, begitupun dengan saya. Namun, ternyata Big Bad Wolf ini dianalogikan sebagai teman baik para pembaca yang diambil dari cerita anak Red Riding Hood. Bedanya, ia memakan sebagian harga buku, sehingga memiliki misi untuk membawa buku terbaik dengan harga terendah, tetapi tetap dengan kualitas terbaik. Tempat acaranya seringkali disebut sebagai “sarang serigala” yang penuh dengan buku. Begitupun dengan para pengunjungnya disebut "wolfies".

Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019

Acara ini sudah beberapa kali diadakan di Indonesia, terutama di Jakarta dan Surabaya, kemudian Medan, dan kali ini giliran Bandung, yang selanjutnya berencana menuju Yogyakarta. Sedangkan negara yang sudah dikunjungi BBW selain Malaysia dan Indonesia, adalah Myanmar, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Arab Saudi, dan sedang diadakan di Korea Selatan untuk pertama kalinya juga.

BBW Bandung, dilaksanakan di Mason Pine Hotel, Kota Baru Parahyangan dari tanggal 28 Juni – 08 Juli 2019 selama 24 jam penuh. Sehari sebelumnya diadakan juga Preview Pass, bagi mereka yang terpilih dan beruntung sebagai member BBW ataupun BCA. Keuntungannya bisa duluan dan lebih leluasa berburu buku yang masih tertata rapi.

Sebenarnya lokasi tempatnya bukan benar-benar ada di kota Bandung, tapi di Padalarang, seperti halnya pelaksanaan di Jakarta yang sebenarnya di Tanggerang, mungkin agar terkesan lebih familiar. Tentunya dengan pemilihan lokasi yang tidak terlalu jauh seperti tempat sebelumnya, saya sangat antusias dan meluangkan waktu untuk datang ke BBW Bandung. Tepatnya hari Minggu 30/6 (hari ke-3 pelaksanaan) dan hari Jum’at 5/7 (hari ke-8 pelaksanaan).

Saat pertama kali ke sana, saya sampai sekitar jam 9 pagi di lokasi. Tetapi antrian masuk sudah panjang dan dengan sabar harus menunggu hingga 30 menit untuk giliran masuk. Berbeda dengan saat berkunjung kedua kali, saya tidak harus antri terlebih dahulu karena suasananya yang lebih sepi dibandingkan weekend.

penampakan antrian panjang menuju pintu masuk BBW Bandung
Bagi pengunjung yang membawa anak balita, ibu hamil ataupun lansia diperbolehkan masuk terlebih dahulu. Keamanan di sana juga cukup ketat. Sebelum masuk, tas diperiksa terlebih dahulu, begitupun saat keluar diperiksa jumlah belanjaan dengan struknya.

Saat di dalam pameran, sudah tersedia buku-buku yang ditata berdasarkan kategorinya masing-masing. Beberapa diantaranya, ada buku anak, fiksi, non-fiksi, referensi, jurnal, dll. Mengingat tujuan pelaksanaan ini meningkatkan minat baca dari usia dini, BBW lebih banyak menyediakan buku anak dibandingkan dengan yang lain, mungkin hampir sekitar 50%-nya. Terlebih buku anak adalah buku paling laris.

Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019 - #2

Saya sendiri hanya membeli 3 buku saja dari sana, bukan karena tidak tertarik, tapi kali ini lebih bisa mengontrol diri hehe, yaitu;
  1. “Why Headless Chicken Run” karya Michael Cox, terbitan Schoolastic (kebetulan saat itu saya sedang membaca info mengenai ini, eh ada buku yang sedikit membahasnya).
  2. “Crossroad”  karya Rossa Indah, terbitan Qanita.
  3. “3 Tahun (Three Years)”  karya Anton Chekov  yang sudah diterjemahkan Sapardi Djoko Damono, terbitan Bentang Pustaka (didapatkan di tempat yang bukan kategorinya, mungkin ada yang tidak jadi membelinya, sekaligus ingin tau hasil terjemahan Bapak Sapardi).
Ketiga buku tersebut sejujurnya bukan wishlist saya, karena kebanyakan sudah habis termasuk sound books, padahal masih hari ke-3 pelaksanaan. Informasi mengenai ketersediaan dan tempat buku yang diinginkan bisa ditanyakan langsung ke crew BBW di sana, atau menuju customer service yang siap sedia melayani para pengunjung.

Sebenarnya banyak sekali buku bagus, dan saya memutuskan membeli satu saja yang berbahasa asing, meskipun 80% buku di sana adalah buku impor (internasional). Takut proses membacanya lama, terlebih jika terdapat banyak bahasa ilmiah yang sulit dipahami. Oh iya, dari tahun ke tahun, kebanyakan buku Bahasa Indonesia di BBW adalah terbitan dari Mizan Group.

Di samping itu, saya juga membuka jasa titip bagi kerabat sendiri. Kalau buka jastip bagi banyak orang kayanya belum sanggup deh. Saya juga berhasil mendapatkan hadiah voucher 150k dan totebag dari Taylor Fine Goods (TFG), karena ikut lomba foto #BarbukBBWBandung2019 di Instagram, padahal cuma iseng. Alhamdulillah bisa sedikit menghemat pengeluaran. Hadiah utamanya sendiri adalah lemari penuh dengan buku yang bisa dipilih sendiri! Mantap. Saya juga dapat voucher 50k dari lomba konten di Instagram Story, tapi saya relakan saja karena harus ke luar kota.

Hadiah lomba foto BBW Bandung 2019 - Voucher 150k & Totebag TFG
rezeki bisa datang dari mana saja..
Ada pula potongan harga bagi member BBW untuk beberapa buku tertentu. Apabila melakukan pembayaran dengan menggunakan BCA pun mendapatkan potongan harga lagi, berhubung kali ini BBW bekerja sama dengan Bank BCA. Banyak banget ya diskonnya. Kemudian, jika jumlah belanjaannya lebih dari 500k, akan mendapatkan voucher BookXcess sebesar 30% yang berlaku hingga akhir tahun 2019.

totebag TFG & voucher BookXcess hadiah dari BBW Bandung
Mungkin bagi teman-teman yang sudah pernah berkunjung ke BBW sebelumnya, merasa jika BBW Bandung tempatnya lebih kecil. Namun, menurut saya ini juga besar, karena setelah di ruangan pertama selesai, saat hendak membayar ternyata masih disediakan lagi beberapa meja berisi buku lain di ruangan setelahnya.

Big Bad Wolf (BBW) Bandung 2019 - #3
masih ada area penyediaan buku lainnya
Selain itu, ada juga stand khusus untuk menyumbangkan buku dari Red Readerhood. Kemudian, disediakan beberapa produk untuk kenang-kenangan acara BBW, seperti pin, magnet lemari pendingin ataupun kaos dll. Ada juga kawasan food court di luar hotel yang bisa menghilangkan rasa lapar dan haus setelah seru-seruan berburu buku di BBW.

area food court di BBW Bandung
Oh iya, ada juga yang menyediakan photobooth 180⁰ di BBW Bandung, dengan background gambar IPTEK di Kota Baru Parahyangan. Saya juga sempat berpartisipasi. Tidak dipungut biaya sama sekali, hanya tinggal mendaftar dengan mengisi data pribadi. Hasilnya dikirim ke e-mail, kemudian bisa diunggah ke media sosial dan berkesempatan mendapatkan kembali voucher salon, foto dll., sebesar 100k.

Photobooth 180 derajat di BBW Bandung 2019
alat tukar untuk foto 180⁰ di BBW Bandung

tim fotografer photobooth 180⁰ di BBW Bandung
Melihat besarnya antusias dan banyaknya pengunjung ke BBW, saya sempat mempertanyakan minat baca masyarakat Indonesia itu sebenarnya bagaimana. Seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, survei Indonesia sendiri berada di tingkat yang memprihatinkan. Berbeda dengan kondisi yang memperlihatkan ramainya pengunjung ke BBW, pameran buku terbesar di dunia.

Apakah mereka yang datang itu benar-benar suka membaca atau tidak. Saya tidak tau. Bisa saja mereka adalah kolektor buku, hobi menimbun buku, atau sekadar membeli untuk dijual kembali, atau bisa juga datang hanya ingin meramaikan dan ingin tau kondisi acaranya, dilanjut menginformasikan segalanya ke media sosial pribadi. Sekali lagi saya tidak tau, itu hanya dugaan saja.

Tetapi saya sangat berharap sekali jika minat membaca masyarakat Indonesia benar-benar meningkat dari sebelumnya. Saya juga sangat senang dengan para orangtua yang membawa dan membelikan anak-anaknya buku, sebagai upaya memperkenalkannya menyukai membaca sejak dini.

Harapannya semoga acara seperti BBW ini akan kembali dilaksanakan, terutama di Bandung, begitupun dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Tentunya dengan pelaksanaan, inovasi dan produk yang lebih menarik dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

NB:
Tips bagi teman-teman yang akan ke acara BBW selanjutnya, alangkah lebih baik datang lebih pagi atau waktu yang kira-kira pengunjungnya cukup sepi, juga menggunakan pakaian senyaman mungkin. Selain itu, isi perutmu terlebih dahulu atau membawa bekal makanan & minuman, karena tak terasa akan menghabiskan waktu seharian agar bisa menjajaki seluruh area BBW. Satu lagi, siapkan daftar buku yang ingin dibeli, dan batasi budget agar tidak boros. Semoga membantu.

2 komentar:

  1. Wah pasti seru nih kalau ada di daerah saya, pameran buku lokalan saja bisa bawa pulang 10 buku lebih hahaa apalagi pameran beskala internasional, yang penting buku yang dicari ada, kalau ga ada paling cuma 2 saja heheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pameran lokal aja saya bisa beli buku banyak, tapi sepertinya pas ini kehabisan dan lagi ga mau susah hehe.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.